Mereka pun terus berjalan memasuki wilayah yang ditunjukkan oleh Lex itu. mereka bersembilan berjalan beriringan. tiba tiba suara raungan keras menghentikan mereka.
"suara apa itu" ucap Leo. " kalian tenang saja disini aman , kita akan menemukan rintangan , tapi bukan disini" kata Lex sambil menghampiri zayyan yang tampak melamun. " kau tak perlu takut zayyan , aku akan selalu ada untukmu "ucap Lex dengan lembut.Zayyan terdiam sejenak, mencerna kata-kata Lex. Ia merasa ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar dukungan biasa. "Lex, maksudmu... apa yang akan kau lakukan untukku?" tanya Zayyan dengan nada khawatir.
Lex melepaskan pelukan dan menatap Zayyan dengan serius. "Aku tahu ini sulit, tapi kita semua memiliki kekuatan yang berbeda. Aku akan melindungimu, apa pun yang terjadi. Kita sudah melewati banyak hal bersama, dan aku tidak ingin melihatmu terpuruk," jawab Lex, berusaha memberi semangat.
Hyunsik yang mendengar percakapan itu ikut menimpali, "Kita semua di sini untuk saling mendukung. Jangan merasa sendiri, Zayyan. Kami semua merasakannya."
Davin menambahkan, "Betul! Kita punya tujuan dan kita akan mencapainya bersama. Kita tidak akan membiarkan satu sama lain jatuh."
Zayyan merasa hangat mendengar kata-kata dari teman-temannya. Meski tubuhnya terasa lemas, semangat yang diberikan Lex dan yang lainnya membuatnya merasa lebih kuat. "Terima kasih, teman-teman. Aku akan berusaha sekuat mungkin," ujarnya dengan lebih bersemangat.
Di tengah percakapan itu, suara raungan keras kembali terdengar. Kali ini lebih dekat. Semua orang terdiam dan saling memandang, menyadari bahwa ancaman mungkin semakin mendekat. Lex mengangkat tangan untuk memberi isyarat agar semua tenang. "Kita harus bersiap. Apa pun yang datang, kita hadapi bersama."
Dengan tekad yang baru, mereka melanjutkan perjalanan, bersatu dan siap menghadapi tantangan di ujung goa.
sampailah kini mereka digoa, goa yang gelap tanpa pencahayaan. rasa takut semakin menyelimuti kesembilan pemuda itu. Lex ditemani hyunsik memimpin didepan untuk memandu jalan, mereka semakin masuk kedalam goa perasaan aneh menghampiri mereka. Leo berkata pada sing yang berada disampingnya, sing aku rasa tempat ini aneh sekali, auranya bener bener menegangkan. sing pun menjawab, diam lah Leo jangan berkata sembarangan , kalau kau mau selamat, ucap sing pada Leo. sama halnya dengan Wain yang mencoba bertanya pada beomsu, "beomsu apa kau tak takut, wajahmu seakan santai saja dari tadii". beomsu pun menjawab. " entahlah aku merasa biaasa saja, seperti ini memang duniaku" perkataan beomsu mengundang banyak pertanyaan buat Wain, mengapa bisa beomsu berfikir begitu, ucapnya dalam hati.
Davin dan gyumin yang berjalan bersama zayyan , merasa aneh dengan wajah zayyan , mengapa zayyan tampak sangat pucat sekali. Davin pun memberanikan diri untuk bertanya, " kak zayyan kau tak apa? mengapa wajahmu sangat pucat sekali." ucap davin. "benar zayyan kau pucat " tambah gyumin . ucapan gyumin membuat Lex dan hyunsik menoleh kebelakang memerhatikan zayyan." kau tak apa zayyan? "tanya hyunsik khawatir." aku tak apa hyunsik, keadaan ku baik saja , mengapa kalian sangat khawatir". ucap zayyan . sing pun ikut bertanya pada kakaknya itu. " kak zayyan kalau capek istirahat dulu aku temanin" ucap sing pada zayyan.
Zayyan tersenyum lemah, berusaha menenangkan adiknya. "Aku benar-benar baik, Sing. Hanya saja suasana di sini membuatku sedikit tidak nyaman," jawabnya, mencoba menyembunyikan ketakutannya. Namun, ia tahu bahwa semua orang merasakannya.
Lex, yang masih memimpin di depan, menoleh lagi ke arah mereka. "Kita harus tetap fokus. Jangan sampai terpecah. Jika kita terus berjalan, kita pasti akan menemukan jalan keluar," ujarnya dengan suara tegas, meski hatinya sendiri berdebar.
Hyunsik mengangguk setuju, lalu melirik Zayyan. "Tapi jika kamu merasa tidak enak, Zayyan, kita bisa berhenti sejenak. Tidak ada salahnya beristirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertemuan Singkat ( Xodiac)
Mystery / ThrillerDi suatu sore yang cerah, ketika matahari mulai merunduk di ufuk barat, lima remaja laki-laki : Sing, Leo, Wain, Gyumin, dan Davin memutuskan untuk menjelajahi gedung sekolah terbengkalai yang terletak tak jauh dari sekolah mereka. Mereka mendengar...