03. Whisper of Change

40 5 1
                                    

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆


Raka terbangun di tengah malam, terjaga oleh bunyi riuh dari luar jendela kamarnya yang terbuka. Dia menarik selimutnya lebih dekat, merasakan tekanan yang selalu mengikutinya.

Rutinitasnya sebagai musisi ternama mengharuskan dia hidup dalam gemerlap dan sorotan yang tak pernah surut, namun dia mulai merasa lelah.

Keberadaan Kirana dalam hidupnya mulai memberikan perasaan yang tidak bisa ia abaikan.

☆☆☆☆

Keesokan paginya, Raka memutuskan untuk pergi ke kafe kecil tempat dia pertama kali bertemu dengan Kirana.

Sejak pertemuan itu, kafe tersebut menjadi tempat yang secara tidak sadar membawanya pada perasaan tenang yang selama ini dia cari. Dia ingin melihat Kirana lagi—meskipun dia tidak sepenuhnya yakin mengapa.

Di kafe yang sama, Kirana sedang sibuk di belakang meja, mempersiapkan minuman pagi untuk pelanggan.

Hari-harinya berjalan dengan ritme yang sama: menyajikan kopi dan teh, sambil menikmati ketenangan pagi yang rutin.

Namun, hari ini, ada sesuatu yang terasa berbeda. Sejak pertemuan dengan Raka, dia merasa ada sebuah perubahan kecil dalam rutinitasnya. Sesuatu yang membuatnya penasaran.

Ketika Raka masuk ke dalam kafe, suasana terasa berbeda. Kirana sedang membereskan meja, dan saat matanya bertemu dengan Raka, dia tidak bisa menahan senyumnya. “Selamat pagi,” ucap Kirana, suaranya lembut dan hangat.

“Pagi, Kirana,” jawab Raka, merasa ada sesuatu yang menenangkan dalam sapaan itu. “Boleh aku duduk di sini lagi?”

"Tentu," Jawab Kirana mengangguk. “Tempat favorit kamu masih kosong.”

Raka duduk di sudut kafe, tempat di mana mereka pertama kali berbicara.

Seiring Kirana mempersiapkan kopi, dia bisa merasakan ketegangan di udara, seolah ada sesuatu yang tidak diungkapkan. “How was your day?” tanya Raka, mencoba membuka percakapan.

“Seperti biasa,” jawab Kirana sambil tersenyum. “Tenang dan damai. How about you? Pasti sangat sibuk.”

Raka menghela napas. “Ya, hidupku selalu penuh dengan kebisingan. Kadang-kadang, aku merasa seperti sedang berlari tanpa akhir.”

Kirana mengamatinya dengan rasa empati. “Kadang-kadang, dalam kesunyian kita bisa menemukan jawaban yang kita cari. Aku merasa itu mungkin salah satu alasan kenapa aku suka tempat ini—karena memberikan ketenangan.”

Raka menatap Kirana, merasakan sesuatu yang berbeda dari biasanya. “Kamu tahu, aku merasa lebih tenang setiap kali aku di sini. Seperti ada sesuatu yang membuatku merasa lebih baik, hanya dengan berada di dekat kamu.”

Kirana merasa pipinya memerah. “Aku gak tahu harus bilang apa.”

“Jangan khawatir,” kata Raka dengan lembut. “Aku cuma mau bilang terima kasih. Mungkin aku gak sepenuhnya mengerti,  tapi aku merasa sangat nyaman berada di sini.”

Saat mereka melanjutkan percakapan, Raka mulai membuka sedikit tentang kehidupannya—tentang bagaimana dia merasa terperangkap dalam sorotan dan bagaimana tekanan kariernya membebaninya.

Kirana mendengarkan dengan penuh perhatian, merasakan kedalaman perasaan Raka yang jarang terlihat di dunia glamour.

Hari itu, mereka berbicara lebih banyak dari biasanya, dan meskipun percakapan mereka tidak mengubah dunia, itu membuka pintu untuk pemahaman yang lebih dalam antara mereka. Raka menyadari betapa pentingnya kehadiran Kirana dalam hidupnya, meskipun mereka berasal dari dunia yang sangat berbeda.

Ketika Raka akhirnya meninggalkan kafe, dia merasa ada sebuah perubahan dalam dirinya—sesuatu yang mengajarinya bahwa kadang-kadang, cinta dan kedamaian bisa ditemukan dalam hal-hal yang paling sederhana.

Kirana, di sisi lain, merasa ada harapan baru, seolah-olah pertemuan ini membuka kemungkinan baru untuk hidupnya.

Keduanya pulang dengan perasaan yang campur aduk—senang karena telah saling berbagi, tetapi juga sadar bahwa perjalanan ini baru saja dimulai.

Perbedaan dunia mereka mungkin sangat besar, tetapi saat ini, kedekatan mereka memberikan kehangatan yang sangat mereka butuhkan.

bersambung

Serenade in Stillness | Wonbin RIIZE [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang