BAB 6

35 5 0
                                    

PLAKKK!!

Untuk pertamakali-nya, seorang Ghisela yang tidak memiliki keberanian berprilaku kasar, hari ini ia menampar Elang.

Elang terdiam sesaat, memperhatikan wanitanya yang sedang emosi.

"TEGA HAH? KAMU TEGA BUNUH ORANG KECIL?"

Elang mengernyit bingung, tidak paham dengan apa yang wanitanya katakan. Ia membiarkan Ghisela bicara, dan melampiaskan rasa kesalnya.

"Kenapa kamu bunuh preman itu?"

Cukup terkejut karena Ghisela mengetahuinya. Tapi darimana? Selama ini ia tidak pernah percaya soal yang menyangkut gaib.

"Kamu ngomong apa sayang?" Elang mencoba menenangkan, namun tangannya di tepis kasar oleh Ghisela saat ia berusaha mengusap puncak kepala wanita itu.

"KAMU BENER-BENER IBLIS GAK PUNYA HATI! SEBENERNYA MOTIF KAMU BUNUH ORANG ITU APA SIH HAH? AKU BENER-BENER UDAH CAPEK ADA DI POSISI SEPERTI INI. KAMU GAK PERNAH PERCAYA KALAU AKU PUNYA KEMAMPUAN KHUSUS! JAWAB AKU SEBAGAI ABIZAR, SEBAGAI ABIZAR YANG AKU ANGGAP ORANG BAIK, APA TUJUAN KAMU MEMBUNUH HAH?" Ghisela sampai gemetaran mengatakan ini.

"Yang harus kamu tau, aku sayang sama kamu Ghisel."

"Bukan jawaban itu yang aku mau, tapi jawaban dari setiap pertanyaan aku yang gak pernah mau kamu jawab Elang! Jawab aku, kenapa kamu jadi pembunuh?"

Elang diam.

Ghisela benar-benar sudah kehabisan energi untuk bicara dan menangis lagi, sampai-sampai ia kelelahan sendiri.

Elang mendekat, memeluk wanitanya.

"Aku gak pernah pengen kamu tau, jadi kamu emang tidak di perbolehkan untuk tau."

"Kenapa? Apa aku target selanjutnya?"

Elang tercengang mendengar itu. Ekspresinya berubah cukup terkejut. "Kenapa ada fikiran kaya gitu?"

"Jawab aku, apa iya aku target berikutnya?"

"BIG NO! Kamu orang yang paling aku cintai,"

"Terus kenapa gak nikahin aku?"

"Belum waktunya. Istirahat ya? Aku minta maaf,"

"Aku udah urus semua biaya keluarga orang yang kamu bunuh. Kamu juga harus bantu biaya-nya, renovasi rumahnya. Kamu pengen maaf dari aku kan?"

Elang mengangguk, "Baik sayangku." Jawabnya tanpa ada pertanyaan apapun.

Sebenarnya Elang memang tidak percaya persoalan gaib, tetapi bukan satu dua tiga kali-nya ia selalu mendengar apa yang di katakan Ghisela adalah kebenaran, yang padahal tidak mungkin wanita itu melihatnya sedang membunuh. Elang sangat menutup diri persoalan dirinya, hanya keluarganya yang tau.

Apa yang namanya indigo itu betulan ada?-

Baru kali ini Elang mulai memikirkannya. Jika benar begitu, Ghisela berbahaya bukan? Bagaimana jika wanita itu berani menyelamatkan setiap target-nya?

Malam harinya sosok itu datang dalam mimpi Ghisela.

"Ghisela, terimakasih banyak. Tuhan akan selalu melindungimu, jaga dirimu baik-baik. Aku sangat berterimakasih." Ghisela tersenyum mendengar kata terimakasih itu. Lalu sosok itu menghilang dengan segala rasa tenang-nya.

>
>

Jasad seorang perempuan berusia 21 tahun di temukan berada di dalam koper dengan keadaan tragis. Tubuhnya terpotong-potong, di temukan di sungai saat seorang pria tua sedang asik memancing disana.

SESAT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang