☆☆☆
Raka merenung di balkon hotelnya, memandangi kota yang tak pernah tidur di bawahnya. Suara musik dari konser malam sebelumnya masih terngiang di telinganya, namun hatinya terasa kosong.
Sementara itu, di sebuah kafe kecil yang terletak jauh dari keramaian kota, Kirana sibuk menyusun buku-buku di rak. Keberadaan Raka di kehidupan sehari-harinya terasa seperti mimpi yang sangat tidak mungkin, tetapi perasaan itu terus berkembang, mempengaruhi cara dia melihat dunia.
Hari itu, Raka memutuskan untuk melarikan diri dari rutinitasnya dan mencari ketenangan di tempat-tempat yang lebih sederhana. Berjalan tanpa tujuan, ia akhirnya tiba di kafe tempat Kirana bekerja.
Tanpa disangka, Kirana sedang mempersiapkan sebuah acara kecil di kafe untuk pelanggan setia mereka—sebuah sesi musik akustik informal.
Ketika Raka memasuki kafe, dia terhenti sejenak. Kirana yang tampaknya memegang mikrofon dan memandang pemandangan luar jendela dengan ekspresi tenang, tampak begitu berbeda dari apa yang biasanya ia lihat.
Kafe ini penuh dengan pelanggan lokal yang santai, menikmati suasana damai yang sangat kontras dengan kehidupan glamor yang Raka jalani.
"Selamat datang," Kirana menyapa, tidak menyadari bahwa tamu yang datang adalah Raka, yang dikenal di seluruh dunia. "Ada yang bisa saya bantu?"
Raka tersenyum. "Saya hanya ingin mendengarkan musik."
Seiring waktu berlalu, Kirana mulai menyanyikan lagu-lagu yang lembut dan penuh perasaan—lagu-lagu yang mengungkapkan segala kesedihan dan kebahagiaan hidupnya.
Suara Kirana mengisi ruangan dengan kehangatan yang mengubah suasana hati Raka. Meskipun dia tidak mengenali Kirana dari jauh, ada sesuatu dalam musik yang dimainkan yang membuatnya merasa lebih hidup dari sebelumnya.
Saat sesi musik berlangsung, Raka memutuskan untuk ikut bergabung. Dengan penuh hati, Kirana mengizinkannya untuk mengambil gitar yang disediakan dan menambahkan melodi pada permainan Kirana.
Keduanya mulai memainkan duet yang menggabungkan suara dan alat musik mereka dengan harmoni yang sempurna. Dalam kebersamaan mereka, Raka merasakan kedamaian yang selama ini ia cari.
Penampilan sederhana ini, tanpa sorotan dan kerumunan, membuat Raka merasa seperti dirinya yang sebenarnya. Dalam keheningan dan kesederhanaan, ia menemukan kembali cintanya pada musik dan pada Kirana—yang telah mengajarinya untuk melihat keindahan dalam hal-hal kecil dan penting.
Setelah acara berakhir, pelanggan kafe memberikan tepuk tangan hangat. Kirana dan Raka saling menatap, tidak perlu kata-kata untuk mengungkapkan perasaan mereka. Mereka baru saja mengalami sesuatu yang istimewa, sesuatu yang lebih dari sekadar konser atau penampilan.
Di luar kafe, di bawah langit malam yang berkilauan, Raka dan Kirana berjalan bersama, menikmati keheningan yang indah.
Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Raka merasa bahwa dia tidak hanya menemukan melodi baru, tetapi juga seseorang yang dapat memahami keheningan di dalam hatinya.
Kirana menatap Raka dengan senyum lembut. "Terkadang, musik yang paling indah datang dari tempat yang paling sederhana."
Raka membalas dengan penuh rasa syukur. "Dan kadang, kedamaian yang kita cari bisa ditemukan di tempat yang tak terduga."
Mereka melangkah bersama ke dalam malam, dua jiwa yang berbeda tetapi saling melengkapi, menemukan bahwa keindahan dan kebahagiaan bisa ditemukan di luar keramaian, dalam harmoni keheningan.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenade in Stillness | Wonbin RIIZE [ END]
FanfictionKetika dua dunia yang begitu berbeda ini bertabrakan secara tak terduga, Raka dan Kirana saling menemukan apa yang selama ini hilang dalam hidup mereka. Kirana menemukan kedamaian dalam keheningan Raka, sementara Kirana mulai melihat keindahan dalam...