Cahaya diujung terowongan

66 12 2
                                    

   Lex mulai melanjutkan cerita hyunsik." zayyan dan setelah itu kami terus mencari tahu tentang kebenaran yang terjadi. ternyata kau ditemukan oleh keluarga orang kaya di Indonesia. kau memiliki ayah yang sangat posesif terhadap mu zayyan, kau juga mengalami amnesia. ayahmu sangat menyayangi mu sampai sampai dia selalu mengutus bodyguard untuk menjagamu. tapi ada suatu kejadian yang membuatmu merasa dikekang oleh ayahmu yang menyebabkan dirimu kabur dan berakhir kecelakaan tertabrak sebuah truk, dan kemudian...". Lex pun menggantungkan ucapannya, dirinya merasa sesak untuk melanjutkan cerita itu .

   Sing terpaku, hatinya terasa seperti ditusuk saat mendengar kisah menyedihkan tentang kakaknya. "Kak, aku tidak tahu... Aku tidak tahu kamu mengalami semua ini," ucapnya, suaranya serak. Air mata mengalir di pipinya, dan dia merasa seolah-olah ada beban yang sangat berat di dadanya.

Leo dan Gyumin saling berpandangan, berusaha memberikan dukungan. "Sing, kita semua di sini untuk kaak Zayyan. Kita harus kuat bersama. Kakakmu butuh kita sekarang," Leo berbisik, berusaha menenangkan sing .

Gyumin menepuk punggung Sing, mengingatkan bahwa mereka tidak sendirian. "Kita akan melalui ini bersama. Kita bisa membantu Zayyan, dan mungkin kita bisa membantu mengatasi semua rasa sakit ini."

Sementara itu, Hyunsik terus mengelus pundak Zayyan, berusaha memberikan kenyamanan di tengah kesedihannya. "Zayyan, izinkan dirimu merasakan semua emosi ini. Tidak apa-apa untuk menangis. Kamu tidak sendirian," katanya lembut. "Kami di sini bersamamu. Kami akan selalu mendukungmu."

Zayyan merasakan betapa hangatnya perhatian dan cinta dari teman-temannya. Meskipun hatinya hancur, ada sesuatu yang menguatkan di dalam dirinya. "Aku merasa sangat bingung dan sedih. Tapi aku juga merasa ada harapan. Dengan kalian di sampingku, aku merasa lebih kuat," ucapnya sambil terisak.

Hyunsik tersenyum lembut, "Itulah yang kami inginkan. Kami ingin kamu tahu bahwa kamu dicintai, dan kamu tidak perlu menghadapi semua ini sendirian."

Sing menghapus air matanya, berusaha mengumpulkan keberanian. "Kak, aku akan selalu ada untukmu. Kita akan menghadapi semuanya bersama. Aku tidak akan membiarkanmu berjuang sendirian lagi."

Zayyan menatap adiknya, perasaan syukur meluap di hatinya. "Terima kasih, Sing. Aku sangat beruntung memiliki kalian semua."

Mereka semua saling berpegangan tangan, bersatu dalam momen haru yang penuh cinta dan harapan. Meskipun masa lalu Zayyan begitu kelam, mereka berjanji untuk tidak membiarkan diri mereka terjebak dalam kegelapan itu. Bersama-sama, mereka akan mencari cahaya di ujung terowongan.

    Ketika mereka melanjutkan perjalanan, suasana harapan yang mengelilingi mereka tiba-tiba berubah. Di depan mereka, muncul makhluk jelek yang menyeramkan, dengan mata menyala dan taring yang tajam. Suaranya menggeram, "Kau tidak bisa keluar dari tempat ini dengan semudah itu!"

Zayyan merasa jantungnya berdegup kencang, sementara Sing menggenggam tangannya lebih erat. "Apa yang kau inginkan dari kami?" tanya Zayyan dengan berani, meskipun rasa takut menggelayuti suaranya.

Makhluk itu tertawa sinis, suaranya bergema di sekitar mereka. "Kami adalah penjaga tempat ini. Hanya mereka yang bisa menghadapi kegelapan di dalam diri mereka yang dapat melanjutkan perjalanan. Jika tidak, kalian akan tetap terjebak selamanya."

Leo, yang berdiri di samping Zayyan, maju selangkah. "Kami tidak akan menyerah! Kami sudah melewati banyak hal. Tidak ada yang bisa menghalangi kami untuk menemukan kebenaran dan kebahagiaan."

  Saat makhluk jelek itu mulai bergerak maju, niatnya untuk menyerang jelas terlihat. Zayyan merasakan ketegangan di udara, dan saat itu, insting bertahannya muncul. Namun, dia tahu bahwa dia tidak sendiri. Teman-temannya berada di sampingnya, siap untuk menghadapi ancaman itu.

Dengan satu langkah maju, Zayyan mengumpulkan semua keberanian dan kekuatan yang ada di dalam dirinya. Dia ingat semua dukungan dan cinta yang telah diberikan oleh Sing, Hyunsik, Leo, dan Gyumin. Dalam momen kritis itu, dia menyadari bahwa di dalam dirinya tersimpan kekuatan cahaya putih, sesuatu yang tidak pernah dia sadari sebelumnya.

"Ini untuk kalian semua!" teriak Zayyan, dan seketika, cahaya putih yang kuat mulai bersinar dari dalam dirinya. Cahaya itu membentuk aura yang memancar, mengusir kegelapan di sekelilingnya.

Makhluk jelek itu terhenti, terlihat terkejut dan ketakutan. "Apa ini? Tidak mungkin!" Suaranya menggema, dan dia berusaha mundur, tetapi cahaya dari Zayyan semakin membesar, mengelilingi mereka dengan kilauan yang menakjubkan.

"Ini adalah kekuatanku! Aku tidak akan membiarkan kegelapan menguasai hidupku atau hidup teman-temanku!" Zayyan berseru, dan dengan sekuat tenaga, dia melepaskan cahaya itu ke arah makhluk tersebut.

Cahaya putih itu melesat, menghantam makhluk jelek dengan kekuatan yang dahsyat. Dalam sekejap, makhluk itu berteriak, tubuhnya terhuyung-huyung, sebelum akhirnya hancur menjadi serpihan-serpihan gelap yang menghilang ke dalam angin.

Zayyan terengah-engah, tetapi ada rasa lega dan kebanggaan yang memenuhi hatinya. Teman-temannya berlari mendekat, wajah mereka penuh kekaguman. "Kau melakukannya, Zayyan! Kau benar-benar melakukannya, kekuatan mu muncul lagi !" seru Leo, matanya berbinar.

Hyunsik menepuk punggung Zayyan. "Kau memiliki kekuatan yang luar biasa! Kami tahu kau bisa melakukannya."

Zayyan tersenyum, meski masih terengah-engah. "Aku tidak bisa melakukannya tanpa kalian. Kekuatan ini datang dari cinta dan dukungan yang kalian berikan."

Mereka semua saling berpelukan, merayakan kemenangan mereka atas kegelapan. Zayyan merasa ada beban yang terangkat dari pundaknya. Dengan kekuatan baru dan semangat yang membara, mereka melanjutkan perjalanan mereka, siap menghadapi tantangan berikutnya dengan percaya diri dan bersatu.

Kini, Zayyan tahu bahwa dia tidak hanya memiliki kekuatan dalam dirinya, tetapi juga kekuatan dari persahabatan yang luar biasa. Bersama-sama, mereka akan menghadapi apa pun yang ada di depan mereka.











   Dengan penuh harapan, Zayyan dan teman-temannya melangkah maju menuju cahaya yang terlihat di ujung terowongan gelap. Mereka berpegangan erat satu sama lain, merasakan kekuatan dari persahabatan yang mengalir di antara mereka. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke kebebasan.

Akhirnya, setelah melalui kegelapan dan rintangan yang menakutkan, mereka melangkah keluar dari terowongan. Begitu mereka mencapai cahaya, perasaan lega dan gembira menyelimuti mereka. Namun, saat mata mereka menyesuaikan diri dengan terang, mereka tertegun melihat apa yang ada di depan mereka.

Mereka kini berdiri di depan sebuah sekolah yang terbengkalai. Dinding-dindingnya yang dulunya berwarna cerah kini pudar dan dipenuhi lumut. Jendela-jendela kaca yang pecah memperlihatkan suasana sepi di dalamnya, seolah-olah tempat itu telah ditinggalkan selama bertahun-tahun.

"Di mana kita?" tanya Sing, sambil mengamati lingkungan sekitar dengan rasa curiga.

Zayyan mengernyit. "Aku tidak tahu. Ini terlihat seperti sekolah terbengkalai itu ."

Mereka semua saling bertukar pandang, lalu dengan hati-hati melangkah ke lorong sekolah. Suara langkah kaki mereka bergema di lorong yang sepi, dan suasana terasa mencekam. Di dalam, mereka menemukan aula yang luas, dengan meja-meja dan kursi-kursi yang berdebu.

"Ini aneh, kenapa kita kembali kesini" kata Gyumin, meneliti dinding yang penuh coretan. "

Dalam hati, Zayyan tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir. Ada banyak rahasia yang menunggu untuk diungkap, dan bersama-sama, mereka akan mencari jawaban demi jawaban, hingga misteri ini terpecahkan.




wah ada apa ya ?
kenapa mereka tidak bisa kembali?
Happy Reading 🥰🔥

Pertemuan Singkat ( Xodiac)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang