11

144 13 10
                                    

●●●
●●

"Junjieeeeeee, martabakmu datang!!" teriak Cheng Lei dari ruang tamu. Tapi teriakan hanya berlangsung sebentar saja, salah satu pembantu disana melarang Cheng Lei untuk teriak sekali lagi.

"Maaf tuan, Tuan bisa langsung ke kamar tuan muda, jangan berteriak lagi tuan, tuan muda baru pulang dari rumah sakit" menundukkan kepalanya.

Cheng Lei tidak memperpanjang masalah ini langsung menaiki anak tangga menuju kamar Junjie.

"Tok../"

"Masuk aku tidak menguncinya"

Cheng Lei memasuki kamar Junjie dan segera menutup pintunya kembali tanpa menguncinya.

"Boss, ini martabak dan obatmu." Meletakan barangnya di meja yang mempunyai cermin didepannya dan lengkap dengan alat perawatan wajah badan wewangian milik Junjie tertatah dengan rapi.

"Boss, kecuali maag kau juga mempunyai penyakit OCD?"

Junjie binggung kenapa Cheng Lei melontarkan pertanyaan tidak masuk akal ini, apa yang ia lihat dan pikirkan sampai memberikan pertanyaan ini kepada Junjie.

"Ngawur, tidak" meraih remot ac di sampai tempat tidurnya.

Cheng Lei menyangka Junjie seorang OCD karena kamarnya terlalu rapi tertatah dengan baik, tidak kelihatan berantakan sama sekali.

"Kamarmu terlalu rapi boss"

Junjie tersenyum tipis "oh, aku terlalu sering berada di kamar mataku tidak nyaman melihat berantakan, jadi aku merapikannya sendiri, lagipula aku tidak suka BARANGKU DI SENTUH!!" awalnya nada bicara Junjie rendah tapi tiba-tiba meninggi karena melihat Cheng Lei mulai menyentuh wewangian miliknya.

"Maaf boss, hehehe" sambil menggaruk belakang kepalanya tetapi itu tidak gatal.

"JUNJIE" suara berat Gojun menggelegar keseluruh rumah.

"Aih, kenapa tua bangka itu lagi" segera keluar dari kamarnya dengan Cheng Lei dibelakangnya.

Cheng Lei dengan tanggap membantu Junjie menuruni anak tangga ini, Gojun merasa familiar dengan sosok lelaki di samping Junjie ini. Juga terkejut dengan kelakuan mereka.

Seakan-akan telah terjadi sesuatu di antara mereka, tatapan Gojun berubah, Cheng Lei sepertinya paham berubahan ekpresi Gojun ketika melihat mereka turun bersama.

"Halo om, kenalin aku teman Junjie, Cheng Lei" meulurkan tangannya kepada Gojun.

Tapi Gojun tidak membalas jabatan tangan itu!. Teman?, Cheng Lei?, Gojun mengingat sesuatu "Teman setiap bulan kau bayar?" sinisnya melihat Cheng Lei.

"Ayah kau lancang memeriksa semua aktivitas atmku!, iya iya dia bawahanku tapi aku tidak menganggapnya bawahan tapi dia aku anggap seperti sahabat." bela Junjie di depan sang ayah.

"Ohhhh, maaf aku tidak tahu, seperti kau anak pintar kenapa tidak bekerja di perusahaan yang bagus, dan layak?" melontarkan pertanyaan yang bisa dianggap buruk tapi juga itu tamparan bagi Cheng Lei.

Sebelum Cheng Lei menjawab Junjie sudah lebih dulu membuka mulutnya "dia tidak boleh bekerja dengan orang lain, aku hanya ingin teman yang dekat denganku AYAH, kenapa kau selalu mengusir teman yang dekat dengaku?, tak cukup kah mengambil zheming masuk ke perusahaan ayah dan jauh dariku?, kenapa ayah?, cukup membuat orang yang kusayangi menjauh dariku ayah, CUKUP!" melemparkan gelas kaca yang ada disebelahnya.

Cheng Lei hanya diam tak menyela obrolan panas antara anak dan ayah ini.

Mendekati sang anak yang duduk di sofa, turun dari berdirinya, menekukkan salah satu kakinya dan mengenggam kedua tangan milik sang anak. Cheng lei berusaha membuat Gojun berdiri lagi, itu pemandangan yang tidak sedaap dilihat. Tapi Gojun kekeh tetap sujud didepan sang anak.

Obsessed💥(GuangJie)🍫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang