chapter 五

128 31 12
                                    

HAPPY READING

05






Keesokan harinya Felix telah di perbolehkan pulang, untungnya tidak ada luka dalam dan semua orang bernafas lega.

Jika mengingat malam yang hampir membuat nyawanya melayang, Felix merasa sangat bodoh. Atau mungkin dia hanya sedang di rasuki oleh arwah jahat? Entahlah.

"Apa yang kau pikirkan?" Christopher turun dari tangga lantai dua, biasanya pria itu memakai setelan jas serta rambut yang telah di tata rapi. Tapi sekarang ia hanya mengenakan pakaian rumahan, rambutnya pun masih setengah kering.

"Kau tidak bekerja?" Felix heran.

"Tidak senang aku berada di rumah?"

Kenapa dia?

Anak yang masih berusia delapan belas tahun itu menggendikkan bahunya acuh, ada atau tidak adanya Christopher, rasanya sama saja.

Tapi tidak dapat di pungkiri bahwa kini satu senyuman tipis telah tercipta.

"Kapan ujian kenaikan kelas?" Christopher mengambil tempat di samping Felix yang sedang menonton kartun favoritnya, Doraemon.

Menaruh kepalanya di atas paha yang lebih muda, Felix sangat terkejut akan tingkah Christopher.

"A-apa yang kau lakukan?"

Christopher tersenyum melihat reaksi yang ditimbulkan, nada bicara terbata serta pipi merah merona.

Menggemaskan, Felix-nya sangat manis.

"Apa salahnya? Aku hanya sedang bermanja-manja dengan istriku." Ujarnya tanpa beban.

Felix berusaha menetralkan nafasnya, Christopher yang tiba-tiba seperti ini sungguh membuatnya gugup sendiri. Dalam artian mendadak jantungnya berdegup kencang.

"Dua minggu lagi ujian kenaikan kelasku, dan Christopher bisakah aku kembali ke rumah sakit?"

Christopher menoleh cepat, "Ada apa? Kau merasa sakit?"

"Aku rasa begitu jantungku berdebar terlalu kencang. Tapi anehnya ini tidak menyakitkan justru sangat menyenangkan." Dengan mata berkaca anak itu menunduk menatap Christopher yang berdehem hampir melepaskan tawanya.

"Apa jantungmu berdebar setelah aku tidur di pangkuanmu?"

Satu anggukan.

"Itu tandanya kau hampir mati." Wajahnya terlampau datar ketika memberikan vonis palsu untuk istrinya.

Setelahnya Christopher menyesali perkataannya sendiri, Felix yang panik bukanlah sesuatu yang baik. Dan sekarang anak itu tengah menangis kencang seperti bayi.

Christopher kau keterlaluan.

...

"Jaemin!"

Jaemin membalikkan badannya ketika mendengar seseorang memanggilnya.

"Ada apa... Jake?" Sedikit melirik name-tag yang terpasang, yang di sebut namanya menyunggingkan senyum.

"Kau teman dekatnya Felix Calvary bukan?"

Mengangguk.

"Kenapa dia tidak masuk?"

Jaemin menggaruk tengkuknya, apakah ia harus memberitahunya? Lagipula ada gerangan apa seorang ketua OSIS yang sangat diminati banyak orang kini malah mencari temannya?

Hello, Goodbye, and Everything in BetweenWhere stories live. Discover now