chapter 十六

102 24 11
                                    

HAPPY READING

16






Larut sepi dalam hening nyata di penghujung malam, pada akhirnya Christopher sedikit menyesal karena telah berbohong pada istrinya.

Mengenai Jihyo.

Jika diingatkan kembali, sebenarnya tidak ada yang mengetahui fakta di balik penusukan itu selain dirinya sendiri.

Di liriknya Felix yang sudah tertidur pulas, henti nafas karena takut mengganggu tidur lelapnya. Namun pelukan itu semakin mengerat enggan memberi jarak.

Tetapi ada yang sedikit mengganjal, mata si manis terlihat membengkak dengan jejak basah air di sudut matanya.

Felix-nya menangis?



©hmnhynjn



Jihyo telah selesai dengan sarapannya kala seseorang menjemput untuk mengantarnya ke Rumah Sakit menjalani pemeriksaan.

Kekehannya keluar seiring dengan ingatan tentang masa lalu, bahwa dirinya memang sedari dulu selalu bergantung pada pria itu.

Dan kini semuanya terasa sama, hanya status dan perlakuannya saja yang berbeda.

Miris melihat diri begitu mudah dikasihani.

Kehilangan segalanya karena ketamakan hati.

Tangannya saling menggenggam menguatkan, takut akan vonis yang dikeluarkan oleh sang Dokter yang terdiam sembari menatapnya.

"Saya turut prihatin dengan kondisi yang menimpa anda, dan sangat menyayangkan kenapa baru melakukan rujukan sekarang. Saya yakin anda telah menyadari gejalanya sejak lama bukan?"

Kanker Otak Stadium 3.

Jihyo mengangguk lemah, keterbatasan pergerakan serta biaya setelah ia dibuang ke pedesaan itu menjadi alasan mengapa ia tidak juga mendapat perawatan dan lebih memilih menyembunyikan kesakitannya.

"Anda harus segera melakukan operasi."

"Apa yang terjadi setelah saya mengikuti prosedur yang dokter ajukan?" Jihyo hanya ingin tahu, apakah ia masih memiliki kesempatan hidup atau tidak.

"Kondisi pasca operasi yang paling umum bagi penderita tumor otak adalah penurunan fungsi daya ingat dan kesulitan mengendalikan tubuh. Saya tidak bisa menjamin bahwa anda akan merasa sangat baik setelah menjalani operasi karena kami tim medis berusaha dan yang menentukan adalah Tuhan." Jelas sang Dokter.

Jihyo menunduk, air matanya luruh membasahi tangan yang bertaut di pangkuan.

Ketika dirinya berada dalam kondisi paling sulit... tidak ada yang menemani.

Karena sejak dulu ia tidak memiliki siapapun, dan Christopher datang mengubah semua pandangan hidupnya.

Namun pria itu kini telah memiliki kehidupannya sendiri, haruskah ia memohon belas kasih untuk sisa hidupnya?

...

Felix demam.

Christopher mengusap wajahnya kasar kala mendapati keadaan istrinya yang menahan sesak disertai panas tubuh berlebih. Panik menyerang apalagi ketika Felix hampir kehilangan kesadarannya.

Hello, Goodbye, and Everything in BetweenWhere stories live. Discover now