04. The Cracks in the Harmony

33 5 0
                                    

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆



Raka memandangi langit malam dari balkon apartemennya yang mewah, dikelilingi oleh lampu kota yang bersinar terang.

Musik dari konser malam itu masih menggema dalam pikirannya, tetapi perasaan kosong yang mengikutinya sejak lama tetap ada. Ia teringat pada Kirana—gadis yang penuh dengan ketenangan dan kehangatan yang jarang ia temui.

Pertemuan mereka yang tak terduga telah mengganggu rutinitasnya yang penuh sorotan, meninggalkan jejak di hatinya yang sulit dijelaskan.

☆☆☆

Di sisi lain kota, Kirana duduk di ruang tamunya yang sederhana, menghirup teh hangatnya dan membolak-balik halaman buku favoritnya.

Meskipun dia sangat menghargai kebiasaannya yang tenang, pikirannya sering melayang kepada Raka.

Ia tak bisa mengabaikan betapa berbedanya kehidupan mereka—sebuah dunia glamor yang terus menerus mengejar Raka dan sebuah dunia sunyi yang menjadi rumah baginya.



☆☆☆

Malam itu, setelah lama bertukar pesan dengan Kirana, Raka memutuskan untuk mengunjungi kafe kecil tempat mereka pertama kali bertemu.

Kafe itu kini tutup, tapi ia tahu Kirana mungkin akan datang untuk merapikan tempatnya, seperti biasa. Dengan rasa rindu dan keingintahuan yang mendalam, ia memutuskan untuk pergi ke sana.

Raka tiba di kafe dan menemukan Kirana sedang membersihkan meja dengan perlahan. Dia tampak terkejut melihat kehadiran Raka di luar jam kerja, tapi tersenyum lembut saat dia menyadari siapa yang datang.

"Kirana," kata Raka, dengan nada yang menunjukkan kelelahan dan kebingungan. "Aku hanya ingin berbicara sebentar, jika tidak mengganggu."

Kirana mengangguk dan mereka duduk di meja yang mereka sering gunakan untuk berbincang. Mereka memulai percakapan ringan, tetapi Raka tampak tidak bisa menyembunyikan ketidaknyamanannya.

"Bagaimana kabar konsermu?" tanya Kirana, mencoba memecahkan kebisuan yang mulai membungkam mereka.

Raka menarik napas dalam-dalam. "Konser selalu hebat, tapi aku merasa tidak ada artinya. Selalu ada keramaian dan sorotan, tapi di dalam hatiku, aku merasa kosong."

Alya menatapnya dengan penuh perhatian. "Aku tidak bisa membayangkan betapa beratnya kehidupan yang kamu jalani. Aku hanya tahu, kadang-kadang, kita perlu berhenti sejenak untuk merasa."

Raka mengangguk, wajahnya penuh keraguan. "Kehidupanmu yang tenang, Kirana... itu sesuatu yang aku inginkan, tetapi aku tidak tahu bagaimana cara meninggalkan segala sesuatu yang aku kenal."

Kirana meraih cangkir teh yang sudah dingin dan menghirupnya dengan tenang. "Terkadang, kita harus menghadapi kenyataan kita yang paling gelap untuk menemukan apa yang sebenarnya kita cari. Kamu tidak bisa meninggalkan sesuatu jika kamu tidak benar-benar menghadapinya."

Percakapan mereka terus berlanjut, tetapi malam
itu, ada perubahan yang tidak bisa diabaikan. Ada ketegangan yang mengisi ruangan—sebuah perasaan bahwa keduanya sedang berada di ambang sebuah keputusan besar.

☆☆☆

Keesokan harinya, Raka merasa seolah ada sesuatu yang berubah dalam hidupnya. Meskipun dia masih dikelilingi oleh dunia yang glamour dan sibuk, pikirannya kembali kepada percakapan dengan Kirana.

Dia mulai mempertimbangkan bahwa mungkin dia harus menghadapi sisi gelap dari hidupnya dan tidak hanya mengandalkan ketenaran untuk mencari kebahagiaan.

Di sisi lain, Kirana merasakan dorongan untuk melangkah keluar dari zona nyamannya. Hubungan dengan Raka membuatnya mempertanyakan batasan-batasan yang telah dia buat untuk melindungi dirinya sendiri.

Dia merasa siap untuk menghadapi tantangan yang lebih besar, bukan hanya untuk dirinya tetapi juga untuk hubungan mereka.

Namun, saat mereka kembali bertemu, mereka menemukan bahwa meskipun cinta mereka mendalam, dunia yang mereka miliki sangat berbeda.

Tantangan nyata belum mulai—dan mereka harus memutuskan apakah mereka bisa mengatasi perbedaan yang ada atau justru akan menyisakan luka yang lebih dalam.

Dalam kebisingan dunia dan kedamaian yang saling bertentangan ini, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa cinta tidak selalu cukup untuk menyembuhkan luka yang tersimpan di dalam hati.


bersambung



jadi guys cerita ini setiap chapter nya pendek-pendek yaa hehe, see you on the next chapter

Serenade in Stillness | Wonbin RIIZE [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang