"Bio! Gio! Di mana tamu VVIP yang Mami maksud?"
"Kami tidak tahu, Mami hanya mengatakan untuk membantumu bersiap."
"Shit! Jika tamu VVIP gagal menikmati pelayanan ku, Mami bisa mengamuk!"
Si kembar hanya diam, mereka juga tidak tahu harus bereaksi apa jika seperti ini akhirnya.
Di dalam lift.
"Mundur sialan!"
Nicholas menyentuh bahu terbuka Katrina, dia mengecoh konsentrasi Katrina. Dengan begitu, sangat mudah dia mengambil alih pistol dari tangan Katrina ke tangannya. "Kau tidak cukup jago memainkan senjata api ini, mau aku ajari?"
"Jangan macam-macam!"
Bukankah ini sangat lucu? Dia di kenal sebagai muncikari galak, tapi takut di dekati pria. Jika Nicole atau jalang lainnya tahu, mereka akan tertawa sampai terkencing!
"Pakaianmu persis jalang, mengapa sikapmu seperti perawan baru keluar kandang?"
Katrina menggigit bibir bawah, ingin sekali dia menampar bibir proposional Nicholas yang asal bicara. "Shut up, Sir. Anda membuat kesabaran saya menipis,"
"Kesabaranmu bukan prioritas,"
Katrina terkejut setengah mati! Saat tubuhnya melayang tiba-tiba.
"Turunkan aku!"
"Tidak bisa,"
Akibat tak bisa diam di dalam lift, sensor otomatis membuat lift mengeluarkan berdentum yang cukup memekang. Katrina dan Nicholas jatuh dalam posisi yang tak bisa dibenarkan, Katrina mengumpat! Lift pasti berhenti mengikuti motorik sensor yang sudah di atur sebaik mungkin.
Karena itu, Nicholas merasa Dewi keberuntungan sedang berpihak padanya. "Katakan betapa pun tarif mu setelah aku menikmati tubuhmu,"
"Bajingan!"
Srek!
Matanya membulat, dia ingin menutup bagian dadanya yang terekspos, namun Nicholas bergerak tak kalah cepat. Pria dengan lengan digulung se siku, menarik dasinya hingga terlepas. Mengikat kedua tangan Katrina ke belakang tubuh wanita itu, membuatnya tak memiliki ruang gerak bebas.
"See, kau kalah cerdik denganku, bitch."
Nicholas merenggangkan otot lehernya yang mengetat, dia tertarik dengan bibir ranum Katrina yang sungguh menggoda. Diendusnya bibir tanpa polesan lipstik itu, menjulurkan lidah untuk merasakan bagaimana lembutnya permukaan bibir, tak puas dengan lidah, Nicholas langsung memagut lembut bibir wanita yang baru dia temui di dalam lift.
Dan Katrina yang tak diberi celah untuk memberontak, tak henti mengumpat kasar dalam hati. Dia melihat bagaimana Nicholas sungguh menikmati permainan lidah dan bibirnya pada bibir Katrina. Tak memperdulikan wajah Katrina yang mulai muak dengan aksinya.
Saat ciuman terlepas, Katrina menatap bengis pada Nicholas. "Jangan kurang ajar, sialan!"
Nicholas tak memperhatikan ucapan Katrina, dia lebih tertarik dengan ukiran nama di bagian perut atas dekat bawah dada kiri wanita di hadapannya. "Katrina? Namamu Katrina? Sungguh indah seperti paras dan tubuhmu,"
Diusapnya tatto dengan nama Katrina, naik, meremas buah dada sintal yang terbalut bra berwarna hitam. Begitu kontras dengan kulitnya yang putih bersih, "Dadamu besar, aku menyukainya." Nicholas menggerakan tangannya ke belakang tubuh Katrina, dia melepas pengait bra, meloloskan tanpa memperdulikan tatapan Katrina kian murka.
Tak ingin mendengar umpatan kasar keluar dari bibir Katrina selain desahan manis, Nicholas langsung meraup puting buah dadanya yang merah muda menggoda. Katrina yang baru pertama kali merasakan mulut seseorang mengulum puting buah dadanya, hampir berteriak karena kaget juga merasa geli, geli yang menggelitik ke seluruh syaraf tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Muncikari Nakal
FantasiWarning mature content (21+) Katrina Rickards, seorang muncikari nakal yang punya rumah bordil terbesar di Ibu kota. Dia mengayomi 'anak-anaknya' yang menghasilkan uang untuknya dengan cara menjual diri mereka. Pada suatu malam, Katrina tidak senga...