Sembilan belas

19 3 0
                                    

Tiba-tiba penyakit Raya kambuh lagi, bahkan lebih parah dari sebelumnya. Ia tiba-tiba pingsan saat bekerja, hidung dan mulutnya mengeluarkan d*rah.

Sekretarisnya Ulfa, segera menelpon Rania untuk menyusul ke rumah Sakit.

"Kakak, kakak sabar dulu ya? Ada Bunda di sini"

"Bunda kakak ga kuat bunda.. Sakit sekali ya Tuhan.." ucap Raya pelan bahkan nyaris tak terdengar.

"Iyaa sayang.. Kakak tahan dulu ya? Dokter sebentar lagi dateng"

Beberapa waktu kemudian..

Dokter sempat berbicara dengan Gani di luar ruangan. Berbicara tentang penyakit putrinya yang tidak kunjung sembuh malah semakin parah. Bahkan penyakit itu semakin menyebar ke area paru-paru dan ginjalnya.

"Jadi jalan satu-satunya adalah operasi pak"

"Hah.. Baiklah Dokter, jika itu yang terbaik untuk anak saya. Saya menyetujui hal yang kalian lakukan demi putri saya Dokter"

Dokter mengangguk pelan lalu merangkul Gani.
"Yang sabar ya pak, saya juga pernah ada di posisi bapak. Ayo, saya antarkan ke meja resepsionis untuk menyetujui"
.
.
.
Selesai operasi. (Di ruang inap)

"Kakak, kok kakak makin kurus sih?" tanya Royan.

"Kan kakak sakit dek, nanti kalau kakak udah enakan kita beli mainan ya? Kita jalan-jalan sama Om Haga"

"Mau! Eh kakak tau gak, tadi adek dapet hadiah dari bu guru karna dapet nilai tinggi!"

Raya terkekeh pelan.
"Pinter banget adek kakak ini, pertahankan ya? Biar bisa bikin Bunda sama Ayah bangga"

"Yes! Adek promise"

Tak lama, Haga datang.
"Malam Sayang"

Raya tersenyum.
"Malam juga sayang"

"Om, kakak cantik kan? Tuh rambutnya di ikat sama Bunda"

"Iya dek, kakak selalu cantik"

Royan mengangguk setuju.

Singkat cerita, Raya sudah lama berjuang melawan penyakitnya. Sekitar 2 sampai 3 tahunan jika di hitung. Dan semangat di dalam dirinya tidak pernah luntur sedikitpun untuk sembuh. Meskipun puluhan kali ia menjalani operasi.

Haga berbicara dengan Gani.

"Om, saya mau minta izin untuk menikahi Raya boleh tidak?"

"Kamu ini, minta restu kek minta batagor. Emangnya kamu udah benar-benar yakin dengan Raya?"

"Saya yakin om, yakin sekali. Saya berjanji akan menyayangi Raya dengan sepenuh hati seperti Om menyayangi Raya. Tolong pegang janji saya, saya tidak mau menjalin hubungan tanpa halal hehe"

Gani tertawa pelan.
"Kamu ini lucu, ya sudah. Bilang ke orang tua kamu ya, tolong temuin saya di sini. Kita bicara kan bersama"

"Terima kasih om" Haga menyalami tangan Gani.

Malam harinya, kedua keluarga itu benar-benar berkumpul di rumah Gani.

"Jadi deal ya tanggal 17 maret, kita bikin acara tertutup aja"

"Iya pak, nanti biar saya aja yang ngurus semuanya" ucap Haga.

(Skip Hari-H)

Pernikahan di gelar tertutup. hanya mengundang teman dan keluarga dekat saja. Semua berjalan dengan lancar.

"Semoga, setelah ini kebahagiaan yang kita tunggu akan datang"

"Pasti, Tuhan selalu ada sayang"

To be continue~~

yeah akhirnya

Family Pohon Cemara (Guanren place) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang