Teman masa kecil

359 13 2
                                    

Yang nungguin Jimin cung 👆
Enjoy ya.

×××

"Pokoknya aku tidak mau di jodohkan." Ucap seorang pria pada kedua orang tuanya.

"Ayolah nak. Ibu dan Ayah sudah terlanjur berjanji pada paman Lee."

"Ya sudah kalau begitu Ayah dan Ibu saja yang menikah dengannya."

"Jimin! Ayah janji setelah ini Ayah tidak akan menuntut apapun lagi darimu." Ucapan sang Ayah membuat Jimin menatap kedua orang tuanya bergantian.

"Sungguh?" Tanya Jimin mulai tertarik.

"Hmm. Tapi dengan syarat kau harus cepat memberikan cucu pada kami."

"Deal!" Jawab Jimin cepat dengan menjabat tangan Ayahnya.

"Hanya cucu kan yang mereka mau. Itu urusan gampang bagiku. Yang penting aku bebas dan tanpa tuntutan apapun dari Ayah dan Ibu." Batin Jimin dalam hati.

Hari pun berlalu dan tibalah waktunya Jimin harus bertemu dengan wanita si calon istri yang akan di jodohkan padanya disebuah restaurant yang ada di hotel bintang lima.

Sang Ibu sudah memberikan foto seorang wanita dan hanya dengan sekali melihat Jimin pun mencari wanita itu diantara para pengunjung restaurant petang itu.

"Itu pasti dia." Ucap Jimin saat melihat seorang wanita yang sedang duduk seorang diri. Ia pun berjalan menghampirinya.

"Aera-ssi?" Tanya Jimin memastikan.

"Ya.." Jawab wanita itu dengan mengangkat kepalanya untuk melihat Jimin.

"Cute

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cute." Celetuk Jimin tanpa dia sadari dengan mata yang tidak berkedip saat menatap Aera.

"Ya?" Tanya wanita itu tidak mengerti. "Jimin? Benar kau Park Jimin?"

"Oh! Ah.. maksudku iya benar aku Jimin." Jawab Jimin dengan sedikit gugup.

"Silahkan duduk." Aera mempersilahkan Jimin untuk segera duduk.

"Terima kasih." Jimin pun duduk dihadapan Aera tanpa bisa mengalihkan pandangannya.

"Aku sudah memesan beberapa makanan. Jika ada yang tidak kau suka kau boleh memesan yang lain." Aera berbicara dengan senyum yang terus menghiasi wajah cantiknya.

"Aku suka semua makanan." Jawab Jimin yang membuat senyum Aera semakin lebar.

"Syukurlah." Ucap Aera lagi dan tidak lama makanan mereka pun datang.

Jimin dan Aera makan dengan tenang dan setelahnya mereka berdua pun mengobrol dan membicarakan apa saja. Jimin tidak menyangka jika Aera adalah seorang gadis periang dan mudah sekali di ajak berbicara.

"Jadi, kenapa kau menerima perjodohan ini?" Tanya Jimin tiba-tiba.

"Karena itu kau."

"Maksudmu?" Tanya Jimin tidak mengerti.

BTS ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang