Sasori menyandar di bingkai jendela, mata menatap kepada punggung Sai yang tengah menekuni detail di lukisannya. Sasori tidak mempunyai banyak kenalan di Konoha, dan setelah diusir oleh Sakura tadi pagi, Sasori memutuskan mengunjungi Sai di studio pria itu. Hanya melihat raut kusut Sasori, Sai spontan mengerti kalau Sasori sedang dalam suasana hati buruk. Sai tidak menanyakan apa pun saat Sasori datang, ia mempersilakan pria itu mengorbit di sekitarnya, tanpa suara, nampak begitu terluka.
Dalam hati, Sai menduga, kalau penyebab kekacauan Sasori pagi ini pasti menyangkut Sakura.
Sakura lagi, Sakura lagi.
"Sai..." Setelah berlama-lama bungkam, Sasori akhirnya bersuara. "Apa menurutmu aku sangat tidak termaafkan?"
Sapuan kuas Sai di kanvas terjeda. Sai menarik napas dalam dan memutuskan untuk menaruh perhatian pada Sasori. "Bagi sebagian orang, perselingkuhan adalah kesalahan yang lebih buruk dari pembunuhan."
Sai lalu melanjutkan, "Tapi kesalahanmu bukan hanya perselingkuhan, kan? Kau mengikat Sakura dengan rasa bersalah dan oh, mari kita bahas satu topik yang jelas sekali membuat Sakura membencimu, kau memaksanya mengganti rugi segala biaya rumah sakitmu. Padahal dia sudah mengorbankan uang pendidikannya untuk modal bisnismu yang omong-omong, juga kacau berantakan."
"Apa kau memihaknya sekarang?" Sasori menjadi iritasi.
"Aku tidak memihak siapa pun, tapi Sasori, apa kau sadar kesalahanmu sangat banyak?"
"Aku melakukan itu hanya semata-mata agar dia tidak meninggalkanku."
Sai merotasikan mata. "Dan lihat di mana kau sekarang?"
Pada kenyataannya, mengekang Sakura menggunakan hutang tidak cukup untuk membuat Sakura mau kembali pada Sasori.
"Kecelakaan itu adalah kesalahanmu sendiri," ungkap Sai. "Jujur saja, melihatmu bisa kembali berjalan seperti biasa sangat melegakanku. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada Sakura kalau kau akan memanfaatkan kecacatanmu untuk membelenggunya."
"Kau pikir aku mau seperti ini? Aku hanya mau Sakura kembali bersamaku. Aku melakukan segala yang kubisa, Sai. Aku berjuang setengah mati untuk mempertahankan hubungan kami, aku bahkan tidak tau harus melakukan apa lagi!"
Hela napas Sai terdengar lelah. Sai tidak mau berdebat dengan Sasori. Menurut Sai, hubungan Sasori dan Sakura bukanlah urusannya. Namun, melihat Sakura selama ini menderita harus mengganti rugi uang rumah sakit Sasori yang terbilang sangat mahal, ketika pada realita, Sakura hanya gadis sebatang-kara, tidak mempunyai pekerjaan yang pasti, di buang oleh keluarganya, dan kehilangan mimpi-mimpinya, Sai mau tak mau, turut bersuara.
"Mungkin, hal terbaik yang harusnya kau lakukan sejak lama, adalah melepaskan Sakura."
Ucapan Sai membuat manik madu Sasori berkilat kecewa. Nyeri menjalar di dadanya.
"Menurutmu mudah meninggalkan hubungan yang sudah berjalan 7 tahun lamanya?" Suara Sasori lirih tak berdaya.
"Kau menghancurkan hubungan itu dengan tanganmu sendiri. Apa yang kau harapkan terjadi?"
***
Sakura menghubungi Sasuke berulang kali lewat ponselnya. Sakura ingin meluruskan kesalah-pahaman tadi pagi. Bahwa, Sasori bukan kekasihnya, dan hubungan mereka sudah berakhir sejak lama. Namun, seluruh panggilan Sakura terabaikan. Pesan-pesannya pun tak terbaca.
Sakura dibuat frustasi oleh sikap Sasuke yang seperti itu, dan di saat yang bersamaan, Sakura memahami sudut pandang Sasuke. Bila dirinya berada di posisi Sasuke dan menemukan kalau orang yang ia cintai memiliki 'kekasih', Sakura juga pasti akan merasa sangat kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWISTED NIGHT (SASUSAKU)
FanficApa yang terjadi malam itu adalah kesalahan. Twisted Night © Vivianne. NARUTO © Masashi Kishimoto.