7. Snap out.

1.2K 172 9
                                    









Sasuke membuat teori. Barangkali, alasan mengapa ia mencari-cari keberadaan Sakura kemarin adalah karena ia merasa bersalah sudah menguras energi Sakura sampai habis malam itu. Sasuke mendapat urgensi ingin menemui Sakura karena ia hanya ingin memastikan kalau Sakura baik-baik saja, dan untungnya, gadis itu baik-baik saja.

Sasuke merasa lega. Mendung yang melingkupi benaknya, membuat ia tak berselera pada dunia, seperti memudar dalam warna merah muda. Sasuke seperti menemukan staminanya, energi untuk menjalani hidup dengan normal, tanpa perlu memikirkan Sakura setiap jam. 

Senyum Sasuke merekah tipis ketika melihat Sakura berada di panggung Saliva, mengutak-atik peralatan musiknya dengan keseriusan di wajah indahnya. Di pikiran Sasuke saat itu, Sakura nampak memukau ketika menekuni profesinya.

Aura bintang melingkupinya, seakan-akan ia bersinar di sana.

"Apa Haruno-san memang selalu tertarik pada musik saat remaja?" Hinata bertanya pada Naruto yang berada di sisinya, menggenggam tangannya.

Saat itu, mereka duduk melingkar di sebuah meja, menikmati musik Sakura yang mengguncang keramaian dan menciptakan kehebohan.

Mendengar pertanyaan Hinata, Sasuke turut menoleh ke arah Naruto juga, menantikan jawaban.

"Jujur saja, aku tidak pernah tau kalau Sakura memiliki minat pada musik. Semasa SMA, Sakura selalu tertarik pada medis. Kupikir ketika kami lulus, dia akan menjadi dokter, perawat, atau pekerjaan semacam itu."

"Kau yakin kau temannya?" Sasuke mencibir Naruto.

"Kami sudah berpisah bertahun-tahun, aku berubah, Sakura-chan juga berubah. Apa kau pikir aku akan selalu tau informasi mengenainya?" Naruto membela diri dengan agak risih.

Naruto tidak bisa disalahkan, yang salah adalah Sasuke karena penasaran pada sosok yang seharusnya tidak ia pikirkan. Mengapa ia menjadi seperti ini? Sasuke tidak mengerti pada dirinya sama sekali. Sesuatu tentang Sakura menyalakan syarafnya, membuat tubuhnya membeku siaga. Nama gadis itu seperti magnet yang menarik perhatiannya.

Apa dia tertarik pada Sakura?

Sasuke jadi mempertanyakan dirinya sendiri, dan oh, ketertarikan yang dimaksudkan Sasuke adalah ketertarikan untuk memahami, ketertarikan untuk memecahkan misteri.

Sasuke tidak tertarik pada Sakura seperti ngengat yang terpikat pada api, tidak seperti ketertarikan untuk memiliki. Tidak. Tidak ada rasa yang seperti itu! Sasuke sangat yakin.

Sakura hanya memiliki karakter yang membingungkannya. Sasuke percaya, ketika ia memahami Sakura, merasionalkan keunikan Sakura yang memikat perhatiannya, ketertarikan yang ia rasakan akan mereda. Menghilang, bahkan.

"Satu hal yang pasti tentang Sakura," Naruto kembali bicara, mata terpaku pada bir di gelasnya. "Dia merupakan pribadi yang menyukai kebebasan. Jadi, pilihannya yang menjadi musisi tidak begitu mengejutkanku. Pekerjaan ini, kurasa, lebih pas untuk karakternya."

Topik mengenai Haruno Sakura tak bertahan lama, tidak ketika Naruto memutuskan terjun ke lantai dansa bersama Hinata. Bergabung di keramaian dan membawa kekasihnya yang pemalu untuk menikmati musik upbeat yang menggedor-gedor pendengaran.

Sasuke tinggal sendirian di mejanya, mata terpaku pada dua kawannya yang kini menikmati momen mereka dengan mesra. Di lantai dansa, di bawah kemilau cahaya, tawa merekah ringan bercampur dengan obrolan yang bersaing dengan keriuhan.

Keduanya seperti sepasang kekasih yang diceritakan oleh novel romansa. Jenaka, gembira dan bahagia.

Sasuke memperhatikan Naruto dan Hinata, napas berembus berat dari bibirnya.

TWISTED NIGHT (SASUSAKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang