kelimaaa

34 3 0
                                    

Raya menghentak-hentakkan kakinya menuju hadapan sang Ayah dengan ekspresi marah. Ia lalu membanting dompetnya yang berisikan beberapa kartu ATM miliknya yang tidak bisa di gunakan sama sekali.

Suara itu terdengar cukup keras hingga membuat Rania dan Rion ikut keluar dari kamar.

"Ayah, kenapa ATM kakak ga bisa di buka semua?! Kakak belanja pakai apa dong?!!"

Gani hanya planga plongo.
"Hah?" hanya itu yang terlontar dari mulutnya. Membuat Raya semakin kesal.

"Kakak tanya, kenapa Ayah blokir kartu ATM kakak? Nanti kakak belanja pakai apa ayah!" bentaknya sedikit membuat Gani tersentak. Rion menarik bahu Raya lalu menampar pipi gadis itu.

Plak!

"Sopan kamu ngomong begitu sama Ayah hah?!" ucap Rion membentak gadis itu.

"Udah berani kamu bentak orang tua begitu?! Keren kamu hah?!!"

"Ya Ayah duluan yang blokir ATM kakak! Kenapa malah kakak yang salah!?"

Rania mendekat dan mencoba melerai keduanya.
"Sudah sudah nak"

"Abang yang blokir ATM kamu, kenapa? Mau marah? Itu salah kamu sendiri karna kamu pakai uang buat foya-foya! Kamu kira Abang ga tau?!" Rion menunjukkan sebuah foto.

"Ini buktinya, kamu jajanin temen-temen mu pakai uang tabungan. Yang awalnya uang di ATM kamu masih 7 juta, sekarang tinggal 1 juta dek! Kemana 6 jutanya!? Abang selalu kasih kamu uang jajan setiap abang gajian, udah Abang bela-belain buat adek-adek abang. Tapi apa nyatanya? Kamu malah buat seenaknya!"

Mata gadis itu berkaca-kaca karena bentak kan yang diucapkan oleh Rion.

"Abang selalu kerja setiap pulang sekolah, bahkan sampai larut malam. Itu semua demi kamu sana Royan! Abang ga pernah kasih itu ke siapapun, bahkan pacar abang sendiri! Abang berani sumpah dek, abang begini supaya kamu sama Royan bisa jadi contoh buat orang-orang di luar sana. Bukannya jadi gini!"
Nada bicara Rion semakin terdengar berisik.

Raya menangis.

"Apa? Kenapa nangis?! Tadi aja berani bentak Ayah sama Abang, kenapa sekarang malah kamu yang nangis?!"

Raya berlari ke kamarnya.

"Raya! Abang belum selesai ngomong sama kamu!"

"Abang sudah nak.."

"Ga bisa nda, kalau di biarin dia bakal terus menerus begitu!"

Gani mendekat pada anak sulungnya.
"Sudah Bang, biar Ayah nanti yang ngomong sama Kakak".

Rion mengusap wajahnya kasar.
.
.
.
Raya menangis di dalam kamar. Bentakan Rion terus berputar di kepalanya.

"Hiks.. Ayah maaf.. Kakak ga maksud begitu ke ayah.."

Tok tok!

"Kakak, ini Bunda nak" ucap Rania mengetuk pintu.

Raya dengan segera menghapus air matanya lalu berjalan membuka pintu.

"Hiks.. Bunda kakak minta maaf.. Kakak ga maksud ngomong itu"

"Iya kak, lain kali tanya dulu yang pasti. Jangan langsung marah, tau aja Abang mu begitu. Kamu jadi di marahin"

Raya mengangguk paham.
"Ya udah, sekarang minta maaf sama Ayah trus sama Abang"

"Iya Bunda.."

To be continue~~

Ga boleh durjana sama orang tua ya shay, kena karma ntar.

Family Pohon Cemara (Guanren place) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang