pulang?

909 63 2
                                    

"Aku capek, aku bosen sama kamu. Aku mau kita putus" ujaran yang baru saja keluar di mulut seorang flora safiq benar-benar membuat seorang gadis berdarah asli jogja itu terdiam ditempatnya.

Matanya membelalak tak menyangka, kalau kata-kata sakral itulah yang akan keluar dari mulut sang kekasih.

"Ke-kenapa?" Ujarnya tak percaya. Cairan bening telah lebih dulu keluar dari netra kelamnya, badannya bergetar hebat tak mengiginkan hal ini terjadi.

Flora melepaskan tangan mereka, menghempaskan tangan sang mantan kekasih itu ke udara.

"Kamu nanya kenapa?, kamu itu membosankan freya. Aku butuh seseorang yang dapat memenuhi semua kebutuhan aku bukan seperti kamu" freya terdiam, bibirnya seolah kelu hingga mengeluarkan satu kata saja rasanya tak mampu.

Dia akui dirinya memang tak mampu memberikan semua hal yang flora inginkan, dirinya bukanlah anak konglomerat seperti flora yang dapat membeli semuanya menggunakan uang.

Freya hanyalah freya, seorang gadis biasa dengan penghasilan yang biasa-biasa pula. Bahkan untuk makan pun dirinya pas-pasan, mengigat saat ini dirinyalah yang menjadi tulang pungung keluarga.

Setelah mengatakan kata-kata yang menyakitkan itu, flora berjalan pergi, meinggalkan freya yang masih terdiam kaku dilantai apartemennya.

Air mata masih tetap setia mengalir, rasa sakit yang kini ia rasakan sebegitu hebatnya, hingga untuk sekedar mengerakan tubuhnya pun terasa tak mudah.

Malam ini,  freya menghabiskan waktunya untuk meringkuk di lantai dingin apartemen miliknya, berserta suara tangisan yang coba diredamnya.

.....

Author pov

Tak terasa sudah hampir 11 bulan peristiwa diatas berlalu, kini dirinya telah berhasil untuk merelakan semuanya, walaupun beberapa kali ia masih tetap berharap bahwa sang mantan kekasih akan pulang kepadanya.

"Fre? Bengong mulu lu, gw liat-liat. Awas kesambet" itu adel teman 1 devisinya.

Saat ini keduanya sedang makan siang bersama disebuah cafe setelah selesai melakukan pertemuan bisnis bersama dengan client perusahaan.

"Lagi ada masalah? Atau jangan-jangan lu belum move on?" Tanya adel lagi dengan nada penuh selidik.

Freya tertawa masam, namun kepalanya ia gelengkan perlahan.

"Move on kan butuh proses del, relain dulu rasanya baru bisa bergerak mencari yang baru" ujar freya sambil menghelay nafas panjang.

Adel mangut mengerti

"Iya ya, apalagi lu kan sayang banget sama flora" sekali lagi freya tertawa, bukan karena ucapan adel yang terasa lucu namun menertawai nasibnya yang menyedihkan.

"Lucu ya, ketika semua orang tau gw sesayang itu sama dia. Padahal dia sendiri nggak bener-bener ngangep keberadaan gw" adel mengaruk tengkuknya, merasa bersalah karena sudah membahas topik sensif ini.

Apalagi dirinya lah yang mencomblangkan freya kepada flora yang natobanenya adalah sahabat masa kecilnya.

Kini keduanya sama-sama terdiam, dan hanya fokus kepada makanan mereka masing-masing.

.....

"Aku mecintaimu freya, tak peduli dengan kata-kata mereka soal hubungan kita, yang aku tau. Aku nyaman bersama kamu "

Freya masih mengigat dengan jelas prekataan flora kepadanya dimasa awal hubungan mereka.

Mengigat hal itu membuat freya tersenyum getir.

one shootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang