Mau Ke Klinik Dulu?

2 1 0
                                    


Si pengendara motor--yang dari seragamnya tampaknya anak SMA itu--mengerem dan membanting stang ke kiri. Dia pun terjatuh. Tangannya terluka.


"Shh! Perih banget, cok!" rintihnya.


Amel yang tadi begitu terkejut itu kini bergeming di tempatnya. Dia selamat. Dia lalu menengok si pengendara motor dan menghampirinya.


"Eh, kamu nggak apa-apa?" tanya Amel, memastikan kondisinya.


Amel pun mengulurkan tangannya untuk membantu orang itu duduk. Orang itu terdiam sejenak, menatap Amel. Lalu da tersenyum, menerima juluran tangan yang hangat itu.


'Gila! Cakep bener. Hoki aing geus kapake euy!' batin si pengendara motor.


Kembali dia mengaduh kesakitan. Amel jadi bingung harus bagaimana. Lalu dia melihat bahwa, ternyata, orang ini mengenakan baju seragam SMA dan di bajunya itu terdapat logo yang sama. Berarti, mereka satu sekolah!


"Sakit banget pasti, ya? Bisa bangun, nggak? Mau ke klinik dulu?" tanya Amel bertubi-tubi.


Orang itu menggeleng sembari tersenyum. "Eh, udah aman, kok," katanya. "Btw, kayaknya kita dari sekolah yang sama, ya? Gimana kalau kita ke sekolah bareng aja? Udah siang juga ini."


Amel melihat penanda waktu di handphone-nya. Benar saja, waktu masuk kelas tinggal sebentar lagi.


"Tapi, kamu emang masih bisa bawa motor? Tanganmu kan terluka," kata Amel khawatir. Orang itu hanya tersenyum. "Oh, bisa dong. Luka kayak gini doing mah nggak masalah," katanya, bertingkah sok kuat.


Amel sebenarnya masih ragu, tapi orang itu bangkit berdiri dan mendirikan motornya, lalu menaikinya.


"Ayo," katanya, mengajak Amel untuk ikut naik ke motornya.


Amel masih cemas dan ragu, tapi pada akhirnya, karena orang itu terus mendesaknya, dia pun naik ke motor orang itu.


Orang itu mengingatkannya untuk berpegangan sebab dia akan melajukan motor dengan lumayan cepat. Meski canggung, Amel memegang pinggang orang tersebut. Orang itu memakai mengarahkan pandangannya ke depan, tersenyum senang.


Selama di perjalanan, orang itu bergelut dengan pikirannya sendiri. Sebenarnya dia ingin mengajak Amel bicara, tapi bingung harus membalas apa.


Sesekali dia melirik ke kaca spion untuk melihat Amel. Namun, ketika Amel balas meliriknya, dia langsung memalingkan muka.


'Anjir! Gua sesalting inikah?' batin orang itu.


Akhirnya mereka tiba di sekolah. Untungnya mereka tidak terlambat. Masih ada waktu sepuluh menitan lagi.


Amel turun dari motor lebih dulu, barulah kemudian orang itu.


"Tanganmu gimana? Kita ke UKS dulu, yuk? Kita obatin," kata Amel.

Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang