01

1.8K 6 1
                                    

"Sialannnn!" umpat Jarren dengan begitu kesal. Namun, tetap bangun dari kasur.

Bergegas berjalan menuju meja dekat sofa, walau kepeningan di kepala menyerangnya hebat sehingga jadi terhuyung-huyung.

Memang, tidak sampai jatuh. Namun, tetap tak menyenangkan baginya. Terlebih tengah diburu kecepatan agar ponsel yang sedang berdering, tidak segera mati.

"Kenapa dia menggangguku?" Jarren pun berujar dengan semakin jengkel seraya memandang ke layar handphone, membaca nama dari si pemanggil.

Sebelum mengangkat telepon, Jarren lebih dulu memilih untuk duduk di sofa. Dengan nyaman menyandarkan punggungnya. Baru kemudian, menekan icon berwarna hijau.

"Kenapa?" Jarren bersuara dingin. Nadanya dibuat sedatar mungkin juga.

Sengaja dilakukan karena memang dirinya memiliki hubungan kurang baik dengan si penelepon. Walaupun demikian, jalinan komunikasi tetap berlangsung biasa saja.
Demi kepentingan bisnis semata.

Disamping, ikatan sebagai keluarga juga tak akan bisa diputus begitu saja. Walau, untuk akrab satu sama lain, rasanya mustahil.

"Aku tidak bermaksud mengganggumu."

Jarren berdecak pelan. "Tapi, kau sudah mengganggu jam tidurku," jawabnya sarkas.

"Jadi, cepat sampaikan alasanmu menelepon diriku sekarang." Jarren enggan basa-basi.

"Aku lupa memberikan hadiahmu sema--"

"Tidak perlu." Jarren memotong cepat. Nada dalam suara beratnya pun semakin tegas.

"Aku tidak ingin menerima hadiah apa pun darimu." Jarren kembali menegaskan.

"Aku tidak suka kau terlalu perhatian pada diriku." Ditekankan kata-katanya.

"Kau dan aku tidak akan pernah menjadi saudara seperti yang kau harapk--"

"Aku sudah mengirimkan hadiah padamu. Ke apartemen. Kau harus membukakan pintumu untuk hadiah spesial ulang tahunmu."

Jarren baru saja hendak menjawab, namun sambungan telepon sudah terlebih dahulu diakhiri di seberang sana. Jelas membuatnya geram akan sikap Andrew West. Dan, rasa jengkelnya dilampiaskan lewat umpatan.

Beberapa detik kemudian, bel apartemen berbunyi. Menandakan bahwa hadiah yang dimaksudkan oleh sang kakak tiri memang nyata dikirimkan kepada dirinya.

"Sialan!" Jarren semakin berang.

Namun, ia tetap beranjak bangun. Keluar dari kamar dengan langkah yang sebisa mungkin dipercepat, walau kepeningan di bagian kepalanya belum berkurang.

Jarren ingin segera memastikan saja kado seperti apakah yang diberikan oleh Andrew. Bukan berarti akan bisa diterima begitu saja.

"Hai, Jar."

Tidak bisa disembunyikannya keterkejutan, ditampakkan secara jelas lewat sepasang mata yang membulat. Tentu, yang menjadi penyebab utama adalah hadiah Andrew.

"Apakah kau masih mengingatku? Kau bisa saja lupa karena kita lama tidak bertemu."

"Aku akan memperkenalkan diri secara resmi saja. Hmm, namaku Selza Smith."

"Kau pasti sudah tahu tujuanku datang ke sini, 'kan? Kau sudah diberi tahu Andrew?"

Gerack mengangguk, sekali saja. Masih terus diperhatikan kado tidak terduga dikirimkan Andrew. Tatapan menyelidik dilemparkan.

Pandangan dipindahkan dari atas ke bawah guna memerhatikan penampilan Selza. Tak ada istimewa. Hanya kaus polos sepinggang dan celana jeans menutupi mata kaki saja.

"Kau berperan sebagai hadiah darinya? Ah, lelucon macam yang dia siapkan untukku?"

Rasanya wajar jika Jarren menaruh curiga. Ia belum memahami situasi. Namun, pikiran negatif tidak bisa dihindari. Apalagi, yang merencanakan semua adalah kakak tirinya.

Jarren berekspresi sinis. "Apa aku harus ikut dalam permainan kalian?"

Selza menggeleng kecil. "Aku tidak tahu kau menganggapku sebagai apa. Terserah kau saja," jawabnya dengan acuh tak acuh.

"Aku kemari hanya menjalankan apa yang memang harus aku kerjakan sesuai bayaran aku terima dari Andrew West."

"Aku diminta tidur denganmu." Selza pun menambahkan. Berbicara dengan tegas.

"Apa?"

Selza tak paham kenapa Jarren West bisa begitu terkejut dengan jawaban yang baru dilontarkannya. Seperti sama sekali tidak disangka kehadirannya untuk hal demikian.

"Aku dibayar oleh Andrew menjadi teman tidurmu selama satu bulan." Selza kembali mempertegas, agar tak ada salah paham.

"Aku adalah seorang wanita penghibur."

DEWASA III [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang