chapter 二十四

76 20 4
                                    

HAPPY READING

24






"Tuan Felix mengelola anak perusahaan milik keluarga Calvary, namun ia hanya menjadi direktur bayangan dengan samaran Yamazaki. Ini dilakukan agar media tidak mengendus keberadaannya, diketahui dari beberapa bawahan yang mengamati tuan Yamazaki selalu mengenakan masker kemanapun beliau pergi."

Christopher terpekur sesaat setelah kalimat dari asistennya memecah konsentrasi, tentang fakta bahwa Felix selama ini menyamarkan keberadaannya. Kenapa?

Bukankah orang tua mereka juga ikut andil dalam pelariannya, lantas apa yang perlu di takuti lagi?

"Kapan keberangkatanku?" Tangannya bergerak memutar roda pada kursinya agar mendekati meja kerjanya.

Jika di perhatikan lebih lama, berat badan Christopher juga turun drastis. Tidak ada lagi wajah berseri, yang ada hanya ekspresi tanpa emosi.

Cukup membuatnya terlihat tidak bernyawa.

"Besok pagi tuan sudah bisa berangkat," jawab sang asisten lalu menunduk.

"Rapat dari perwakilan Arthems Group akan aku wakilkan sendiri," putusnya final.

Ini adalah satu-satunya cara agar ia bisa berbicara dengan Felix, jika bisa ia akan merangkak mencium kakinya.

Ya apapun akan Christopher lakukan.

...

Felix menenggak susu hamilnya dalam sekali tegukan, gelasnya tentu tidak terlalu besar namun gerakannya itu sukses mencuri perhatian Wonbin yang sejak tadi bersiap dengan pakaian kerjanya.

"Anakmu pasti akan melompat keluar jika tahu bahwa Ibunya meminum susu seperti melakukan oneshot Tequilla." Entahlah Wonbin tidak mengerti, semenjak kehamilan ini sifat liar Felix semasa di sekolah dulu seolah kembali.

Apakah ini pengaruh hormon kehamilan?

Felix hanya tertawa lalu berdiri untuk membenarkan sweater kebesarannya, hari ini ia akan melakukan belanja bulanan khusus untuk dirinya sendiri.

"Anakku pasti malu memiliki bibi sepertimu," balasnya mencibir.

"Bibi pantatmu mekar, ayo aku antar. Nanti disana akan ada supir menunggumu." Tangannya bergerak mengambil dompet serta ponsel Felix.

"Kau seperti suami siaga, ah haruskah kita menikah saja?"

"Diam sialan!"

Felix tertawa kencang, sangkin kencangnya ia sedikit takut perutnya akan keram detik itu juga.

Diam-diam ia bersyukur memiliki orang-orang yang sayang padanya meskipun dia tetap menjadi pemilik tahta tertinggi di hatinya setelah orang tua.

Felix benci fakta itu.

...

Pusat perbelanjaan di musim dingin ternyata masih ramai, untungnya Felix menggunakan penutup wajah dan mengenakan kaos serta kemeja kebesaran yang mampu menutupi baby bump-nya.

Tangannya bergerak mengambil banyak jenis buah-buahan serta sayur, Jaemin mengatakan bahwa makanan itu sangat di butuhkan di masa-masa kehamilan seperti ini.

Wejangan dari teman kelincinya itu selalu menjadi melodi malam dikala alam bawah sadar akan menjemput, hampir setiap malam.

"Kakak, apakah kau bisa membantuku?" Seorang gadis kecil menarik ujung kemejanya pelan, wajahnya bulat dengan pipi kemerahan seperti buah persik matang.

Hello, Goodbye, and Everything in BetweenWhere stories live. Discover now