19. The Echoes of Us

8 0 0
                                    

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆

Raka berdiri di balkon kamar hotelnya, memandang ke arah kota yang bersinar di malam hari. Lampu-lampu dari gedung-gedung tinggi memantulkan kilauan yang seolah tak pernah berhenti.

Musik dari konser sebelumnya masih bergema di telinganya, mengingatkan pada dunia yang gemerlap dan penuh sorotan yang dia tinggalkan hanya beberapa jam yang lalu.

Namun, malam ini, pikirannya tidak terfokus pada karier atau kesuksesan. Sebaliknya, dia merindukan kedamaian yang hanya bisa dia temukan ketika berada bersama Kirana.

Sudah beberapa hari sejak mereka berdebat tentang masa depan mereka, dan keraguan serta ketegangan masih membayangi hubungan mereka. Raka merasa terjebak di antara dua dunia—dunia yang dia bangun dengan keras dan dunia yang ia impikan bersama Kirana.

Sementara itu, Kirana duduk di kursi jendela di apartemennya, menatap langit malam yang sama dari sudut pandangnya. Buku yang biasa dia baca tergeletak di meja samping, tidak tersentuh. Pikirannya melayang ke diskusi terakhir mereka, di mana harapan dan ketakutan bercampur aduk.

Dia merindukan ketenangan yang biasa dia rasakan, tetapi kali ini, hatinya penuh dengan kegelisahan yang tidak bisa diabaikan.

Ponselnya bergetar di atas meja, dan saat Kirana melihat layar, dia melihat nama Raka. Dengan tangan bergetar, dia menjawab panggilan itu.

"Kirana," suara Raka terdengar lembut namun penuh tekad di ujung telepon, "Aku tahu kita masih belum menyelesaikan semuanya, dan aku minta maaf jika aku membuatmu merasa tertekan. Aku hanya... merasa terjebak di antara dua dunia."

"Aku juga merasakannya," jawab Kirana suaranya sedikit gemetar. "Kadang aku merasa kita tidak bisa benar-benar bersatu tanpa mengorbankan sesuatu yang berharga."

"Kirana," Raka melanjutkan dengan nada lebih
lembut, "Aku tahu hidupku sangat berbeda dari yang kamu kenal, dan aku tidak mau kamu merasa seperti kamu harus berkorban untukku. Tapi aku juga tahu bahwa aku tidak bisa hidup tanpa kamu. Aku perlu menemukan cara untuk membuat keduanya cocok."

"Aku juga tidak bisa hidup tanpa kamu," Kirana berkata. "Tapi aku perlu tahu bahwa kita bisa melakukannya bersama. Aku mau kita menemukan cara untuk menyelaraskan dunia kita, bukan hanya bertahan di dalamnya."

Kedua belah pihak merasa ada kemajuan dalam pembicaraan mereka, seolah-olah mereka mulai mengerti bahwa mereka berdua harus menyusun masa depan bersama, bukan hanya dari sudut pandang masing-masing, tetapi sebagai satu kesatuan.

"Bagaimana kalau kita mulai dengan membuat rencana?" tanya Raka. "Mungkin kita bisa mencari waktu untuk melihat dunia dari sudut pandang satu sama lain. Aku bisa mencoba lebih sering menghabiskan waktu denganmu di tempat yang kamu anggap damai, dan kamu bisa ikut dengan aku di beberapa acara."

"Ya, itu terdengar seperti awal yang baik," jawab Kirana, merasa sedikit lebih tenang. "Aku ingin melihat dunia yang kamu lihat, dan aku juga ingin kamu merasakan kedamaian yang aku rasakan."

Dengan keputusan ini, mereka berdua merasakan sebuah beban yang sedikit terangkat dari hati mereka. Meski perjalanan mereka masih panjang dan penuh ketidakpastian, mereka tahu bahwa cinta mereka bisa mengatasi rintangan jika mereka bekerja sama.

"Raka, aku ingin kamu tahu bahwa aku mencintaimu, dengan semua kelebihan dan kekuranganmu," Kirana mengungkapkan. "Dan aku percaya kita bisa membuatnya berhasil."

"Aku juga mencintaimu, Kirana," Raka menjawab, "Dan aku berkomitmen untuk membuat hubungan kita berhasil, apapun yang harus kita lalui."

Saat mereka mengakhiri panggilan dan masing-masing merenung dalam kesunyian malam, mereka merasa bahwa meskipun tantangan akan terus ada, mereka tidak lagi sendirian dalam perjuangan mereka. Mereka mulai memahami bahwa perjalanan mereka menuju keseimbangan dan kebahagiaan mungkin tidak akan mudah, tetapi itu adalah perjalanan yang layak untuk diambil bersama.

bersambung

satu chapter lagiiii endinggg

Serenade in Stillness | Wonbin RIIZE [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang