PROLOG

282 11 3
                                    

"Minal jinnati wannas"
(Dari Golongan Jin dan Manusia)

**

Sudah di jelaskan dalam kitab Al-Qur-an bahwa Jin itu ada, dan sebagai manusia kita wajib mempercayainya.

Beberapa kalangan manusia tidak mempercayai keberadaan jin, Syaiton, bahkan Iblis sekalipun, namun tak sedikit pula yang meyakini bahkan merasakan bahwa mereka benar ada--- sebab hidup berdampingan dengan manusia.

Dara Horlas, gadis cantik yang satu tahun belakangan ini resmi menjadi mualaf, ia mendapat hidayah dari Allah SWT melalui mimpi yang kemudian menjadikannya seperti sekarang ini. Ya, anggap saja Dara jembatan penolong bagi orang-orang yang SESAT.

Pada satu tahun lalu, Dara mengalami koma setelah terjadi kecelakaan tunggal yang menimpa-nya.

Dalam keadaan koma, Dara melihat sosok berjubah hitam yang tersenyum padanya, lalu menawarkan tangan agar ia ikut dengan sosok tersebut. Namun di sisi lain, ada sosok berjubah putih yang juga menawarkan tangannya agar Dara mau ikut bersamanya.

"Peluk-lah Agama Islam, dan lihat kehidupan terbaik di kemudian hari." ucap sosok berjubah putih itu.

Entah mimpi, atau memang nyata. Dara bahkan melihat dengan jelas bagaimana sosok berjubah putih itu memberikannya sebuah kitab. Dara membuka buku tebal itu, dan membacanya dengan hatam setiap bacaan di dalamnya, yang padahal Dara bukan dari Agama Islam, tetapi ia begitu jelas membaca setiap tulisan arab di dalamnya.

"Apa maksud semua ini?"

"Kamu pasti mengerti,"

Setelah itu Dara kembali terbangun dari tidur panjangnya yang menghabiskan waktu hampir satu bulan lamanya. Dokter bahkan terheran melihat pasien yang ia fikir tidak akan selamat karena terlalu lama mengalami koma, namun kenyataannya gadis cantik itu berhasil melewati masa koma-nya.

Sejak itu, Dara memutuskan menganut Agama Islam. Perpindahnya ke Agama Islam juga tidak sulit, karena yang sulit adalah menjadi hamba Allah yang ta-at.

Namun selain itu..

Ada hal yang berbeda, Dara tak hanya mendapat hidayah tetapi juga mendapat sesuatu yang tidak semua orang miliki.

Dara bisa melihat makhluk gaib, sosok-sosok yang sebelumnya tidak pernah ia temui dalam hidupnya.

Pertamakali yang Dara lihat ialah sosok berambut putih panjang yang berdiri di samping Nenek-nya. Sosok itu menatap tajam Dara, dan membuat Dara akhirnya tertunduk takut.

"Ada apa Dara?"

"Gapapa nek."

"Duduklah, nenek ingin bicara serius dengan kamu."

Dara mengangguk dan menurut. Ia duduk di hadapan sang nenek. Namanya Elvalie, neneknya itu meskipun sudah usia hampir 80 tahun, entah mengapa wajahnya selalu cantik dan kulitnya terawat. Dara sendiri tidak mengerti, mengapa usia Elvalie tidak mempengaruhi fisiknya?

"Mengapa kamu memutuskan pindah Agama?" tanyanya dengan serius.

"Gapapa nek, Dara cuman merasa mendapat Anugerah aja."

"Hm, papa-mu sangat marah. Apa kamu sudah bosan menjadi bagian keluarga ini?"

"Enggak nek, Dara cuman mau ngikutin hati aja. Dara nyaman ada di Agama Islam nek,"

Terlihat wajah Elvalie yang menahan amarah. Bagaimanapun Dara adalah cucu-nya, ia tidak bisa menahan jalan yang akan Dara tempuh pada kehidupan berikutnya. Berbeda dengan orangtua Dara sendiri yang marah besar bahkan mengusir Dara dari rumah, Evalie justru menawarkan agar cucu-nya tinggal bersamanya.

"Tinggalah bersama nenek disini,"

"Maaf nek, Dara harus melanjutkan kuliah di Jakarta."

"Baiklah. Jangan sungkan datang kesini ya? Dan ya, nenek tidak akan menelantarkanmu, nenek akan selalu mengirimimu uang untuk biaya kuliahmu dan biaya hidupmu di Jakarta." Dara tersenyum.

"Terimakasih banyak nek." Keduanya saling memeluk.

Sosok yang Dara lihat, tetap berada di samping neneknya. Sosok itu terlihat sudah sangat tua, tetapi tidak menyeramkan.

Ingin rasanya Dara menanyakan siapa sosok itu pada neneknya, namun hati kecilnya berkata seolah itu tidak perlu.

Lalu bagaimana dengan kehidupan Dara Horlas berikutnya? Apakah akan ada setiap teka-teki yang terungkap?

SESAT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang