1. Siapa suruh?

342 21 3
                                    

Re-update karena nggak ada notif 🥲
Saran author sih mending kalian cek cerita ini 2 hari sekali, siapa tahu aku update tapi notifikasi ga muncul🫠

____________________

Happy Reading , vote + comment 🫶🏻

__________________

.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit mulai berubah keunguan, suasana senja memang tak ada dua nya, jam masih belum genap menunjukkan pukul enam sore menciptakan suasana hangat dengan angin malam yang mulai datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit mulai berubah keunguan, suasana senja memang tak ada dua nya, jam masih belum genap menunjukkan pukul enam sore menciptakan suasana hangat dengan angin malam yang mulai datang.

Zara berjalan sesuai keluar dari mobil nya, sekarang waktunya beristirahat setelah sekian lama ia berkutat dengan pekerjaannya. Ia harap ini bukan saat yang buruk, terutama untuk kondisi hatinya.

Tapi sepertinya tidak ketika langkahnya berlawanan dengan pria yang berjalan menunduk karena fokus pada ponselnya, pria bertopi hitam dengan tas yang ia bawa di punggung nya itu berjalan cukup cepat membuat Zara berniat menegurnya. Sayang jika tidak, karena hanya ada mereka di sini.

"Tunggu!" Pria itu berhenti, ia menyimpan ponselnya, lalu menatap Zara sambil tersenyum. Sial!.

"Kenapa, Yasmine?" Pria itu bertanya, sebutan nama itu , pria ini sendiri yang menciptakan nya karena Zara tak suka dengan panggilan terlalu formal, meski posisi Zara lebih tinggi, tapi pria ini jauh lebih dewasa darinya.

Entahlah, pria ini lebih suka memanggil Zara dengan nama tengah nya.

"Kenapa pulang sekarang?" Zara bertanya balik.

"Makan malam sudah siap dan tidak ada lagi yang perlu dikerjakan. " Jawabnya yang diangguki oleh Zara، padahal Zara sedang mencari cara agar pria ini tetap di sini, percayalah, Zara sedang mencari pertanyaan lain untuk topik obrolan mereka.

"Oh, buru-buru?"

Pria itu mengangguk. "Maaf, saya punya beberapa urusan" Entah akan ditaruh mana wajah Zara setelah ini , memalukan benar-benar memalukan.

My Favorite Chef Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang