"Berapa tarif permalam?"
"Hello, Sir. Kebetulan management kami tidak menggunakan perhitungan permalam melainkan perjam,"
"Berapa tarifnya perjam kalau begitu?"
Aroma-aroma uang, Katrina Rickards menampilkan senyum memikatnya seperti biasa. "Kami menargetkan satu juta lima ratus perjam untuk kandidat terbaik anak-anak saya."
Wajah yang semula sombong, berubah mencibir. "Mahal sekali?! Kalian ingin merampokku huh?!"
Dan Katrina mengerutkan keningnya bingung, "Bagaimana bisa Anda menyebut kami merampok jika harga sesuai pelayanan? Jika tak punya uang, lebih baik jangan jajan di kelab saya! Memalukan!"
"Apa kau bilang?!" Pria berperut buncit dengan kepala plontos berdiri melayangkan tangan ingin menampar, namun dua pengawal di kedua sisi tubuh Katrina dengan bergegas mencekal tangannya. "Lepaskan! Wanita sialan ini! Wanita pelacur ini harus aku hajar biar tahu rasa! Berani sekali dia ingin merampokku!"
Katrina berdiri, "Jika tak punya uang, jangan coba-coba menginjakkan kaki di wilayah saya, Sir. Anda datang hanya untuk mempermalukan diri sendiri,"
"Sialan kau, pelacur!"
"Sstt, lain kali, sadar diri sampai di mana kapasitas Anda miliki." Tatapan Katrina beralih pada kedua pengawalnya, "Lempar dia keluar! Jangan izinkan dia masuk kembali ke wilayah milikku!"
"WANITA KURANG AJAR! KAU AKAN MATI MENGENASKAN SIALAN!!"
"Aku anggap kau berdoa untuk dirimu sendiri,"
Katrina mengabaikan ucapan calon pelanggan yang gagal memesan hanya karena tak terima dengan tarif yang dia tawarkan. Katrina pun melangkah keluar ruangan yang biasa dia gunakan untuk bernegosiasi dengan calon tamu untuk anak-anaknya puaskan mereka.
Di ruang perkumpulan, Katrina duduk di kursi khusus yang selalu dia tempati. Diliriknya jam di pergelangan tangannya, "Di mana Nicole?"
"Dia sedang melayani tamu, Mami."
Katrina, dia tak dikenal sebagai Katrina di rumah prostitusi ini melainkan dikenal dengan sebutan Mami Kath. Dengan wajah dipoles riasan tebal dan bibir merah merona, Katrina menutup identitas aslinya dengan sangat baik. Dia tak ingin mengecoh nama baik keluarganya hanya karena hobi anti-mainstream yang dia sukai.
"Apa dia lupa? Tiga puluh menit lagi, Nicole harus melayani tamu VVIP!"
Katrina tampak geram, tamu VVIP kali ini sudah membayar penuh dimuka alih-alih hanya membayar setengah di awal seperti yang sudah sering terjadi. Apalagi, ini tamu yang baru sekali memesan. Tentu Katrina sebagai Mami Kath harus memberikan kesan terbaik pada tamu barunya.
"Mami bisa menemui Nicole di kamarnya,"
"Ck! Anak itu benar-benar!"
Katrina berdiri dari duduknya, dia melangkah lebar menuju kamar Nicole yang menjadi primadona di rumah prostitusi ini. Jam terbang Nicole sudah tinggi, begitu banyak klien yang terang-terangan mengatakan puas dengan pelayanan Nicole. Belum lagi, banyak pula klien yang memesan kembali Nicole lebih dari dua kali dalam sebulan.
Bagi Katrina, yang dikenal sebagai germo atau muncikari, anak emas seperti Nicole harus di pertahankan dengan baik.
Dia berdiri di depan pintu kamar Nicole, ingin mengetuk namun berakhir mendengus.
"Ahh! Fuck! Terus jalang! Ya seperti itu!"
"Janji tambah uang jajan untukku?"
"Pasti! Ahh! Cepat! Terus!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Muncikari Nakal
FantasyWarning mature content (21+) Katrina Rickards, seorang muncikari nakal yang punya rumah bordil terbesar di Ibu kota. Dia mengayomi 'anak-anaknya' yang menghasilkan uang untuknya dengan cara menjual diri mereka. Pada suatu malam, Katrina tidak senga...