suasana sekolah terbengkalai ini tidak berubah sama sekali, Samma seperti saat mereka menginjakkan kakinya disini. gyumin yang melamun mengingat dirinya sudah berapa hari tidak pulang kerumah, apakah orang tuanya mencarinya?. Wain dan Davin pun sudah sangat kelelahan bahkan mereka sudah tidak makan beberapa hari ini. Lex yang menyadari teman nya melamun akhirnya angkat bicara. "kalian tenanglah, kalian bisa pulang dan kalian tinggal lurus mengikuti arah lorong itu dan akan sampai pada pintu gerbang itu."
mereka yang mendengar bersemangat dan berjalan melewati lorong. dan benar gerbang besar itu ada didepan mereka. Leo dengan cepat membuka gerbang itu, diikuti sing , Davin, gyumin dan Wain untuk keluar gerbang. zayyan pun ingin keluar juga tapi tiba-tiba dirinya tidak bisa keluar seakan ada penghalang yang menghalanginya keluar.
Zayyan merasakan ketegangan yang aneh saat dia mendekati gerbang besar itu. Ketika teman-temannya melangkah keluar dengan penuh semangat, dia merasa seolah ada sesuatu yang menahannya di tempatnya. Sepertinya ada penghalang tak terlihat yang melilit tubuhnya, membuatnya tidak bisa bergerak maju.
"Zayyan! Ayo, cepat!" seru Leo dari luar gerbang, wajahnya dipenuhi kekhawatiran.
Zayyan mencoba untuk melangkah maju, tetapi kakinya seakan terpasung di tanah. "Aku... tidak bisa!" teriaknya, panik mulai menyelimuti hatinya. Dia mengulurkan tangan ke arah teman-temannya, tetapi seolah-olah ada dinding tak terlihat yang memisahkan mereka.
Wain dan Davin saling bertukar pandang, sementara Gyumin dan Lex berusaha mencari cara untuk membantu. "Mungkin kita bisa menariknya keluar!" kata Wain, berusaha menahan rasa cemas.
Zayyan menutup matanya sejenak, mencoba menenangkan pikirannya. Dia mengingat semua pengalaman yang telah dilaluinya, semua kekuatan yang telah dia temukan di dalam dirinya. Dengan segenap keberanian, dia berteriak, "Aku tidak akan terjebak di sini! Aku harus bersama kalian !"
Cahaya putih mulai bersinar lagi dari dalam dirinya, berusaha menembus penghalang yang menghalanginya. Zayyan merasakan energi itu mengalir, dan dia berusaha mengarahkan kekuatan itu ke arah gerbang. "Aku tidak akan membiarkan apa pun memisahkan kita!"
Namun, penghalang itu tampak semakin kuat. Zayyan merasakan ketidakpastian merayap ke dalam hatinya. "Kenapa ini tidak berhasil?" pikirnya.
Di luar, Leo, Sing, Gyumin, Wain, dan Davin bersorak, memberikan dukungan. "Kau bisa, Zayyan! Kami percaya padamu!" seru Leo dengan penuh semangat.
Lex yang ingat sesuatu segera mengatakan pada zayyan." zayyan sebenarnya kau bukanlah dirimu." zayyan yang mendengar itu kaget, bahkan yang lainnya pun juga.
Zayyan terdiam, kata-kata Lex berputar-putar di dalam kepalanya. "Apa? Maksudmu, aku bukan diriku?" Suaranya bergetar, dan semua mata tertuju padanya, penuh rasa ingin tahu dan kekhawatiran.
Lex mengangguk, wajahnya serius. "Ya, Zayyan. Kamu berada di sini sebagai roh. Selama ini, kami mencari cara untuk membawamu kembali, tapi kami tidak tahu di mana tubuhmu berada. Hyunsik dan aku menemukannya di sebuah tempat... di rumah sakit. Kami tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi."
Davin melangkah maju, mencoba memahami situasi. "Tapi, jika Zayyan ada di sini sebagai roh, bagaimana kita bisa membawanya kembali ke tubuhnya?"
Zayyan merasa bingung dan cemas. "Tapi, aku merasa baik-baik saja! Aku bisa merasakan semuanya dan bahkan memiliki kekuatan. Apakah itu berarti aku tidak akan bisa kembali ke tubuhku?"
Lex menghela napas dalam-dalam. "Kami tidak tahu pasti. Tapi satu yang pasti, jika kamu tetap di sini terlalu lama, ada kemungkinan kamu akan kehilangan semua ingatan dan kekuatanmu. Kita harus segera mencari cara untuk membangunkan tubuhmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertemuan Singkat ( Xodiac)
Mystery / ThrillerDi suatu sore yang cerah, ketika matahari mulai merunduk di ufuk barat, lima remaja laki-laki : Sing, Leo, Wain, Gyumin, dan Davin memutuskan untuk menjelajahi gedung sekolah terbengkalai yang terletak tak jauh dari sekolah mereka. Mereka mendengar...