chapter 十二

84 27 7
                                    

HAPPY READING

12






Tiga hari berlalu, Felix masih enggan membuka mata menyapa dunia yang merindukannya. Christopher tidak pernah absen untuk duduk lalu menceritakan kegiatannya ketika Felix bahkan tidak bisa mendengar apapun.

Kedua teman istrinya juga berulang kali berkunjung kesini dengan tujuan agar Felix tidak kesepian, Christopher tertawa mengingatnya.

"Felix, aku takut." Christopher menggenggam jemari lentik itu, mengecupnya berulang kali seakan merapalkan mantra penyembuh luka.

Christopher memang takut.

Takut jika perkiraannya benar.

...

"Ini terdengar seperti kutukan bukan?" Ayah dari Jake itu menatap sendu perapian di depannya.

Menimbang-nimbang tentang segalanya termasuk bagaimana perlakuannya selama ini bisa membuat putranya tumbuh begitu kejam.

Sang istri mengelus pundak suaminya perlahan, "Kita akan memperbaikinya."

"Lalu selama ini, apakah kau mengetahui bahwa Jiwon itu adikmu?"

"Iya, aku mengetahuinya. Hanya saja aku tidak bisa secara gamblang menemuinya, karena itu menyangkut keselamatan kita semua." Pikirannya melalang buana mengingat pengakuan pertama sang Ayah bahwa dirinya benar memiliki seorang adik perempuan yang keberadaannya sangat disembunyikan.

Hingga tahun-tahun berlalu, mereka memantau Calvary dari balik layar. Bahkan ketika Jiwon masuk Rumah Sakit akibat pendarahan hebat, mereka datang berkunjung secara diam-diam.

Dan ternyata disitulah Jake bertemu dengan Felix.

Awal dari semuanya.

Jake yang selalu di abaikan menjatuhkan obsesinya kepada seorang bocah laki-laki pemilik dari senyuman manis.

Felix Calvary.

Ia baru mengetahuinya beberapa bulan belakangan, fakta bahwa anaknya telah melecehkan sang keponakan yang masih berusia 9 tahun sukses mengguncang jiwa.

"Aku akan menemui Jiwon bersama Ayah besok, kau ikut?"

Sang istri mengangguk, "Aku tidak bisa meninggalkan suamiku sendiri. Kita akan mempertanggungjawabkan semua kesalahan Jake."

Bagaimanapun juga mereka memiliki hubungan darah yang tidak bisa di putus begitu saja.

...

"Bagaimana keadaan Felix?"

"Masih sama," Christopher menyeruput Americanonya sembari memandang jalanan yang masih sepi.

Jaehyun menggulung lengan kemejanya hingga ke siku, sedangkan Sungchan masih asik memainkan ponselnya.

"Kau terlihat seperti mayat hidup," komentar Jaehyun kala melihat rambut-rambut halus di sekitar wajah Christopher mulai menebal.

Christopher dapat merasakan tubuhnya benar-benar berbeda, apalagi pola makannya sangat tidak teratur.

"Aku akan segera menjadi pria tua jelek jika Felix tidak segera bangun."

"Berlebihan," cibir Sungchan. Christopher terdengar sangat putus asa dan itu menggelikan.

Mereka bertiga sedang menikmati pagi hari menjelang matahari naik, Christopher rasanya lupa bagaimana caranya tertawa akibat memikirkan semua masalah yang timbul ke permukaan.

Hello, Goodbye, and Everything in BetweenWhere stories live. Discover now