Terjebak

65 7 1
                                    


    Ditempat lain , tepatnya di sekolah terbengkalai. zayyan dan beomsu yang memantau keadaan ketujuh temannya itu, dibuat panik kala mereka merasakan bahwa mereka sedang terancam. beomsu yang mengamati wajah zayyan cemas pun berucap. zayyan tenanglah, mereka pasti bisa melalui itu, mereka pemuda yang kuat dan hebat. kata beomsu. zayyan pun menjawab, beomsu aku takut mereka terjebak perangkap ayah tiri ku.

   Zayyan menggigit bibirnya, berusaha menahan kepanikan yang mulai menguasai pikirannya. “Aku tahu betul, Beomsu, ayah tiriku tidak akan segan-segan untuk melakukan hal-hal yang mengerikan untuk mencapai tujuannya. Dia tidak peduli siapa yang tersakiti,” ucap Zayyan dengan suara bergetar.

Beomsu menepuk punggung Zayyan, berusaha memberikan semangat. “Setidaknya, kita harus tetap berpikir positif. Jika mereka terjebak, mereka pasti akan berusaha mencari jalan keluar. Kita perlu mencari cara untuk membantu mereka. Mungkin ada sesuatu di sekitar tempat ini yang bisa kita gunakan.”

Zayyan menoleh, matanya menyapu sekeliling ruangan yang gelap dan berdebu. “Kau benar. Kita harus mencari petunjuk. Mungkin ada sesuatu yang bisa memberi kita informasi tentang keberadaan mereka atau cara keluar dari sini.”

Mereka mulai menjelajahi ruangan, menggali setiap sudut yang mungkin menyimpan harapan. Dalam hati Zayyan, rasa takut dan cemas bercampur aduk, tetapi tekad untuk menyelamatkan teman-temannya semakin menguat. “Kita tidak bisa menyerah. Mereka bergantung pada kita,” ucap Zayyan dengan semangat baru.

Beomsu mengangguk setuju. “Mari kita lakukan ini bersama. Kita akan menemukan jalan untuk keluar dari tempat ini dan menyelamatkan mereka.” Dengan langkah mantap, mereka melanjutkan pencarian, berharap bisa menemukan jalan keluar dari tempat terbengkalai ini untuk menyelamatkan ketujuh teman mereka dari ancaman yang mengintai.










    Di dalam mansion tua milik keluarga tiri Zayyan, suasana tegang menyelimuti kelima pemuda yang berusaha menjelajahi setiap sudut ruangan. Dengan tekad yang membara, mereka mengabaikan ancaman yang mengintai, bertekad untuk menemukan tubuh Zayyan dan membawa pulang kakaknya dengan selamat. Sing, yang paling bersemangat di antara mereka, berulang kali meyakinkan dirinya bahwa dia bisa melindungi Zayyan. "Aku pasti bisa melakukannya! Kita akan menemukan tubuh kak Zayyan," teriaknya, meski suara keraguannya mulai terdengar.

Namun, di balik semua kegembiraan dan keberanian mereka, ada sosok yang mengamati dengan senyuman sinis ayah tiri Zayyan. Dengan tatapan tajam, dia memperhatikan kelima pemuda itu, merasakan kegembiraan saat melihat mereka berjuang tanpa mengetahui bahaya yang sebenarnya mengintai.

Sementara itu, Hyunsik, yang berdiri di dekat Lex, merasakan gelombang ketidaknyamanan. "Ada sesuatu yang tidak beres dengan pria tua itu," bisiknya kepada Lex, matanya tetap terfokus pada ayah tiri Zayyan. "Aku bisa merasakan aura jahat darinya. Kita harus berhati-hati dan beritahu yang lainnya."

Lex mengangguk, wajahnya serius. "Kita tidak bisa membiarkan dia mendapatkan keuntungan. Jika dia memang menyimpan rencana jahat, kita harus menghentikannya sebelum terlambat."

Saat mereka melanjutkan pencarian, ketegangan semakin meningkat. Setiap suara yang terdengar membuat jantung mereka berdegup kencang. Di sudut ruangan, mereka menemukan sebuah pintu rahasia yang tersembunyi di balik rak buku tua. Tanpa berpikir panjang, mereka mendorong pintu itu dan memasuki ruangan gelap di baliknya.

Di dalam ruangan, mereka terkejut menemukan berbagai alat yang tampak menyeramkan dan foto-foto Zayyan yang dipajang di dinding. "Apa ini semua?" tanya Sing, wajahnya pucat.

Hyunsik merasakan kengerian meningkat. " Sepertinya dia bermain main dengan kita. Dia tahu kita mencari Zayyan, dan zayyan memang tidak ada disini " ucapnya dengan suara bergetar. "Kita harus pergi dari sini sekarang!, kita tidak boleh masuk perangkap mereka."

Pertemuan Singkat ( Xodiac)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang