Seiring waktu berjalan, Raya tetap semangat setiap akan melakukan kemoterapi di Rumah sakit asal di temani oleh ibundanya atau kekasihnya.
"Hum.. Badan kakak makin kurus, rambut kakak juga banyak yang rontok setiap habis kemo.."
"Gapapa dong, kakak tetep cantik di mata Bunda"
Raya tersenyum.
"Kadang kakak suka cape sama diri sendiri tau ga sih nda.. Kek, kenapa sih semua ini harus terjadi ke kakak? Kakak pengen sukses dulu, pengen bahagiakan Bunda sama Ayah dulu, pengen punya keluarga dulu sebelum Allah jemput"Rania mengulum bibirnya. Mencoba menahan tangis.
"Kakak, kakak ga boleh ngomong gitu. Takdir itu udah ada Tuhan yang tentukan, kalau memang sudah waktunya ya kita ga bisa apa-apa selain pasrah. Yang penting, banyakin ibadah buat bekal di akhirat nanti"Raya menitihkan air matanya.
"Bunda.. Tolong jangan pernah malu punya kakak ya..? Kakak cuma bisa bergantung sama Bunda""Iyaa nak, bunda ga akan pernah malu punya anak perempuan sehebat dan secantik Kakak Raya'
.
.
.
.Haga dan Raya tengah berada di pantai. Menyaksikan matahari terbenam di telan sang samudra.
"Sayang, kalau misal aku duluan di jemput sama Tuhan sebelum kita menikah, kamu gimana?" ucap Raya.
"Kok gitu?"
"Udah jawab aja"
Haga berpikir sejenak.
"Hmm.. Aku ga bakal nikah, sampai kapanpun. Dan kalaupun kamu lenyap dari dunia ini, aku bakal ikut lenyap, supaya bisa sama kamu terus"Raya terharu dengan jawab itu.
"Tapi.. Hiks.. Penyakit aku ga bakal bisa sembuh ga.. Mau aku berjuang sampai titik manapun, kalau takdirnya udah di tentuin kita ga bisa menghindar.. Aku belum siap mati ga.."Haga menarik Raya kedalam pelukannya.
"Cup cup, jangan mikir gitu ah. Ga baik, ayo kita sama-sama usaha. Biar bisa nikah sesuai sama mimpi kita dari dulu, ntar rugi loh, masa 2 tahun pacaran sia-sia?""Haga, kamu mau janji sama aku kalau kita bisa punya keluarga sendiri?"
"Yes, aku janji"
To be continue~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Pohon Cemara (Guanren place)
General Fictionmenceritakan tentang kehidupan sehari-hari keluarga Pak Gani dan Bu Rania. hidup mereka penuh warna di setiap harinya. ya walaupun kadang Bu Rania sedikit pusing dengan kelakuan anak-anaknya yang setiap hari hanya berkelahi, adu mulut, ribut, dan la...