Royan menangis karena di jahili oleh Rion.
"Hiks.. Balikin Abang! Bunda..!"
"Rion! Jahil mulu, balikin itu! Yee bunda buang itu game mu" ancam Rania.
"Eh jangan jangan, iya iya ini di balikin hehe" ucapnya lalu pergi ke dapur untuk mencari makanan atau cemilan.
"Hai manis, lagi masak apa lu? Kok enak sih baunya?".
"Dih apaan lo, gue lagi masak nugget ayam. Pasti Abang laper kan, soal makanan aja laju lo"
Rion tersenyum.
"Tau aja lagi, buruan gua laper""Dih ngatur, emang gue babu lo?'
"Ah elah lu, gua udah laper nih. Lu ga kasian ama gua? Jahat banget lu jadi adik"
Raya hanya memutar matanya malas.
"Drama banget, nih. Bentar gue bikin sambel dulu"Raya pun kembali menyibukkan dirinya. Rion menyantap makanan di depannya sembari terkadang menatap adiknya itu.
"Nih sambelnya, gue juga mau makan"
"Iyee".
.
.
."Permisi~"
"Eh nak Ghea, masuk Ghe. Raya masih molor itu di kamarnya"
"Oh iya Tante"
Rania pergi ke kamar Raya lalu mengetuk pintu.
"Kakak, bangun. Ada Ghea tuh di depan, malah tidur"
"Hmm iya Bunda.." Raya mendudukkan dirinya sejenak lalu pergi bersiap.
"Hai pren, maaf ya nunggu lama"
"Iya gapapa, Tante kita ke toko dulu ya" ucap Ghea menyalami Rania.
"Iya nak, Hati-hati yaa"
Keduanya pun melenggang pergi.
(Di toko)
"Eh Ray, gue udah lama pengen nanyain soal ini"
"Hah nanya apaan?"
"Gini loh, kan lo tuh udah mapan dari kecil gitu. Kok lo masih mau jualan begini sih? Padahal banyak orang seumuran kita yang gengsinya setinggi langit tapi ga mikirin ortu" ucap Ghea.
"Hmm, menurut gue pribadi sih.. Kekayaan ga perlu di umbar, ga perlu sampai pamer sana sini pakai emas gantung di sekujur badan. Cukup gue bisa beli apapun yang gue mau pakai uang penghasilan sendiri, gue bakal begitu terus" Ucap Raya.
"Dan, uang memang di atas segalanya, tetapi gak semua bisa di atasi dengan uang. Kalau kata Bokap gue sih gitu" lanjutnya.
Ghea mengangguk mengerti.
Keduanya pun kembali fokus pada ponsel mereka.
To be continue~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Pohon Cemara (Guanren place)
Ficción Generalmenceritakan tentang kehidupan sehari-hari keluarga Pak Gani dan Bu Rania. hidup mereka penuh warna di setiap harinya. ya walaupun kadang Bu Rania sedikit pusing dengan kelakuan anak-anaknya yang setiap hari hanya berkelahi, adu mulut, ribut, dan la...