chapter 十八

61 22 14
                                    

HAPPY READING

18






Christopher kembali mendapati istrinya dalam keadaan mata bengkak juga wajah memerah entah karena apa, ingin bertanya tetapi sejak tadi Felix selalu membuang pandangannya ke arah jalanan. Enggan menatapnya.

Suasana sore yang mendung membuat langit berubah menjadi ke-abuan, ada setitik kekhawatiran yang muncul tiba-tiba.

Tentang hal apa yang belakangan ini membuat Felix-nya tampak selalu memiliki beban berat di kedua pundaknya.

Lampu merah.

Christopher memanfaatkan sedikit waktu ini untuk menarik perhatian Felix, "Selamat sore istri Tuan Christopher Edevane."

Dapat.

Felix menoleh lalu netra mereka saling mengunci, Christopher memberikan satu tangkai mawar yang memang sudah ia persiapkan sejak tadi.

"Untuk apa?" Felix merona.

"Apakah aku harus memiliki alasan untuk membuat kejutan?"

Felix tersenyum, hidungnya menempel pada kelopak mawar yang sangat terasa harum segarnya. Christopher sangat tahu bagaimana caranya membuat Felix merasa begitu sepesial.

"Aku selalu menerka sendirian, akan hal apa yang sekiranya selalu membuatmu kusut."

"Christopher."

Christopher menggenggam tangan istrinya lalu membawa kedepan bibir untuk ia kecup sayang.

"Aku mencintaimu, entah kau akan bosan mendengarnya atau tidak tapi perasaanku masih sama seperti dulu."

Felix menarik tangannya yang berada dalam genggaman Christopher, lalu mendekatkan tubuh mereka.

Cup.

Satu kecupan ringan sesaat sebelum lampu merah berubah menjadi hijau.

"Aku juga mencintaimu."

...

Jihyo melempar semua barang yang ada di kamarnya, bercak merah di pergelangan tangan bekas dari luka semalam belum juga sembuh tapi kini kembali mengeluarkan merahnya karena tingkah anarkis dari sang pemilik tangan.

"AGRHHH!!"

"Nona!!"

Jihyo sakit.

Hatinya terlampau sakit.

Ketika Christopher kembali seolah membawa kehidupan baru untuknya, justru pria itu enggan menerima uluran tangannya.

Jihyo hanya ingin memiliki Christopher sementara di sisa hidupnya apakah sesulit itu?

Haruskah ia memohon kepada Felix?

Setelah Christopher melangkah pergi dari kediamannya, meja makan itu ia balik keras menghantam sisi lantai dengan segala isi yang ada di atasnya.

"A-aku ingin mati kumohon biarkan aku mati."

Prilly menggelengkan kepala ikut prihatin melihat kondisi nonanya, baru saja semalam rasa bahagia membuncah di dada tapi sore ini ia harus kembali menyaksikan kehancuran dari seorang wanita yang masih mengharapkan cinta dari mantan kekasihnya.

Jemarinya dengan cepat mengambil ponsel lalu menelpon nomor sang atasan.

...

"Ingin membeli sesuatu?" Christopher bertanya pada Felix yang sibuk memainkan ponselnya.

Hello, Goodbye, and Everything in BetweenWhere stories live. Discover now