2. Pangkuan

2.3K 106 7
                                        

_______________

Typo Tandai

Playlist : Espresso ~Sabrina Carpenter

.

Selamat membaca

Nb: cek cerita ini tiap hari karena notif nya kadang ga muncul:))

___________________

"Oh ya, jadi gaun mana yang kamu pilih untuk acara tunangan Sheerin?" Perempuan itu masih diam dengan obrolan ini, pikirannya masih tertuju pada pedih nya ucapan orang yang diam-diam ia sukai.

"Saya tidak meminta perempuan itu menyukai saya." Sial, pedih sekali. Padahal Zara hanya ingin pria itu berkembang seperti yang kakak nya katakan. Tapi jawaban itu jauh lebih pedih daripada perkataan Zara.

"Zara, " Pria itu menarik satu alisnya, berkali-kali ia mengajak Zara bicara, tapi perempuan itu setia dengan diamnya.

"Zara,"

"Apa sih Mar!?" Zara menatapnya jengah, akhir pekan harusnya ia di rumah, setidaknya menikmati pemandangan di dapur nya, bukan malah keluar dengan kekasih nya.

"Dari tadi aku ngomong loh ke kamu, tapi kamu cuma melamun tanpa jawab ucapan aku. "

Zara menghela napas panjang, jika bukan karena orangtuanya, lebih tepatnya ayah nya. Zara juga tak sudi menghabiskan waktu dengan orang ini , lebih baik ia di rumah di waktu senggang nya bukan malah menikmati waktu tak berguna ini.

Padahal sebelumnya Zara lebih kalem daripada sekarang, mungkin Zara benar-benar ingin menikmati waktu di rumah atau mungkin karena alasan selain itu.

"Aku dengar Mario!" Ujar Zara, ia menghela napas berat, ah! Zara lupa jika ia berada di tempat umum.

"Aku mau pulang. " Zara beranjak dari tempat nya, ia lebih sensi akhir-akhir ini.

"Zara," Mario, pria itu beranjak dari tempat nya untuk mengejar Zara. Stok kesabarannya harus bertambah akhir-akhir ini karena sifat Zara.

__________________________

"Akhir-akhir ini kamu ada masalah di tempat kerja?"

Zara menggelengkan kepala pelan,  ia mengalihkan pandangannya ke ponsel agar tak perlu bicara lagi dengan Mario.

Ia punya firasat seperti perempuan pada umum nya bahwa Mario sebenarnya bukan pria yang sebaik seperti yang keluarganya katakan, tapi hanya modal dari keluarga terpandang Mario bisa merebut hati keluarga Zara.

Sialan, semua memandang nama dan harta. Zara mulai muak dengan kehidupan nya yang sudah benar-benar teratur oleh orangtuanya.

"Jam makan siang, kamu mau ke Restoran mana?"

"Rumah, kita pulang. " Jawab Zara tanpa memandang Mario.

"Papa, Mama sama Sheerin bukannya pergi--"

"Aku tahu, aku mau pulang. " Zara berkata dengan sedikit tegas, ia hanya ingin di rumah nya, melihat sesuatu yang memang sedang ingin ia nikmati di waktu luang ini.

"Oke. " Balas Mario yang enggan memperpanjang keributan, Zara sedikit berubah akhir-akhir ini. Ia takut, sebelum hubungan mereka serius, Zara sudah tahu tentang rahasianya.

_________________________

_________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Favorite Chef Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang