chapter 十四

88 22 3
                                    

HAPPY READING

14






Berkali-kali merutuki mengapa dirinya bisa begitu ceroboh tadi malam, mabuk huh? Salahkan saja rekan-rekan kerjanya.

"Astaga, aku akan mati."

BRAAK!

Jaemin hampir melempar jas dokternya ke tengah jalan jika saja insting gila telah menguasai, sial sekali bukan.

Benar, dirinya menabrak mobil yang berhenti mendadak. Sedikit takut tetapi jika diingat kembali bukankah ia tidak salah?

"Hei!"

Pintu kacanya diketuk berkali-kali, Jaemin membukanya setengah.

"Ada apa?" Tanyanya.

Wajah pria itu tidak terlihat karena atap mobil menutupi parasnya, Jaemin bisa merasakan hawa tidak enak mengelilingi mereka.

"Mobilmu menabrakku," Akhirnya pria itu menunduk sedikit dan Jaemin dapat melihat rupanya dengan jelas.

Nafasnya tertahan, mengeratkan pegangan pada setir mobilnya.

Wajah itu.

"J-Jaehyun?" Cicitnya tak percaya.

Pria itu mengerutkan keningnya, "Siapa? Aku?"

Jaemin diam tetapi matanya telah berkaca-kaca, tapi tidak mungkin Jaehyunnya telah pergi.

"Aku rasa kau salah orang, namaku Jeffrey."

Jaemin tahu dirinya terlalu banyak berharap, dan kini semesta seolah mempermainkan hatinya untuk kembali merengkuh pria itu ke dalam pelukannya.

"Tuan apakah kau sudah memiliki kekasih?"

Jeffrey mungkin berpikir pria yang hampir menangis ini gila, tetapi melihat jas dokter serta tanda pengenalnya ia bingung.

Untuk apa menanyakan hal pribadi pada pertemuan pertama?

Maksudku, ini kecelakaan!

"Tidak, aku single."

Namun entah kenapa otak dan tubuhnya seakan tidak sejalan.

Jaemin tersenyum, mungkin bintang itu tidak sepenuhnya berbohong.

"Berikan aku kartu namamu, lalu kita akan membahasnya nanti setelah jam operasiku selesai."

...

"Ingin sesuatu?"

"Kita makan malam di luar?"

Christopher mengangguk lalu memberhentikan mobilnya di salah satu restoran, namun ketika akan keluar Felix langsung menahan tangannya.

"Jangan disana."

"Kenapa?"

Lalu jemari lentik itu menunjuk sesuatu, okonomiyaki?

"Mau itu?" Christopher menatap istri cantiknya yang hanya terfokus pada adonan dari tepung dengan berbagai toping padatnya.

"Sayang."

"Ayo kesana~" Felix melonjak-lonjakkan tubuhnya bersemangat, sudah terbayang bagaimana rasa gurih dari makanan itu.

Astaga!

Christopher menghela nafas sabar, bukan ia tidak mau hanya saja Felix itu sangat sensitif. Jika terlambat makan nasi maka ia akan muntah-muntah nantinya.

Hello, Goodbye, and Everything in BetweenWhere stories live. Discover now