15. No Longer Matter.

1.1K 150 14
                                    










Sakura membuka mata ketika perlahan-lahan, kesadarannya kembali menyapa kepala. Saat Sakura membuka mata, silau cahaya matahari, atau barangkali cahaya lampu, menyerang mata Sakura. Membuatnya memicing risih pada terang ruangan tersebut.

Butuh beberapa waktu sebelum sakura terbiasa dengan cahaya silau itu, dan setelah mata Sakura berhasil beradaptasi dengan cahaya itu pula, baru lah Sakura menyadari kalau sinar cerah itu datang dari cahaya matahari yang masuk lewat pintu balkon yang terbuka, dan lebih penting daripada silau matahari itu, Sakura sedang tidak berada di kamarnya sendiri.

Kamar itu adalah kamar Sasuke. Sakura langsung mengenal ruangan itu dalam sekali pandang.

Dari semua tempat yang pernah Sakura kunjungi, hanya kamar Sasuke yang sangat luas, rapi dan segar seperti embun pagi. Hanya kamar Sasuke yang memiliki berbagai furnitur mahal terpajang di dalamnya.

"Kenapa aku di sini?" Sakura bertanya pada dirinya sendiri, yang omong-omong, tidak mengingat apa pun kejadian semalam. Sakura mengalami black out total.

Sakura lalu melihat pakaiannya dan menyadari kaos yang ia pakai kemarin telah berganti dengan kemeja hitam kebesaran.

"Ughhh..." sengatan nyeri muncul di kepala Sakura, membuat ia seketika meringis dan memegang pelipisnya.

Sakura terlalu banyak minum semalam, dan dampak tidak menyenangkan dari ulahnya baru terasa sekarang. Kepalanya pening seperti dipukul berulang-ulang.

"Akhirnya kau bangun," muncul di depan pintu sambil menenteng sebuah buku, Sasuke menegur Sakura.

"Tunggu sebentar, aku akan mengambilkanmu aspirin."

Sasuke keluar dari kamar dan meninggalkan Sakura. Meninggalkan gadis itu dalam kondisi yang tidak hanya sakit kepala, tapi juga bingung luar biasa. Sakura bingung pada sikap Sasuke, karena..., apa yang baru saja terjadi? tunggu, yang lebih penting adalah, mengapa Sakura ada di kamar Sasuke?

Sasuke kembali muncul di kamarnya sambil membawa nampan berisi satu mangkuk sup, segelas air putih, dan sebutir aspirin.

"Kenapa aku di sini?" Sakura langsung bertanya. Namun, alih-alih menjawab pertanyaan Sakura, Sasuke menyodorkan nampan yang ia bawa ke arah Sakura dan menyuruh Sakura untuk makan terlebih dahulu.

Sakura yang memang sedang dalam kondisi kacau, baik mental maupun fisik, menuruti kemauan Sasuke dan menyantap habis makanan dan minuman yang Sasuke suguhkan untuknya.

Setelah perutnya terisi dan obat mulai bereaksi dan menenangkan nyeri di kepalanya, barulah Sakura kembali mempertanyakan alasannya berada di sana--di kamar Sasuke dari semua tempat, ketika pria itu jelas-jelas sudah menolaknya?

Sakura takut kalau ternyata dirinya sudah meneror Sasuke saat teler. Itu akan menjadi situasi yang sangat memalukan.

"Sasuke," panggil Sakura, ketika Sasuke mengangkat nampan kosong itu dari pangkuannya. "Apa kita tidur bersama semalam?"

Sasuke mengangguk dengan enteng. "Aku tidur di sebelahmu."

Keparat, Sakura nyaris jantungan.

"Sekarang, bisa kau jelaskan kenapa aku di sini?" Sakura menapak turun dari ranjang empuk Sasuke. Tumit menyapa lantai marmer yang dingin. Sakura mencari barang-barangnya, baik berupa tas ataupun sepatu. Namun, ia tidak menemukan benda miliknya berada di kamar itu.

"Apa kau tidak ingat sama sekali?" Sasuke balik bertanya.

"Kalau aku ingat, aku tidak akan bertanya."

Itu jawaban yang masuk akal.

"Kau sangat teler semalam, jadi aku membawamu pulang." Sasuke akhirnya menjelaskan.

TWISTED NIGHT (SASUSAKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang