______________
Typo tandai
.
.Playlist: I was never there~The weeknd
_____________
..
"Apa kamu perlu memasak seperti ini?" Zara mengusap dada nya penuh kesabaran setelah seseorang mengejutkannya, ia melihat ke arah samping, tak perlu bertanya lagi siapa orang itu. Karena Zara hanya bersama suami nya di tempat ini.
"Kenapa? Ada yang salah?"
"Atau kamu ragu kalau harus makan tapi bukan kamu sendiri yang buat?" Zara menatapnya, tetapi pria itu justru melingkarkan kedua tangannya di pinggang Zara. Lagi, huft! Zara menghela napas panjang dengan setiap kontak fisik yang mereka lakukan.
Bukan karena risih atau tak nyaman, hanya saja Zara tak terbiasa, padahal sore kemarin Zara sendiri yang membalas ciuman panas dari Cedrik.
"Bukan seperti itu, "
"Tapi bukankah aktivitas seperti ini merepotkan kamu?" Zara menatap Cedrik, lalu menggeleng pelan.
"Nope, aku mau hidup normal sebagai istri. "
"That's great. " Cedrik meraih satu tangan Zara yang membuat Zara menghentikan aktivitas nya. Ini terlalu pagi untuk sesuatu yang sejauh itu.
"Tapi percayalah, tujuan ku menikahi mu bukan untuk hal-hal seperti itu. "
"Hal-hal kecil ini bisa kita lakukan bersama, " Zara tersenyum, akhirnya pria yang ia nikahi memilih sisi baik setelah sisi liar akhir-akhir ini sering kali Cedrik tunjukan.
"Sounds good" Sahut Zara, ia tersenyum memberikan ruang untuk Cedrik berada di sebelahnya, harus Zara akui jika ia sesekali butuh waktu untuk yakin bahwa sekarang ia benar-benar berstatus sebagai seorang istri, ia mencintai pria di sebelahnya ini, tapi ada beberapa hal yang harus Zara pahami tentang berbagai hal.
"Ada yang menganggu pikiran mu?" Zara menggeleng pelan.
"Everything's fine. " Jawab Zara memastikan, ia melihat kembali ke apa yang harus dilakukan setelah beberapa detik ia sempat melamun, sial, ini bukan kebiasaan Zara, ia benar-benar seperti hewan peliharaan yang syok dengan tempat baru dan suasana baru yang sedang ia tempati.
"No, you're not. " Cedrik menghentikan kegiatannya, ia mencuci kedua tangannya di wastafel, lalu menatap Zara yang juga sedang menatapnya.
"Sepuluh menit, ku rasa cukup untuk menunda sarapan. " Zara reflek tersenyum, oh ayolah hanya sepuluh menit?. Zara bahkan tak bisa meyakini perkataan yang Cedrik ucapkan.
_______________________
Zara melihat ke bawa ketika sebuah tangan merenggangkan kedua kakinya, terasa asing , tetapi Zara mengalami nya pada saat tiba di tempat ini.
"Ku rasa kamu lebih ahli dalam hal ini daripada yang lain" Ucap Cedrik, tidak, dia tidak sedang berdiri menatap Zara, tapi ia bicara di antara kedua kaki Zara.
"Low calorie dessert. " Zara memejamkan mata nya, ia membuang napas perlahan dari mulutnya yang sedikit terbuka ketika merasakan sentuhan lembut di lipatan miliknya.
Sementara Zara berusaha menetralisir desir di tubuhnya, Cedrik melihat wajah Zara ketika berusaha menolak perasaan ini, tetapi hati wanita itu menginginkan hal lebih dari hanya jemari-jemari yang menyentuhnya.
Zara membuka mata nya ketika sebuah benda kenyal menempel di bibirnya dengan sensasi sentuhan yang masih ada di bawah sana, Zara membalas ciuman yang Cedrik berikan. Manis dan panas meski cuaca lebih dingin daripada biasanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Chef
RomanceRe-Write [Adult - Be wise!!] Orang gila mana yang memiliki kehidupan terjamin dalam keluarganya malah memilih melarikan diri dengan seorang pria yang tak setara dengan nya. Hanya seorang Chef di keluarga nya. Tapi siapa sangka, pria itu menyimpan...