☆☆☆
Raka berdiri di tepi jendela apartemennya yang menghadap ke kota yang tidak pernah tidur. Pemandangan kota yang cerah dan penuh kehidupan tampak kontras dengan suasana hatinya yang suram.
Musik yang selama ini menjadi tempat pelarian, kini hanya terasa seperti latar belakang dari sebuah drama yang terus-menerus berulang tanpa akhir. Dia memikirkan Kirana, yang saat ini berada di rumah kecilnya di pinggiran kota, dikelilingi oleh ketenangan yang sangat dia rindukan.
Hari itu, Raka dan Kirana mengalami perdebatan yang keras-sesuatu yang sepertinya tidak bisa mereka hindari. Ketika Raka merasa tertekan oleh tuntutan dari kariernya yang sibuk, Kirana merasa terasing oleh dunia yang penuh sorotan yang mengelilingi Raka.
Mereka bertengkar tentang bagaimana seharusnya mereka mengatasi perbedaan itu, dan percakapan yang mereka harapkan sebagai solusi, malah menjadi semakin memburuk.
Ketika malam mulai merayap, Raka mendengar ketukan lembut di pintu apartemennya. Dia membuka pintu dan menemukan Kirana di sana, dengan mata yang tampak lelah namun penuh tekad. Tanpa berkata sepatah kata pun, Kirana melangkah masuk dan langsung menuju piano yang selama ini hanya menjadi saksi kesepian Raka.
Raka memandang Kirana dengan bingung ketika dia mulai memainkan melodi lembut di piano, sebuah lagu yang belum pernah ia dengar sebelumnya.
Melodi itu penuh dengan rasa sakit dan harapan, mencerminkan keputusasaan yang selama ini mereka coba sembunyikan. Setiap nada seolah menggambarkan perjalanan mereka-penuh dengan kebahagiaan dan kesedihan, harapan dan keputusasaan.
"Kirana, aku tidak mengerti...," Raka mulai berbicara, namun Kirana hanya mengangkat tangan untuk menandakan agar dia diam.
Kirana melanjutkan permainan pianonya, dan Raka akhirnya merasakan sesuatu yang selama ini dia cari-koneksi yang mendalam dengan Kirana.
Dia menyadari bahwa meskipun mereka memiliki dunia yang berbeda, ada sebuah melodi yang sama dalam hati mereka. Melodi yang menyatukan kesepian mereka, menyatukan perasaan mereka yang terabaikan oleh dunia luar.
Ketika Kirana selesai memainkan lagu tersebut, dia menoleh ke Raka dan berkata dengan lembut, "Aku tahu kita berdua merasa terjebak dalam dunia kita masing-masing. Tapi mungkin, kita bisa menemukan cara untuk membuat melodi ini menjadi milik kita bersama. Kita harus belajar untuk saling memahami dan berkompromi, bukan hanya untuk diri kita, tapi juga untuk cinta yang kita miliki."
Raka mengangguk dengan penuh pemahaman. Dia menyadari bahwa meskipun mereka tidak bisa sepenuhnya mengubah dunia mereka, mereka bisa menciptakan ruang di mana keduanya bisa merasa diterima.
Dia meraih tangan Kirana dan berkata, "Aku ingin mencoba. Aku ingin menemukan cara untuk menyatukan kita, meskipun dunia kita sangat berbeda."
Malam itu, Raka dan Kirana duduk bersama di samping piano, berbicara dengan lembut tentang masa depan dan harapan mereka. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka tidak akan mudah, tetapi mereka juga tahu bahwa cinta mereka-seperti melodi di piano-memerlukan waktu dan usaha untuk disempurnakan.
Di bawah cahaya lembut dari lampu apartemen, Raka dan Kirana mulai merangkai bagian-bagian dari hidup mereka yang terpisah, menyusun melodi yang baru untuk masa depan mereka.
Dan dalam keheningan malam itu, mereka menemukan sebuah harapan-bahwa mungkin, dalam perbedaan mereka, mereka bisa menciptakan sesuatu yang lebih indah dari apa pun yang bisa mereka bayangkan.
bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenade in Stillness | Wonbin RIIZE [ END]
FanfictionKetika dua dunia yang begitu berbeda ini bertabrakan secara tak terduga, Raka dan Kirana saling menemukan apa yang selama ini hilang dalam hidup mereka. Kirana menemukan kedamaian dalam keheningan Raka, sementara Kirana mulai melihat keindahan dalam...