chapter 二十六

81 26 10
                                    

HAPPY READING

26






Felix masih teringat bagaimana ia mengabarkan Christopher yang sudah pingsan di tengah hujan, membiarkannya hingga asisten pria itu datang lalu membawanya masuk ke mobil.

Jantungnya masih sering berdetak hebat kala mengingat betapa kejam dirinya dalam menuruti ego.

Dan sekarang dua bulan sudah Felix selalu mendapatkan kiriman bunga yang sama setiap satu minggu sekali, namun selama itu juga Christopher tidak pernah menampakkan dirinya lagi.

Di kamarnya sekarang ada 9 tangkai bunga matahari, Felix selalu memperhatikan bagaimana warna cerahnya begitu nyaman untuk di pandang.

Besok Wonbin memiliki perjalanan bisnis keluar kota dan tentunya Felix akan menghabiskan waktu seorang diri, sedikit bosan sebenarnya tapi apa boleh buat.

Perutnya yang sudah semakin besar ini tidak bisa selalu diajak untuk menikmati udara segar di luar sana, takut mengundang pandangan aneh.

"Kau merindukan Ayahmu?" Tanyanya pada sang buah hati.

Ingatannya memutar pada kejadian sebulan lalu dimana Felix pertama kali merasakan tendangan dari si kecil.

"Wonbin! Aku akan melahirkan!" Keluh Felix kencang kala merasakan tentangan kuat dari dalam perutnya.

Teriakannya sukses membangunkan sang sahabat yang sejak tadi telah mengarungi alam mimpi, ini masih pukul dua dini hari.

"H-HAH?"

"SIAPKAN MOBIL!"

Teriakan Felix segera di laksanakan oleh Wonbin namun selang lima menit kemudian ia kembali.

"Felix, usianya masih enam bulan."

"Oh iya, aku lupa."

"Demi Tuhan Felix! Anakmu hanya menendang!"

Malam itu Felix benar-benar tidak bisa berhenti tertawa, karena pada dasarnya mereka berdua sama-sama pria jadi wajar saja.

Anehnya Felix tidak merasakan masa mengidam yang aneh-aneh seperti yang selalu ia baca dalam sebuah situs web, mungkin anaknya tahu bahwa ibunya adalah seorang laki-laki dan juga ayahnya yang sedang tidak berada disini.

Lama terdiam telinganya sekarang mendengar bunyi bel, ada yang bertamu?

"Sebentar!"

Kakinya melangkah pelan-pelan menuju pintu, tanpa melihat intercom Felix langsung membukanya.

"Hai."

...

Christopher hampir saja memaki semua stasiun TV yang selalu menjelek-jelekkan istrinya, ini sudah dua bulan berlalu dan Christopher belum juga dapat menghandle semua berita-berita simpang siur perihal kaburnya menantu keluarga Edevane di karenakan dirinya yang cacat.

Terlalu banyak musuh yang ternyata ikut campur di dalam maraknya permasalahan rumah tangganya.

"Tidak ada cara lain, aku harus melakukan konfrensi pers."

"Kakak gila? Itu sama saja dengan menjatuhkan dirimu," Lilly kembali mengeluarkan protesnya. Ini bukan yang pertama kali mengingat gadis belia itu selalu datang ke mansion Edevane.

Hello, Goodbye, and Everything in BetweenWhere stories live. Discover now