chapter 十三

143 29 4
                                    

HAPPY READING

13






Aku seperti bermimpi...

Berlarian di sepanjang jalan setapak dengan bunga liar menghiasinya, tawa kecil mengalun dari mereka yang sedang bahagia disana.

Tiga orang.

Mereka bertiga saling berpegangan tangan sembari menjaga keseimbangan agar tidak jatuh ketika melewati jembatan kecil yang di bawahnya terdapat air.

Air mataku mengalir kala senyuman itu tidak akan pernah kutemui lagi di kehidupan sekarang.

Ini adalah kilas balik memori terindah dalam hidupnya, ketika tidak ada obsesi dan cinta berlebih disana.

Langit begitu cerah seolah-olah mengatakan bahwa ketiga anak itu akan selalu bersama hingga ajal menjemput.

Namun Jaehyun menghancurkannya.

...

Tidak ada yang menyentuh Jaehyun selain Sungchan, nafasnya tersengal namun tidak mengeluh.

Genggaman tangannya mengerat pada baju bagian depan Sungchan, sakit yang ia rasakan begitu menghujam kesadaran matanya melirik Christopher yang masih khawatir akan Felix di ujung sana.

Di tempat tidur.

Dan dirinya di lantai, tanpa beralaskan apapun.

Meregang nyawa.

Setitik air mata jatuh tepat di pipinya, menangkap pemandangan seorang teman yang menangis karena merasa bersalah.

Sungchan menangis tanpa suara. Ketika Jaehyun memuntahkan darah, Sungchan tahu bahwa meskipun dokter berada disini untuk menangani, tidak akan ada kesempatan.

Pelurunya terlalu dalam apalagi dirinya menembak dalam jarak tidak terlalu jauh, tidak ada pilihan berada digenggaman, semuanya terjadi karena keterpaksaan. Dan harus ada yang dikorbankan.

Jaehyun bersalah tetapi Sungchan masih tidak terima mengapa sahabatnya ini begitu bodoh.

"J-jangan menangis kumohon, aku tidak pantas." Jaehyun mengulurkan tangan, menghapus air mata itu namun yang terjadi malah darahnya menempel pada wajah Sungchan.

"Maaf aku mengotori wajahmu."

Christopher menyadarinya, Jaehyun merasakan hawa panas menyelimuti bagian yang ditembak.

Kakinya melangkah mendekat, mengambil alih tubuh Jaehyun agar berada dalam pelukan.

Ketiga sekawan itu menangis takdir begitu kejam meramu setiap tindakan, Christopher mengecup kepala seseorang yang sudah ia anggap sebagai adik.

"Aku minta maaf, maaf telah membuatmu berada dalam pilihan sulit. Maaf karena tidak menyadari bahwa perasaanmu padaku adalah cinta dan bukannya kasih sayang antar saudara." Bisiknya tepat di telinga Jaehyun yang tersenyum lemah.

Sungchan menjatuhkan kepalanya di bahu Christopher, menggenggam tangan Jaehyun yang telah menutup mata setelah satu senyuman menyedihkan ia berikan pada malam dingin ini.

Ini adalah pelukan terhangat, bersama salah satu tubuh yang mulai kaku.

...

17 Oktober 2008.

Hello, Goodbye, and Everything in BetweenWhere stories live. Discover now