tujoooohhh

30 3 0
                                    

"Kakak, ntar pulangnya Bunda titip Boba satu ya"

"Iyaaa, pamit ya Bunda" Raya melambai pada ibunda.

Skip pukul 15.10

"Wah akhirnya pulang juga, ayo Ghe kita pulang" ajak Raya menggandeng tangan sahabatnya.

Keduanya pergi ke parkiran.
Ghea dan Raya pulang mengendarai motor milik Raya. Menikmati angin di sore itu.

"Eh mampir dulu beli Boba"

Saat hendak berbelok, motor mereka di tabrak dengan sengaja dari belakang oleh seorang mahasiswa laki-laki. Motor mereka pun oleng dan berakhir jatuh di jalan.

"EH EHH OLENG!" seru Ghea menyeimbangkan motornya.

Brukk!

"A-aduh.. Sakit.. Eh Ghe! Bangun Ghe jangan gitu ah lo!" Raya mengguncang tubuh Ghea yang lemas di aspal.

Para warga di sana sontak mendekat dan membantu dua remaja itu.

"Sini sini pak bawa sini" ucap seorang wanita paruh baya pemilik warung sembako.

"Aduh duh.. Pak temen saya mau di bawa kemana?" tanya Raya.

"Mau di bawa ke dalem dek, kamu mau nemenin?"

"Iya bu, boleh minta tolong bantu saya ke situ gak?"

Ibu itu mengangguk. Wanita itu pun membantu Raya berjalan masuk ke dalam.

Ghea pingsan karena ia jatuh dan kepalanya sedikit terhentak ke aspal.

Para warga mencoba membangunkan gadis itu dan berhasil. Ghea bangun dan langsung di suguhi air putih.

"Ghe, udah enakan? Emang kurang ajar tu orang ya, mana nyengir lagi trus langsung pergi"
Gerutu Raya kesal.

Ia mengambil ponsel yang ia letakkan di tas lalu menelpon Rania dan Mama Ghea.

Rania serta Mama Ghea datang bersamaan ke warung itu.

"Astaga kak, kok bisa separah ini? Di tabrak siapa kalian?"

"Iya ya Allah Ghea.. Liat toh anakku sampai begini.."

"Iya bude, tadi tuh kan kita mau mampir ke warung boba, trus pas mau belok tiba-tiba dari belakang tuh motor kita di tabrak sama orang.. Oleng kan, trus jatuh ke aspal. Yang nabrak malah nyengir doang trus pergi" jelas Raya.

"Oalah.. Emang kurang ajar anak muda sekarang ya, di jalan raya bukannya hati-hati malah sok begitu ck ck, jadi begini ujung-ujungnya"

Rania mengangguk setuju.

Ghea dan Raya pun di bawa ke rumah sakit.

"Ray, ini pertama kali gue di infus. Ternyata emang sesakit itu anjir.."

"Eh beneran? 17 tahun lo idup ga pernah di infus? Kok keren banget?".

"Apanya yang keren bloon, justru malah bagus"

Raya tertawa. Rania kembali membawa beberapa makanan di susul oleh Mama Ghea dan Rion.

"Nah, ribet amat lu pake di tabrak segala"

"Napa malah nyalahin gue sih, salahin yang nabrak dong"

Rion hanya berlagak ejek menanggapi ucapan Raya.

"Udah udah, ribut mulu. Ini makan ya, Bunda masak ini tadi. Ghea kalau mau ambil aja yaa"

"Ah iya Tante"

"Abang, adeknya mana?" tanya Rania.

"Adek? Oh iya astaga! Ketinggalan di parkiran hehe"

Rion berlari keluar untuk menyusul Adiknya di parkiran rumah sakit. Terlihat dari kejauhan Royan yang tengah menangis sembari berjongkok.

"Dek hahaha! Ngapain kamu di sini"

"Abang! Napa adek di tinggal?! Abang jahat!" Royan memukul Rion.

"Iya iya maaf ya dek ya, ayuk kita ke dalem"

Rion menuntun adik bungsunya ke dalam ruang UGD.

"Lah nangis, kenapa sayang?"

"Bunda.. Abang tinggal adek di sana.."

"Oh memang Abang ya, biarin aja bilang Ayah nanti biar di gantung ke pohon depan rumah. Siapa suruh dia tinggalin anak seimut nan seganteng ini di parkiran" ucap Rania menakut-nakuti Rion.

"Aduh atutt"


To be continue~~

Jangan lupa tekan tombol vote nya ya!

Ramein donggg

Family Pohon Cemara (Guanren place) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang