BAB 29

49 5 0
                                    

"Sepertinya permainan akan semakin seru jika yang ada di dalamnya, tidak hanya satu orang saja,"

Suasana menjadi semakin menegangkan, tetapi ekspresi Abizar datar-datar saja sama sekali tidak gelisah akan kehadiran makhluk yang saat ini tidak hanya satu, tetapi puluhan setan lainnya terpancing untuk datang.

Hanya Ghisela yang melihatnya, sementara Raka dan Abizar hanya melihat Septia yang kerasukan.

Abizar meraih pisau yang semula terjatuh, lalu kemudian dengan cepat ia menancapkan pisau itu pada Septia tepat di hadapan Raka dan juga Ghisela.

Terkejut? Ghisela sangat terkejut, tetapi tidak dengan Raka.

Karena...

Raka sudah mengetahui siapa Abizar sebenarnya.

Flashback On.

Sebelum Laras datang memberitahukan bahwa Ghisela kesakitan di kelas yang Laras fikir Ghisela terkena asma atau penyakit berbahaya, saat itu Raka lebih dulu memastikan keadaan lantai atas.

Terdengar suara jeritan, teriakan dan tangisan dari seorang gadis.

Raka menaiki anak tangga, dan saat sampai di lantai atas tepatnya terdapat ruang khusus Les untuk para murid, ia melihat Baby bertengkar hebat dengan Abizar.

Mereka bertengkar saat Raka berkelahi dengan Abizar di lapangan, dan mengatakan pada Abizar bahwa kematian Calista adalah ulah mantan-nya sendiri.

"Lo bunuh Calista, hah?" Abizar mencekik Baby.

Raka bersembunyi di sudut tembok, mendengarkan apa yang sedang mereka bicaralan.

Tadinya Raka ingin menghampiri, dan menghentikan sikap Abizar yang sekasar itu terhadap perempuan, akan tetapi ia lebih tertarik untuk merekamnya, dan kemudian ia jadikan bukti kuat saat Baby mengakui kesalahannya.

Yang Raka fikir Abizar tidak akan melakukan perbuatan lebih keji daripada itu.

"NGAKU BANGSAT!!!"

"I-iya, l-lepashh d-duluuu Biii.."

Abizar melepaskannya. Baby terbatuk-batuk karena tenggorokannya kesakitan bekas cekikan pria itu.

"Akuin semuanya sama gue!"

"I-iya.. ak-aku bunuh Calista. Ak-aku cemburu, Abi."

Plak!

Raka terkejut melihat Abizar menampar kasar gadis di hadapannya. Seorang Abizar yang kelihatan tenang, tidak banyak bicara, rupanya bisa melakukan tindakan sekasar itu.

Tetapi Raka berhasil merekamnya, dan kemudian ia simpan rekaman itu di galeri ponselnya.

Setelah itu Raka pergi dari sana, ia fikir mungkin Abizar hanya sekedar melakukan tindakan kasar saja akibat rasa emosinya karena Baby membunuh Calista.

Setelah Raka pergi dari sana, tadinya Raka nampak ingin melihat lagi kesana, ia ingin memastikan bahwa Abizar tidak melakukan tindakan lebih jauh lagi, akan tetapi Laras sudah lebih dulu menghampirinya.

"Kak Raka, gawat.." Laras kelihatan begitu panik.

"Ada apa?"

"Ghisela kak.."

"GHISELA KENAPA?"

"G-gue gak tau dia kenapa tapi nafasnya kaya yang sesak, dan sekarat. Gue mau masuk, pintu kelas kekunci, tolong kak.."

SESAT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang