BAB 24

56 7 3
                                    

"Kasih aku kesempatan satu kali lagi," pinta seorang gadis yang kini menghadang langkah Abizar.

Abizar menatap dingin gadis di hadapannya, "Udah ya." ucapnya pelan namun menusuk.

"Bi, aku tau aku salah. Aku janji aku gak akan lakuin hal itu lagi, tapi tolong kasih aku kesempatan satu kali lagi Bi."

Abizar tak menghiraukan. Ia pergi begitu saja, tak perduli dengan Baby yang merengek terus meminta ingin kembali seperti dulu.

Dulu-nya Abizar tidak sedingin sekarang, tetapi karena ulah Baby sendiri membuat dirinya jadi seperti sekarang. Mereka pernah menjalin hubungan selama 2 tahun lamanya, namun semuanya berakhir karena Baby yang berselingkuh dengan teman Abizar sendiri, setelah itu semuanya berubah, Abizar bahkan tidak lagi berhubungan dengan Baby ataupun temannya sendiri.

Perkelahian antara Abizar dan temannya-pun di saksikan oleh banyak murid, jadi jelas semua orang yang ada di gedung sekolah mengetahui penyebab Abizar dan Baby putus.

Dulu-nya mereka adalah couple goals yang di idam-idamkan oleh banyak orang, tetapi semuanya menjadi semu dan bahkan perasaan Abizar telah mati di selimuti rasa kecewa.

Kenapa Baby saat ini mengemis untuk kembali? Karena yang bersalah-lah yang akan menemukan rasa penyesalan.

>

Abizar menghentikan langkahnya ketika melihat Ghisela keluar dari mobil dan berjalan ber-iringan dengan Raka. Ia tahu mereka tidak ada hubungan apapun, kelihatan dari prilaku Ghisela yang tidak seperti seorang kekasih untuk Raka.

Bahkan Abizar menunggu Raka selesai mengantar Ghisela sampai kelas, dan kali ini giliran ia berusaha mendekati Ghisela.

"Kak Abizar?" Ghisela terkejut saat ia menemukan Abizar duduk di hadapannya.

"Jadi, gak punya hape?"

"Ng-nggak kak."

Abizar meraih tangan Ghisela, "Kenapa?" tanyanya. Rupanya pria ini memperhatikan tangan Ghisela yang masih memerah keunguan akibat pelintiran keras dari Baby.

"I-ini.."

"Baby lakuin ini?"

"K-kak Abizar pacaran sama kak Baby ya? Kak, aku mohon jangan deketin aku ya, aku beneran takut." Ghisela berkata demikian namun tangannya tidak ia jauhi. Tangannya masih Abizar pegang.

"Udah di obatin?"

"U-udah. Kak Abizar sebenernya mau apa? Kenapa deketin aku? Mau nyontek tugas kan gak mungkin, kak Abizar kakak kelasku, gak sama dengan tugas kelas 11. Lagian aku gak pinter, jadi gak guna juga kakak minta tugas."

"Bukan."

"Terus apa?"

Abizar tersenyum. Demi apapun senyuman itu benar-benar manis, ini pertamakali Abizar tersenyum untuk seorang gadis setelah putus dari Baby 6 bulan yang lalu.

"Pulang sekolah, ada waktu?"

"Hm, kenapa emang?"

"Ada waktu?"

"A-ada."

"Gue tunggu di belakang sekolah pas balik nanti," lalu Abizar mengusap puncak kepala Ghisela dan pergi berlalu.

Ghisela melongo. Dia seperti sedang tersengat listrik, tidak bisa bergerak, gemetaran, dan kaku.

Abizar sangat tampan, dan manis. Tipe semua wanita di muka bumi.

Saat pelajaran sedang berlangsung, Ghisela melihat Calista ada di depan pintu kelas, lalu menghilang begitu saja, dan yang mengejutkan lagi ialah, arwah itu sekarang berada di samping Ghisela.

"Sekarang kamu tau kan siapa Baby?" Ghisela nyaris melompat mendengar suara Calista, dan terlebih arwah itu berada dekat di sampingnya.

"C-Calista k-kamu--"

"Kamu kan sekarang udah tau kalau aku bukan manusia, jadi apa yang harus aku sembunyikan lagi. Ghisela aku gak bisa masuk ke dalam tubuh kamu untuk mendekati Baby, tetapi kamu sendiri yang harus melakukannya dan membongkar semua kejahatannya."

"J-jadi kak Baby--"

"Ya, dia yang udah bunuh aku. Ghisela bantu aku ya? Seperti yang udah aku bilang, kamu bakalan ketemu sama kakakmu."

"Caranya bagaimana?"

"Dekati Abizar, semakin kamu dekat dengan dia, Baby semakin banyak bereaksi dan dia akan semakin berurusan dengan kamu. Kamu jangan takut sama dia, aku akan mengarahkan semuanya, kamu cukup menjalankan."

Mau tidak mau Ghisela mengangguk menurut.

>

Ustadz Jaenal sudah kembali ke Jakarta, setelah mendengar pengaduan dari sang Isteri, ia khawatir pada keselamatan Ghisela dan memilih menunda pekerjaannya.

"Kamar Ghisela di kunci?" tanya ustadz Jaenal pada sang isteri.

"Iya yah, dia itu sekarang ngunciin kamar terus sebelum ke sekolah, nanti udah pulang sekolah dia masuk kamar dan di kunci sampai sore baru turun makan, masuk lagi kamar dan di kunci. Aku fikir memang dia sedang jaga privasi, atau emang lagi pengennya begitu, tetapi setelah kejadian kemarin malam itu, aku rasa ada yang aneh."

"Kemarin pas kamu bawa dia ke kamarnya pas pingsan, kenapa gak periksa dulu ma?"

"Aku mana ada fikiran kesitu, yang aku fikirkan keadaan Ghisela."

"Mau gak mau, harus di dobrak."

"Aku setuju,"

Ustadz Jaenal segera meminta bantuan satpam komplek, untuk membantunya mendobrak pintu.

Selesai dengan itu, kini ia dan sang isteri sudah bisa masuk ke dalam.

Al-Qur-an dan tasbih yang sengaja di simpan di atas nakas, tidak ada disana. Bahkan tulisan arab yang di tempel di dinding-pun tidak ada.

"Ghisela mencabut semuanya," ucap ustadz Jaenal.

"Ayah, dia kan non islam, wajar kan kalau dia gak di wajibkan memiliki itu disini?"

"Ini gak wajar. Dia gak menyembah Allah, jadi gak masalah kalau-pun harus ada pajangan-pajangan itu disini. Tetapi aku merasa dia mencabut semua itu karena ada sesuatu. Tolong siapkan air, aku fokuskan diri untuk mengaji dulu di kamar ini." Ustazah Siska menuruti sang suami.

Membiarkan sang suami berada di dalam kamar sendirian, membaca ayat ayat Al-Quran.

Aura negatif tercium menyengat, ustadz Jaenal sudah menduga ini. Ada yang memper-alat Ghisela, dan ada beberapa makhluk yang datang karena energi dari makhluk lain.

Ustadz Jaenal menyirami setiap sudut kamar dengan air yang sudah ia bacakan doa-doa, ini perlindungan untuk Ghisela.

"Gimana yah, apa ada hal yang kamu ketahui?"

"Makhluk yang datang pada Ghisela itu Jin yang menyerupai wujud manusia, tetapi yang dia inginkan sebuah permintaan agar kejahatan terbongkar, itu suruhan manusia. Dan yang datang kemari kemarin sampai mengganggu mama dan Raka, itu Iblis karena mereka merasa memiliki Ghisela. Ghisela bersedia membantu jin itu, karena di iming-imingi sesuatu yang padahal tidak akan terjadi. Iblis itu membutuhkan raga seseorang untuk keabadiannya, atas dasar perjanjian dengan dukun yang sudah terikat dengannya."

"Jadi Ghisela menyetujui perjanjian?"

"Yang aku lihat begitu. Energi-ku habis, aku istirahat dulu."

"Ayah, tapi Ghisela akan aman kan?"

"Iya cintaku, sudah aku beri penjaga. Iblis itu tidak akan berani datang."

Ustazah Siska bernafas lega. Ya semoga saja Iblis itu tidak mampu melewati batas penjaga-an yang sang suami sudah usahakan demi keselamatan Ghisela.

SESAT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang