Seharian itu, sulit untuk Sasuke menaruh fokus pada pekerjaannya. Ia beberapa kali termenung dalam pertemuan dan kehilangan alur diskusi di tengah pembicaraan. Sikapnya yang seperti itu membuat Juugo harus membungkuk maaf berulang-ulang pada beberapa klien yang pulang karena tersinggung.
Sasuke tidak peduli pada kliennya yang tersinggung, tidak ketika isi kepala Sasuke didominasi oleh topik lain.
Sasuke tidak bisa bersikap enteng dan biasa ketika kepalanya dipenuhi oleh ucapan Hinata. Bahwa, Naruto sudah mengetahui tentang ciuman mereka malam itu dan Naruto sangat marah dan memutuskan Hinata.
Sasuke memikirkan ucapan Hinata dan disaat bersamaan, ia mengaitkan informasi itu pada Sakura. Mengingat satu-satunya orang yang menjadi saksi mata malam itu adalah Sakura, besar kemungkinan Sakura lah yang membocorkan semuanya pada Naruto.
Tapi kenapa? Untuk apa? Bukankah Sakura sudah berjanji untuk tidak mengatakan apa pun pada Naruto? Sakura juga mengatakan tidak peduli pada kejadian malam itu. Lantas, mengapa sekarang dia berkhianat?
"Juugo, aku akan pulang duluan."
Saat itu baru jam 4 sore. Sebenarnya, Sasuke masih mempunyai pertemuan yang harus ia hadiri. Namun, melihat bagaimana gusar ekspresi bosnya seharian itu, Juugo sudah tidak mau mencegah Sasuke.
Tanpa hambatan dari Juugo, Sasuke pun mengemasi barangnya dan bersiap-siap pulang. Pulang, atau dalam arti lain, Sasuke hendak menemui Hinata. Sasuke perlu memahami lebih jelas tentang apa yang terjadi, dan tidak hanya itu, Sasuke juga mencemaskan kabar Hinata. Mengingat gadis itu sangat mencintai Naruto, dia pasti sangat terluka sekarang.
Sialan, kenapa situasinya jadi seperti ini?
***
"Maaf, tadi pagi aku sangat kacau. Aku tidak berpikir jernih dan menghubungimu seperti itu." Sore itu, ketika Hinata menemui Sasuke di taman kota yang senggang, Hinata langsung meminta maaf pada Sasuke. Hinata merasa bersalah sudah menginterupsi jam kerja Sasuke dan tidak hanya itu, ia juga membebani pria itu dengan masalahnya.
"Kau sudah benar menghubungiku. Bagaimanapun, yang salah adalah aku." Sasuke menepuk pundak Hinata lembut, menghibur gadis itu yang nampak sayu dan sendu.
"Hinata, apa yang sebenarnya terjadi? Maksudku..., Naruto, bagaimana bisa dia tau?"
Mengikuti pertanyaan Sasuke, Hinata lalu menjelaskan kalau tadi pagi, tiba-tiba saja Naruto mengajaknya bertemu. Hinata bercerita kalau Naruto nampak sangat serius dan ketika mereka bicara, Naruto mengaku sudah tahu apa yang terjadi malam itu di Saliva. Naruto tahu dari Sakura. Naruto mengatakan ia kecewa besar pada Hinata karena sudah merahasiakan hal seperti itu darinya dan lebih memilih membohonginya.
"Naruto bilang, kami lebih baik beristirahat terlebih dahulu..., dia bilang..., dia sulit menjalin hubungan dengan orang yang tidak mempercayainya..." Hinata menutup wajahnya dengan telapak tangan dan kembali menangis. Hinata kecewa pada dirinya sendiri yang sudah mengecewakan Naruto.
Ketika insiden di Saliva itu terjadi, yang Hinata pikirkan adalah keselamatan dirinya sendiri. Ia terlalu takut kehilangan Naruto, ia tidak menyadari kalau dirinya tidak mementingkan perasaan Naruto sama sekali.
Sasuke mengamati Hinata dari samping dengan penuh rasa bersalah. Kebodohannya malam itu telah menciptakan bencana.
"Hinata, maafkan aku. Gara-gara aku, kalian jadi seperti ini."
Kendati air mata masih meleleh di pipinya, Hinata membalas tatapan Sasuke dan menggelengkan kepala. "Tidak, Sasuke-kun. Kau tidak salah apa pun. Ini semua salahku. Aku seharusnya tidak merahasiakan ini dari Naruto. Sejak awal, aku seharusnya jujur padanya tentang apa yang terjadi. Aku egois."
KAMU SEDANG MEMBACA
TWISTED NIGHT (SASUSAKU)
FanfictionApa yang terjadi malam itu adalah kesalahan. Twisted Night © Vivianne. NARUTO © Masashi Kishimoto.