11. Funny!

371 37 11
                                    


___________________

Typo tandai
.
.

Playlist:The Hills~ The Weeknd

Happy Reading xx

_________________
.
.

Ini jam sebelas malam, tapi Zara masih terjaga membaca satu-persatu surat kepemilikan dari beberapa properti yang Cedrik berikan. Beberapa kali ia misuh pada diri sendiri, bagaimana bisa pria itu!!.

"Mau dikasihani tapi lebih kasihan diri sendiri." Zara bergumam , ia beranjak dari duduknya, Zara mengikat tali piyama satin nya, sudah hampir dua jam ia di kamar ini sendiri dan itu lumayan menguntungkan.

Tak ada adegan malam pertama yang mengerikan seperti yang sedang ia bayangkan.

Zara keluar dari kamar yang mungkin akan ia tempati sampai besok. Zara menelusuri kesepian ini, keluarganya tentu kembali ke rumah setelah tugas mereka selesai, ya ini pernikahan yang tak keluarga Zara inginkan padahal jika tahu apa saja yang Zara terima sekarang, mungkin mereka akan berubah pikiran.

_____________________

Lengah sedikit, Zara benar-benar sudah menikah, harusnya ia masih menikmati semuanya di umurnya yang masih menginjak dua puluh lima tahun itu. Ia masih layak kan jika belum menikah?.

Sesekali helaan napas terdengar dari perempuan yang melangkah tak tentu arah seraya berbalas pesan dari rekan-rekan yang mengucapkan selamat, ini terlalu cepat.

Zara membuka pintu yang menuju kamar mandi,  tak ada siapapun di sini termasuk suaminya. Bisa dikatakan Zara masih bisa menjalani kehidupan nya seperti kemarin, bahkan saat malam pernikahan nya, ia masih sendiri sementara orang yang berstatus sebagai suaminya menghilang entah kemana.

Klik

"Astaga!" Zara hampir saja menjatuhkan ponselnya karena terkejut dengan apa yang ada di depan mata nya.

Ya, itu pria yang sudah berstatus suami nya.

Jadi pria itu ada di sini, Zara menatapnya dari jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi pria itu ada di sini, Zara menatapnya dari jauh. Semua dalam kondisi baik dan tangannya...ah! Itu lumayan. Jangan lupakan urat-urat yang menghiasi tangannya, selain tangan, kira-kira apalagi yang berurat?.

Zara enggan membayangkan hal selain itu. Tapi otot-otot di tubuhnya, ini terlalu jauh untuk dibayangkan, tapi sialnya Zara tak bisa untuk tidak membayangkan pikiran-pikiran liar.

Zara menundukan wajahnya lagi beralih ke ponselnya hanya untuk menggeser menu aplikasi di ponselnya, sangat penting dilakukan dalam kondisi canggung seperti yang sedang Zara alami.

"Zara, " Suara panggilan namanya membuat Zara  melihat lagi ke depannya.

"Sudah lama di sana?" Cedrik menatap ke arah Zara, rambut pria ini masih terlihat basah, beberapa tetesan air melewati dada bidangnya.

My Favorite Chef Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang