Matahari mulai muncul menyinari hutan itu, membuat kesembilan pemuda itu terbangun.
Lex menghela napas, menatap hutan yang dipenuhi cahaya matahari. " kita tidak bisa terus bersembunyi di tempat ini," katanya pelan, tetapi tegas. "Kita harus menghadapi kenyataan dan melanjutkan perjalanan, meskipun itu berarti berhadapan dengan makhluk jelek itu."
Leo masih terlihat bingung. "Tapi kita tidak tahu arah mana yang harus kita tuju. Kita hanya akan terjebak lebih jauh di dalam hutan ini."
Gyumin mengangguk. "Lex, jika ada sesuatu yang kamu tahu, sebaiknya kamu katakan. Kami semua di sini untuk saling membantu."
Lex terlihat ragu sejenak, kemudian berkata, "Ada legenda di hutan ini tentang sebuah jalur rahasia. Jalur itu hanya muncul saat matahari tepat di atas kepala kita. Kita harus mencarinya sebelum kesempatan itu hilang."
Mendengar ini, semangat kelompok mulai tumbuh. Mereka saling bertukar pandang, seolah saling memberi dorongan untuk melangkah. "Kalau begitu, mari kita cari jalur itu!" seru Leo, bertekad.
Lex mengangguk dan mulai memimpin mereka, matanya tajam mencari tanda-tanda yang mungkin mengarah ke jalan keluar. Meskipun ketakutan masih membayangi mereka, harapan untuk menemukan jalan pulang mulai menyala di dalam hati mereka.
Sebenarnya, Lex menyimpan rahasia yang berat di dalam hatinya. Dia tahu lebih banyak tentang makhluk jelek itu daripada yang pernah dia ceritakan kepada mereka. Lex pernah melihat makhluk tersebut secara langsung saat dia awal mula berada di tempat ini. Dia menyaksikan bagaimana makhluk itu menyerang dan menakuti orang-orang yang mencoba melarikan diri dari hutan.
Lebih dari itu, Lex juga tahu bahwa makhluk jelek itu terikat pada satu tempat sebuah area yang dikenal sebagai "Sumber Kegelapan." Di sanalah makhluk itu bersembunyi, dan hanya mereka yang berani mendekat yang dapat menemukan jalan keluar dari hutan ini. Namun, Lex merasa takut untuk memberitahu teman-temannya tentang Sumber Kegelapan, karena dia khawatir mereka akan panik atau, lebih buruk lagi, berusaha mencarinya.
Dia juga merasa bahwa jika mereka mengetahui betapa berbahayanya makhluk itu, mereka mungkin akan lebih memilih untuk tetap bersembunyi daripada mengambil risiko. Lex tidak ingin menambah beban psikologis di pundak mereka terutama zayyan, tetapi dia juga tahu bahwa mereka harus bergerak cepat sebelum waktu mereka habis.
Dengan pikiran itu, Lex melanjutkan pencarian jalur rahasia, berharap bisa menemukan jalan keluar tanpa harus menghadapi makhluk itu lagi. Namun, di dalam hatinya, dia tahu bahwa kebenaran harus diungkap, dan suatu saat, dia harus memberitahu mereka tentang apa yang dia ketahui dan apa yang dia lakukan .
Tiba tiba zayyan berhenti dan merasa ada sesuatu yang hilang dari dirinya, tapi ia bingung apa itu. semakin dia berjalan menjauhi hutan , semakin dirinya seakan ikut pudar.
Sing memperhatikan ekspresi kakaknya dengan penuh kekhawatiran. "ada apa kak zayyan, apa ada yang mengganjal difikiranmu ," katanya.
Zayyan menggelengkan kepala, frustasi karena tidak bisa mengingat apa yang membuatnya merasa tidak nyaman. "Rasanya seperti ada sesuatu yang penting yang aku tinggalkan atau lupakan. Tapi aku tidak tahu apa itu," jawabnya sambil mengusap dahinya.
Mendengar itu, Sing berpikir sejenak. "Bagaimana kalau kau coba ingat-ingat secara perlahan "
Zayyan mulai merenung. "entahlah , yang aku ingat terakhir kali hanya aku mengikuti kegiatan panjat tebing, dan berakhir jatuh dari atas sana. Tapi setelah itu, semuanya kabur dari ingatanku."
Sing mengernyit, berusaha mengingat. " kau pernah jatuh dari tebing? , aku fikir kau hilang karna kecelakaan pesawat itu"
Zayyan terkejut mendengar ucapan Sing tentang kecelakaan pesawat. Pikiran itu membuatnya bingung, karena dia sangat yakin bahwa terakhir kali dia ingat, dia jatuh dari tebing saat mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah. Kenangan itu begitu jelas, seolah-olah baru terjadi kemarin, dan rasa sakit dari peristiwa itu masih terasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertemuan Singkat ( Xodiac)
Mystery / ThrillerDi suatu sore yang cerah, ketika matahari mulai merunduk di ufuk barat, lima remaja laki-laki : Sing, Leo, Wain, Gyumin, dan Davin memutuskan untuk menjelajahi gedung sekolah terbengkalai yang terletak tak jauh dari sekolah mereka. Mereka mendengar...