Part 25

83 20 10
                                    

"Bagaimana?"

"Apanya?"

"Hubunganmu dengan Camellia. Apa sudah ada perkembangan setelah melakukan pendekatan lagi?"

Evan mengedikkan bahu sambil menatap Paul yang duduk di kursi tamu depan meja kerjanya. Selama sebulanan ini, ia sudah berusaha mendekati Camellia. Tapi, perempuan itu masih terus menghindar. Padahal ia sudah berusaha menurunkan ego, menurunkan temperamentalnya, dan berniat akan memperbaiki diri.

"Makanya, jadi laki-laki itu jangan ngejelekin mantan di sosial media. Sekarang susah, 'kan? Kalau mau ngajak balikan," cecar Paul sambil menatap remeh adiknya.

"Kak, daripada banyak omong, mending cariin solusi lain. Bagaimana caranya aku bisa ngedapetin Camellia lagi dari tangan Leofric."

"Pikir sendiri." Paul merasa tak acuh.

"Jangan lupa daratan deh. Kamu juga dulu lebih brengsek dari aku. Suka nyakitin istrimu pas masih pacaran, bahkan sering nyelingkuhin dan main sama perempuan lain." Evan mengingatkan kelakuan kakaknya yang seumuran dengan Leofric itu. Saat masih muda, sifatnya pun tak beda jauh dari dirinya.

Paul berdecak kesal. "Jangan buka kartu lagi. Aku sudah jadi orang bener sekarang. Dan jadi suami setia untuk istriku."

"Makanya bagi resep," pinta Evan, mendesak.

Mau tak mau, demi adik tersayangnya, Paul memberitahu cara-cara untuk mendekati mantan agar bisa menarik perhatiannya lagi. Sama halnya seperti yang dilakukan dirinya dulu saat mendekati Renata--sang istri, sampai perempuan itu bisa kembali ke pelukannya meskipun sudah memiliki kekasih baru.

"Biasanya kalau cepat dapat pengganti itu cuma dijadikan pelarian saja agar bisa ngelupain yang pertama. Dan aku yakin, si duda itu hanya dijadikan pelarian sama Camellia. Supaya kamu tidak ada kesempatan dekat lagi."

"Masa?" Evan tidak begitu percaya, tapi masuk akal juga apa yang dikatakan Paul. Sebab, hubungan Camellia dan Leofric terjalin begitu cepat. Hanya hitungan hari setelah ia dan Camellia putus, berita hubungan keduanya langsung menyebar.

Jadi, pada saat dirinya mengamuk Camellia secara brutal, sangat wajar karena mengira perempuan itu telah bermain hati dengan Leofric. Apalagi ia pernah melihat kebersamaan mereka saat di restoran. Sebelumnya juga pasti sudah janjian.

"Malam ini ada undangan pesta ulang tahun dari Gyalga Group. Camellia diundang sebagai pengisi acara. Sudah bisa dipastikan, Leofric juga akan datang ke sana karena rekan bisnis dari pemilik Gyalga Group," tutur Paul sembari beranjak dari kursinya.

"Aku akan datang."

"Ingat, apa yang harus kamu lakukan," peringat Paul sebelum membuka pintu. Dan mendapat acungan jempol tangan kanan dari Evan.

***

Pagi menjelang siang ini, Camellia masih disibukkan dengan pembuatan video untuk pendaftaran online Fine Master Violins Internasional Violin Competition, yang diadakan dari Melbourne, Australia. Ada tiga kategori dalam penyesuaian umur. Dari usia 6 sampai 12 tahun, 13 sampai 19, dan 20 sampai 100 tahun.

Dalam pendaftaran babak pertama, masing-masing peserta harus mengirimkan video original. Tanpa editan, tanpa tambahan suara dari alat musik lain, murni dari suara instrumental violinnya sendiri, serta ditayangkan dalam YouTube sendiri karena akan mendapat penilaian khusus dilihat dari jumlah penontonnya. Sedangkan, musik klasik yang telah ditetapkan oleh sang penyelenggara, dari Bach Sonata, Telemann Fantasia, dan Beethoven Sonata.

Camellia sendiri memilih memainkan musik klasik dari J.S. Bach: Sonata for Violin Solo No. 1 in G Minor, BWV 1001 - 4. Presto.

Di dalam bangunan bernuansa Eropa klasik dan kuno, dengan langit-langit serta dinding terdapat lukisan klasik Eropa, Camellia sedang melakukan rekaman video permainan violinnya di sana.

Voice in the Violin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang