Bab 4 || Belajar bersama

141 100 3
                                    

••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-o0o-

Di suatu ruangan bernuansa putih-putih, yang dimana ruangan itu penuh dengan alat-alat medis serta obat-obattan. Kini terlihatlah seorang pria paruh baya yang tengah terbaring lemah di atas brankar.

"Bertahanlah," ujar seorang gadis, ia memegangi tangan pria paruh baya itu dengn lembut.

Ia menatap sendu kedua kelopak mata pria paruh baya itu yang masih nyenyak dalam tidurnya selama 1thun lebih.

"Floraa."

Panggilan itu mampu membuat sang gadis menatap sendu ke arah sahabatnya, yaitu Risa."Papa kapan bangun Ris?" tanya Flora dengan raut wajah yang datar, tetapi jujur saja jika matanya tidak bisa berbohong, Risa bisa melihat dengan jelas, dimana tatapan itu tersirat penuh ke khawatiran dan rasa penyesalan

Risa tak menjawab, ia hanya diam saja, dia sempat berpikir, apa dirinya salah datang ke rumah sakit? Tetapi ia tidak mungkin membiarkan sahabatnya bersedih dalam kesepian.

"Ini salah gua."

Risa tak bergeming, ia membiarkan Flora terus berkata hingga membuat Flora merasa puas, ia hanya akan mendengar kan setiap ucapan yang keluar dari bibir Flora.

"Kalo aja gua nurut, ini semua enggak mungkin terjadi."

<Flashback on>

"Jangan ikuttan nak.. Itu terlalu bahaya," ucap seorang pria paruh baya, dengn sekuat tenaga ia menghalangi putri tersayang nya.

"Jangan tinggalin papa seperti bunda mu meninggalkan papa," lanjut nya berkata, buliran air terus mengalir deras di pipinya.

"Flora harus berangkat! markas di serang pa!" bantah gadis itu, ia adalah Flora.

"Kamu di sini aja nak.."

"Flora harus pergi! Papa jangan halangi Floraa!"

"Nak.. Papa mohon," ujar sang pria paruh baya memeluk anaknya dengan erat.

"Paaa.."

Flora pun terpaksa melepaskan pelukkan sang papa, ia langsung berlari keluar rumah untuk menuju markas nya.

Sesampainya ia pun menaiki mobil nya dan melaju meninggalkan pekarangan rumahnya dengn cepat, ia berharap papa nya tidk akan bisa mengejar dirinya.

Gadis Kesayangan Fian (Rombak Bentar) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang