____________
Typo tandai
.
.
Vote comment______________________
..
.
"Nggak, kamu nggak bisa memutuskan sesuatu secepat itu. " Zara bicara sambil menyadarkan kepala nya di sofa, begitu banyak hal yang ia lewati hari ini. Ada beberapa yang baik untuk hidupnya di masa depan, meski selain itu nama nya buruk karena apa yang terjadi beberapa jam lalu di acara yang harusnya menjadi acara pertunangan nya.
"Memangnya kenapa? Saya hanya berusaha bertanggungjawab. " Zara menatap seorang pria yang duduk di hadapannya sejak tadi, entah mimpi apa yang Zara alami semalam hingga hari ini tiba-tiba seorang pria hendak menikahinya dan itu bukanlah orang yang menjalin hubungan dengannya.
"Kamu masih butuh waktu, saya paham. " Zara menghela napas, benar dia masih butuh waktu untuk sesuatu yang tak pernah ia rencakan sebelumnya.
Cedrik menatap Zara sejenak, lalu membaringkan tubuhnya di sofa panjang yang nampak terlalu kecil untuk tubuh nya. Begitu berbeda dengan Zara yang sedang memikirkan banyak hal tak terduga.
Ya walaupun Zara sempat menyukai pria yang nampak tak memiliki beban itu, tapi haruskah dengan jalan yang memalukan?.
Mereka tak bersuara, sementara Cedrik mengambil sebuah boneka yang sempat tertindih oleh lengan nya.
Pria itu tersenyum lalu mengusap dan meremas dengan gemas boneka itu dengan gemas, Zara sempat menatapnya takut sebelum ia sadar dan kembali pada pemikirannya.
"Punya siapa?" Zara menatap Cedrik lagi, apa sepenting itu sebuah boneka sampai harus perlu dipertanyakan.
"Nggak tahu, lagian kamu cowok main boneka" Ucap Zara dengan nada tak menyenangkan, tapi lihatlah jika pria di hadapan Zara begitu tak menggubrisnya dengan terus melakukan kekerasan pada boneka yang entah milik siapa.
Zara menggeleng kepala lelah di saat pria yang ingin menikahinya sekarang juga sedang sibuk dengan mainannya, Zara.menghela napas panjang sampai Sheerin, kakak nya muncul di ujung pintu.
Wajah Sheerin tentu menunjukkan ketidaksukaan, terutama pada pria yang tetap saja sibuk dengan boneka yang enggan ia lepaskan dari remasan tangannya.
"Zara, kita perlu bicara. " Zara mengangguk, Zara menatap Cedrik sekilas, lalu berdiri mengikuti langkah Sheerin yang menjauh dari ruangan yang hanya di tempati oleh Cedrik.
Punggung Zara yang menghilang dari balik pintu sempat menjadi pusat perhatian Cedrik, setelah Zara menghilang bersama Sheerin pria itu bangkit dari posisinya, ia menatap boneka yang menjadi mainannya barusan. Ia menatap jendela kaca di ruangan itu, Zara terlihat dari kejauhan sedang berjalan di belakang kakak nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Chef
RomansaRe-Write [Adult - Be wise!!] Orang gila mana yang memiliki kehidupan terjamin dalam keluarganya malah memilih melarikan diri dengan seorang pria yang tak setara dengan nya. Hanya seorang Chef di keluarga nya. Tapi siapa sangka, pria itu menyimpan...