Ketukkan bolpoint terdengar jelas disepanjang ruang kerja seorang gadis berpakaian feminis yang saat ini sedang sibuk menyusun laporan anggaran bulanan dikantor salah satu maskapai terbesar di Indonesia.
Freya namanya. Gadis itu mulai merentangkan jari-jarinya. Merasa lelah karena hampir 7 jam lamanya mengerjakan laporan demi laporan yang seolah tak ada habisnya.
Gadis itu melirik jam, pukul 5 sore.
Dengan gontai freya berjalan keluar dari dalam ruangan kerjanya menuju arah parkiran mobil, angin sore mulai menelisik masuk, membuat gadis itu mempercepat langkahnya menuju mobil brio putih miliknya.
Guratan senja terpampang jelas dari balik jendela, freya menikmatinya sembari mendengarkan lantunan musik karya marcel yang menemani perjalan pulangnya pada sore hari ini.
"Meski waktu datang dan berlalu sampai kau tiada bertahan"
Freya memejamkan mata kala penggalan lirik itu mulai dinyanyikan, dia jadi teringat akan seseorang. Seseorang yang mampu mengetarkan hati dan sesisi dunianya.
Seseorang yang tak akan lagi dapat ia jangkau, ataupun dia temui.
"Semua takkan mampu merubahku, hanya kaulah yang ada direlungku" ah tiba-tiba saja dia menjadi merasa melokonis, jalan kota jakarta yang padat tak meluruhkan perasaan galaunya yang tiba-tiba saja menyerang.
"Hanyalah dirimu, mampu membuatku jatuh dan mencinta, kau lebih dari sekedar indah, kau tak akan terganti "
Freya melirik keatas, tepatnya kearah gantungan mobil yang menampilkan sebuah foto kecil dua orang gadis yang saling berpelukan didalamnya.
"Memang tak kan terganti" gumamnya sambil tersenyum getir ketika kembali teringat moment terakhir perpisahannya bersama dengan sahabatnya,
Fiony.
Gadis yang mampu meluluh lantah kan segala emosi dan perasaan seorang freyana nasifa, sekaligus gadis yang membuatnya mengenal apa makna dari jatuh cinta itu sendiri.
Freya menghelay nafasnya berat, perasaan sesal itu kembali menyeruak masuk kedalam hatinya. Menyesal karena hingga sekarang pun ia masih terlalu takut untuk jujur mengenai perasaanya kepada sahabatnya itu, dan selau berlindung dari kata-kata 'sahabat' jika seseorang mulai mempertanyakan mengenai perasaanya kepada fiony.
Perasaan sesal masih terus freya rasakan, bahkan hingga saat ini pun ia masih engan untuk memulai sebuah hubungan romansa terlepas dari statusnya yang sudah bukan lagi member sebuah group idol ibu kota.
Jika ditanya kenapa? Tentu saja fiony masih menjadi alasanya. Hati tak dapat berbohong, mau sebagimanapun kita mengelaknya, pada akhirnya perasaanlah yang menentukan.
Cinta memang tak selalu harus dimiliki namun entah mengapa rasa sesak itu terus hadir direlung hati, freya bahkan bertanya-tanya, mengapa bisa sesakit ini hanya untuk mencintai seseorang?
Namun begitu, dia masih tetap tak sanggup untuk melepaskan perasaanya. Masih terjebak akan kenangan masa lalu walau hal itu juga lah yang membuatnya mati secara perlahan.
.....
Lorong apartemen itu terasa sunyi.
Freya berjalan menulusuri lorong-lorong apartemen dengan langkah beratnya.
Hingga langkahnya terhenti ketika melihat lampu dari dalam apartemennya menyala.
Dengan perasaan bingung sekaligus was-was freya mulai berjalan masuk kedalam unit apartemenya, gadis itu sedikit mengintip dari balik pintu, aroma khas masakan menyeruak masuk kedalam indra penciumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
one shoot
Fanfictionfrefio area🤡 Randomly⚠️ . . . This just for fun not reall⛔️⚠️ Harap bijak dalam membaca❤️ UPDATE SETIAP MINGGU🗿