Rencananya, kapal pesiar itu akan berlayar menuju Kumo selama 14 hari dan berlabuh di sana satu minggu. Lalu, setelah dari Kumo, mereka akan terus berlayar menuju Ame yang memakan waktu kisaran 1 bulan. Begitu sampai di Ame, barulah mereka kembali memutar menuju Kiri dalam rute yang sama. Namun, sebelum rencana itu diterapkan, mereka akan singgah ke Kusa untuk mengisi bahan bakar dan mengambil bahan pangan untuk persediaan perjalanan.
Sakura sudah hapal rute perjalanan kapal itu, mengingat ia pernah makan siang bersama Karin dan pacar Karin, Suigetsu si kapten kapal. Sakura sudah diberitahu oleh Karin, kalau-kalau Sakura mau singgah ke Kusa dan melakukan wisata singkat, Sakura bisa bergabung dengannya. Namun, Sakura menolak ajakan Karin. Sakura tidak tertarik melakukan apa pun hari itu, hari ketika kapal mereka berlabuh di Kusa.
"Ini hari terakhirmu melihat daratan, loh." Karin mengejek Sakura. Ia sedikit menyayangkan Sakura yang menolak ajakan shopping-nya.
"Kau bicara seperti aku akan mati," tukas Sakura. Ia tertawa saat memperhatikan Karin yang cemberut.
"Mm, ya sudah. Kalau kau memang tidak mau ikut, sampai bertemu 3 bulan lagi. Laporkan padaku kalau Suigetsu berani macam-macam dengan wanita lain."
"Aku akan merebutnya darimu."
"Kau mau mati, ya?"
"Hahahaha..., bercanda, bercanda. Aku hanya akan membantunya mencari perempuan lain."
"Sakuraa..."
"Berhenti menggodanya seperti itu, dia tidak akan mau pulang." Muncul sambil membawa koper Karin, Suigetsu menyela obrolan Sakura dan kekasihnya yang sudah menunggu di geladak dasar. Ketika Suigetsu datang untuk menemani Karin berbelanja sekaligus mengantarnya ke bandara, perbincangan Sakura dan Karin pun berakhir dengan Sakura yang masih menertawai Karin yang merajuk dan mengancam Suigetsu agar tidak selingkuh.
Sakura memperhatikan sepasang kekasih itu untuk waktu yang singkat sebelum beranjak menuju geladak utama. Sakura menghindari keramaian di geladak dasar yang diisi oleh penumpang baru yang berdatangan dan beberapa kru kapal yang sibuk mengangkat barang-barang.
Karena tidak memiliki aktivitas apa pun siang itu, Sakura pun memutuskan bersantai bersama beberapa turis yang memilih tinggal di kapal. Sakura menyimak cerita mereka dan sesekali tertawa ketika salah satu dari turis itu bercanda. Mereka menanyai asal Sakura, dan Sakura bercerita sedikit kisah dan alasannya berada di sana.
"Mainkan satu lagu untuk kami," kata salah satu turis itu ketika tahu Sakura adalah musisi. Turis pria itu--entah dapat dari mana--menyodorkan Sakura sebuah gitar. Sakura menyambut gitar tersebut dengan kecanggungan. Ia sedikit malu ketika orang-orang memandangnya penuh harapan, menunggu musik untuk dimainkan.
"Lagu seperti apa yang harus kumainkan?" Sakura bertanya sambil menatap penonton kecilnya yang berjumlah 7 orang. Sembari ia menunggu tanggapan, sepasang emerald-nya memindai wajah-wajah penontonnya tersebut. Ia menunggu reaksi mereka hingga, tanpa sengaja, ia menemukan keberadaan seseorang yang seharusnya tidak ada di kapal itu.
Ketika Sakura menemukan sosok itu pula, mata Sakura spontan melebar dalam keterkejutan. Ia beranjak dari duduk santainya, tangan menyerahkan gitar kepada para penonton yang turut heran akan reaksinya.
Demi Tuhan, pikir Sakura saat itu juga, apa dia sedang berhalusinasi atau Uchiha Sasuke memang sedang berdiri 5 meter di hadapannya?
Sakura meneguk ludah, begitu terperangah. Ia mencoba menenangkan diri kendati jantungnya berpacu di luar kendali.
Sakura tidak begitu mengerti apa yang terjadi, tapi setelah mengamati dengan teliti, Sakura sangat yakin sosok itu bukanlah halusinasinya. Pria itu berdiri nyata di hadapannya, memukau mata tanpa perlu melakukan apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWISTED NIGHT (SASUSAKU)
Fiksi PenggemarApa yang terjadi malam itu adalah kesalahan. Twisted Night © Vivianne. NARUTO © Masashi Kishimoto.