27. Fanfic SasuSaku by Blossomss5

8 1 0
                                    

Embusan napas terdengar, Sakura yang sedang merapikan anak rambut ke belakang telinga tiba-tiba mengalihkan atensi karena merasakan geratan pada ponselnya yang berada di tas. Padahal ia baru saja bersiap untuk turun setelah ban mobil terhenti di depan pintu utama gedung bertingkat.

Mengecek ponsel, Sakura membaca pesan singkat dari sang kakak. Ia mengerutkn alis karena tidak biasanya Sasori menyuruh Sakura ke ruangan pria itu sepagi ini, kecuali ada sesuatu yang krusial yang ingin dibicarakan langsung kepada dirinya.

Keluar dari mobil, mata kehijauan menangkap sosok sang asisten yang lantas menghampiri dan memberi salam, Sakura menganggukkan kepala.

"Saya akan ke ruangan Direktur Sasori terlebih dahulu," ucap Sakura, kemudian mereka melangkah bersama dengan sang asisten yang mengikuti dari belakang.

Mereka memasuki elevator, dan setelah suara ding terdengar, Sakura lantas kembali berbicara kepada asistennya.

"Kalau saya belum keluar dari ruangan Direktur lebih dari satu jam, Anda bisa mengabarkan kepada tim bahwa saya sedikit terlambat di rapat pagi ini."

"Baik, Bu Wakil Direktur."

Sakura menganggukkan kepala untuk kesopan karena pria itu juga melakukannya, kemudian ia bergegas menuju ruangan sang kakak.

Baru saja dibukakan pintu, Sakura disambut oleh kakaknya yang melihat jam di tangan dengan alis berkerut.

"Terlambat 21 detik."

Sakura merotasikan bola mata sembari melangkah mendekat.

"Kutebak, bukan sesuatu yang penting??" tanya Sakura, tangannya bersedekap.

Mendengar hal itu, Sasori tertawa kecil dan menggelengkan kepala. Dia lantas mengambil sebuah majalah yang tergeletak di atas meja kerja, kemudian memberikan kepada sang adik semata wayang.

"Ini penting tahu."

Mengambil majalan bisnis berkover terbalik di hadapannya, Sakura lantas melihat kover depan, dan mengerutkan alis dalam. Rasa tak percaya lantas memenuhi dada, sebab lagi-lagi Uchiha Sasuke yang merupakan saingan bisnis sang tunangan, wajahnya terpampang sempurna di sampul majalah bisnis ternama itu.

Jika wajahmu tercetak di sana, itu sama dengan memamerkan mahkota yang baru saja didapatkan.

"Kenapa diam, apa yang kau pikirkan?" tanya Sasori, menatap Sakura dengan alis yang naik satu, pertanda bahwa pria itu sedang penasaran.

"Tak ada, aku mau rapat setengah jam lagi. Oh, aku pinjam majalahmu, sampai jumpa." Sakura melangkahkan kaki, sebelum keluar dari pintu, ia mendengar suara Sasori yang tak ingin majalahnya dibawa begitu saja.

Mungkin sang kakak pun belum selesai membaca.

Di ruangannya, Sakura mendudukkan tubuh dan memandangi wajah Uchiha Sasuke yang menjadi kover di majalah ternama bisnis―Worktime, yang adalah ajang bagi para pebisnis untuk menunjukkan kesuksesan mereka, dan siapa yang terbaik di bidang itu, dan lagi-lagi menampilkan wajah Uchiha Sasuke untuk yang ketiga kalinya. Ia mengembuskan napas, dan membaca isi majalah yang membeberkan betapa Uchiha Sasuke adalah pria jenius di dalam bisnis, yang dilahirkan untuk mengurus bisnis sehingga menjadi sesukses sekarang.

"Oh! Ini cukup buruk," ucap Sakura. Ia meletakkan majalah tersebut dengan agak kasar di atas meja, sementara itu ia duduk menyandar dengan kepala didongakkan, sembari mengusap wajah dengan kedua telapak tangan.

Menatap ke langit-langit ruangan, ia membayangkan bagaimana tunangannya akan bersikap setelah membaca majalah Worktime edisi terbatas tersebut. Bisa dibilang, hubungan mereka akan menjadi lebih buruk lagi.

***

Walau tak menyukai Uchiha Sasuke karena pria itu terkenal akan melakukan segala cara, kejam, dan licik. Namun, nasibnya serasa telah menjadi bubur. Bagaimana bisa Taka Corp adalah milik pria itu? Walau ia tahu perusahaan itu memang di bawah naungan Uchiha Group?

Dan segala kerusuhan ini bermula dari Direktur Sasori yang mengatakan bawah Taka Corp adalah milik Hatake Kakashi, ia juga ingat sempat mempelajari berkas-berkas dan bahkan menandatangani dokumennya, tetapi tak menemukan nama Uchiha Sasuke.

Padahal Sakura yang akan mengurus semua kerjasama ini, dan pria Uchiha itu adalah saingan bisnis dari tunangannya.

Sakura menatap sinis Sasori yang masih tertawa santai sembari meminum secangkir kopi. Mengembuskan napas, ia memijat pelipisnya.

"Apa Anda baik-baik saja, Nona Haruno?" tanya Uchiha Sasuke, menatapnya dengan kedua mata hitam nan tajam.

Sakura berdeham untuk memperbaiki ekspresinya, bagaimana pun mereka tengah duduk bersama untuk membicarakan bisnis dengan santai.

"Ah, Saya baik-baik saja. Mungkin agak kelelahan, Tuan Uchiha." Sakura tersenyum sebagai gestur bahwa ia tak apa-apa.

Uchiha Sasuke menganggukkan kepalanya sekali, kemudian melanjutkan pembicaraan mereka.

"Anda semua tahu perusahaan kami akan meluncurkan produk skincare yang tak hanya berguna untuk perawatan dari luar, tetapi juga dari dalam. Maka dari itu, kami memerlukan bantuan Anda di bidang ini."

Setelah mendengar ucapan Sasuke, Sakura kembali membaca jurnal perencanaan produk.

"Vitamin E 250 memang biasanya dijual secara terpisah, yang mana tidak satu produk atau berbeda merk, atau dari perusahaan yang berbeda pula. Produk skincare kebanyakan lebih fokus kepada peremajaan dari luar." Sakura berbicara, menatap Uchiha Sasuke.

"Benar. Ditambah lagi Vitamin E 250 sangat baik bagi wanita yang sedang dalam penyembuhan PCOS, bukan."

Sakura menganggukkan kepalanya, sedikit merasa bahwa Uchiha Sasuke tidaklah seperti yang dirumorkan. Dia sangat profesional, dan serius saat membicarakan bisnis, walau kini tengah bekerjasama dengan perusahaan yang dibawah milik keluarga pria itu.

Beberapa saat berlalu, mereka berdiri setelah pembicaraan selesai. Setelah bersalaman dengan Sasori, pria itu menatap Sakura dan mengulurkan tangan. Sakura pun lantas menyambutnya, merasakan tangan yang kuat dan cukup kasar untuk ukuran pria sekaya dia.

Sebagai wakil dari Sasori, Sakura mengantarkan pria itu untuk turun ke bawah. Mereka melangkah bersama, sesekali bercerita.

"Tidak saya sangka ternyata Tuan Hatake adalah asisten pribadi Anda, Tuan Uchiha."

"Benar, itu sebagai seleksi alami."

Tertawa kecil, Sakura menggelengkan kepala. Benar, jika memakai nama pria itu, maka orang-orang akan menjilatnya untuk bisa bekerjasama. Namun, dengan Hatake Kakshi, yang bekerjasama adalah orang-orang yang benar berkompeten di bidang ini.

"Pantas saja Direktur Sasori sangat senang belakangan ini. Senyumnya tak lepas sampai saya sangat kesal, ternyata karena Anda, Tuan Uchiha."

Sasuke tersenyum tipis karena melihat keakraban yang kuat antara Haruno bersaudara itu.

Sesampainya di bawah, mobil telah terparkir di depan pintu utama gedung, Sakura dan Sasuke berdiri di sana sejenak sebelum berpisah, mereka kembali bersalaman.


.

.

.

Full hanya untuk klien.

Terima kasih sudah pesan ff SasuSaku ke Erza. :)

WRITING COMMISSION - Terima Jasa MenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang