delapan 8⃣

37 2 0
                                    

Setelah merasa kalau sudah cukup membaik, Raya memutuskan untuk berangkat ke sekolahnya.

Masih pagi ia sudah ribut dengan Rion hanya karena Rion menghabiskan satu kotak pulpen miliknya tanpa bilang.

"Eh sumpah gue ntar nulis gimana anjir.. Buru ganti gak?!"

"Iya sabar dulu napa si ah! Nih" Rion memberikan 4 pulpen pada Raya. Raya berdecak kesal.

"Yang lo abisin satu kotak isinya 12, ini lo ngasih cuma 4 doang Abang! Ga mau rugi banget si"

Bagaimana Rania sekarang? Jawabannya adalah, Rania hanya diam memperhatikan kedua orang itu berdebat sembari memakan sebungkus snack.
Bisakah kalian membayangkan bagaimana ekspresi Rania sekarang? (😐) sambil makan.

"Udah buruan balikin, gue ga mau debat cuma karna pulpen doang ya. Sini tas lo" Raya merampas tas Rion lalu membongkarnya.

Mengambil sekotak pulpen lalu berpamitan dengan Rania dan pergi ke sekolahnya.

Sore harinya..

"Dek, ikut Ayah yuk!"

"Kemana?"

"Mancing di tempat pak RT"

"Ayok! Bunda Adek ikut Ayah ya"

Rania mengangguk.
"Iya sana, tombak aja Ayah kalau ga mau peduliin anaknya"

"Siap Bunda, ayo Ayah"

Raya berlari di tangga dengan kaus oblong dan celana pendek.

"Heh, mau kemana kamu? Panik banget kek dikejar rentenir" goda Rania.

"Itu tetangga sebelah ada yang gebuk gebukan! Ayo kita liat"

"Hah beneran? Eh ayo ayo ikut"

Keduanya berlari keluar lalu bersembunyi dibalik rerumputan.

"Ih ngerinya, mana pake sabuk lagi nyabet nya"

"Duh ga keliatan, manjat aja lah"
Raya menaiki pohon.

"Anjir bukan anak gue.." gumam Rania kala melihat Raya benar-benar memanjat pohon.

Keduanya asik menonton orang-orang itu. Tak sadar kalau beberapa tetangga lain juga ikut menonton.

"Ini masalahnya kenapa sih kak? Ngeri banget"

"Ituu, katanya anak ceweknya kemarin kan beli motor baru pakai uang tabungan sendiri, trus malah di jual sama bapaknya ga bilang bilang. Anaknya ngadu sama Ibunya, trus langsung di datengin ke belakang rumah sambil di gepuk pake panci"

"Wah ini, saya di pihak ibu nya. Bener gak bu ibu?"

"Bener itu" jawab tetangganya serentak.

Keadaan semakin memanas. Pak RT datang karena ada beberapa orang melapor.

"Heh heh ada apa ini sepi²?"

"Ribut-ribut Pak ribut!" jawab Raya di atas pohon.

"Waduh, ngapain kamu di atas situ Ray? Nyolong ya?"

"Enak aja Pak RT ngomongnya" Raya turun ke bawah.

"Ini sebenarnya ada apa toh? Kok ribut-ribut begini sampe bogem-bogeman?" tanya Pak RT.

"Orang ini loh pak! Masa Dela beli motor baru pakai uang tabungannya sendiri malah di jual buat judi?! Gimana ga marah saya sama dia! Kurang ajar"

"Walah walah.. Agak susah ini masalahnya, mending begini. Silahkan di omongkan baik-baik, ya bu ya. Tolong jangan sampai membuat keributan lagi, kasian tetangga lain ikut terganggu. Ayo semua bubar kita"

Satu persatu tetangga mulai meninggalkan lokasi itu.

To be continue~~

Family Pohon Cemara (Guanren place) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang