"Kenapa bisa gagal?" tanya Chika dengan nada tinggi.
Seina menarik napas sebentar, mengumpulkan nyali untuk menjawab. "Ada yang punya bukti, Chik. Ada yang videoin gue pas gue lagi masukin uang kas kelas ke tasnya Amel," ucapnya.
"Kok bisa, si? Nggak becus banget sih lo jadi orang! Gitu doang sampai harus ada yang lihat!" cecar Chika, membuat Seina menjauhkan sedikit ponselnya dari telinga.
"Siapa yang videoin lo? Arsel?" tanya Chika.
"Bukan, Chik. Bukan Arsel, tapi Raja," jawab Seina.
"Raja? Di kelas kita emang ada yang namanya Raja? Nggak usah ngaran deh lo!" bentak Chika.
Kembali, Seina menjauhkan ponselnya sedikit dari telinganya. Kemudian dia berkata, "Raja ketua ekskul futsal, Chik. Tadi dia nunjukin video rekaman dia itu ke Bu Dina. Sekarang bukan Amel yang dihukum Bu Dina, tapi gue."
Terdengar Chika menarik napas kesal. Terdengar juga dia menggeram. Seina bisa membayangkan raut muka Chika yang seperti tokoh antagonis di film-film.
Jelas itu bukan hal baik. Seina punya firasat kalau Chika akan menghukumnya.
"Maafin gue, Chik. Gue teledor emang tadi. Maafin gue," kata Seina, memelas.
Terdengar Chika mendengus. Seina semakin yakin kalau Chika berniat menghukumnya. Dia pun memutar otak, mencari-cari cara untuk menyelamatkan dirinya. Dan terpikirkanlah satu hal.
"Btw, Chik, gue punya info yang bisa jadi menarik buat lo," ujarnya.
"Info apa?" tanya Chika ketus.
"Jadi, dari apa yang gue amati tadi, Raja kayaknya suka gitu sama Amel, makanya dia tadi ngebelain Amel di depan Bu Dina. Tapi pagi juga gue liat dia bareng sama Amel," jelas Seina.
Hening sebentar. Chika seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Terus, apa yang mau lo bilang?" tanya Chika ketus.
"Emm... maksud gue... lo mungkin bisa jadiin itu kesempatan buat ngejauhin Arsel dari Amel, Chik," jawab Chika.
Kembali hening. Chika mungkin sedang memikirkan usulan Seina tersebut.
"Boleh juga ide lo, Sei. Tapi ini beneran kan, ya? Lo nggak lagi ngebohongin gue biar gue nggak ngehukum lo, kan?"
"Nggak lah, Chik. Ngapain juga gue bohong sama lo. Nggak berani gue."
"Oke. Berarti Raja suka sama Amel, ya?"
"Keliatannya sih sih gitu, Chik."
"Seberapa yakin lo?"
"Emm... 90 persen mah ada sih."
Hening lagi beberapa detik. Seina menatap bayangan dirinya di cermin, menanti keputusan Chika dengan was-was.
"Lu punya nomornya si Raja, Sei?" tanya Chika.
"Nggak sih, Chik. Tapi bisa gue bantu cariin kalo lo mau," kata Seina.
"Cariin nomornya si Raja, terus kirim ke gue."
"Oke, Chik."
***
Di jam pulang sekolah...
Amel lagi-lagi berhadapan dengan Arsel dan Raja. Tadi saat bel pulang berbunyi, Arsel langsung menghampiri Amel yang masih memasuk-masukkan buku-bukunya ke tas.
Raja pun rupanya tak mau kalah. Dia bahkan sudah menunggu di depan kelas. Dan melihat Arsel sudah menghampiri Amel, Raja tanpa ragu masuk ke kelas dan menghampiri Amel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle Love
RomanceAmel Dzakarin menjadi sasaran perundungan di sekolah barunya. Arsel dan Raja yang datang membantunya justru menambah masalah Amel. Raja dan Arsel memperebutkan Amel, untuk mendapatkan hatinya. Kedekatan Amel dengan kedua pria tersebut, membuahkan pa...